Danau Tempe
Harga Tiket Masuk: Gratis - Rp125.000Jam Buka: 24 JamNomor Telepon: -Alamat: -, Tana Sitolo, Wajo, Sulawesi Selatan, -Danau Tempe merupakan wisata populer yang menawarkan pesona alamnya di Wajo, Sulawesi Selatan. Danau ini memegang rekor danau alami terbesar kedua di Pulau Sulawesi. Danau yang juga bagian dari Teluk Pare-pare dan Teluk Bone yang menghubungkan Selat Makasar.
Kementerian Lingkungan Hidup telah menetapkan kawasan danau sebagai salah satu danau prioritas nasional. Areanya yang luas mencakup 350 ribu meter2, dengan kedalaman air rata-rata 5 meter. Wisatawan juga bisa mendapatkan pengalaman menarik tak terlupakan dengan mengenal lebih dekat budaya sekitarnya.
Harga Tiket Masuk Danau Tempe
Untuk memasuki objek wisata danau ini pengunjung tidak dibebankan biaya. Wisatawan hanya dikenakan biaya jika ingin naik kapal berkeliling danau.
Tarif | |
Tiket Masuk | Gratis |
Sewa Katinting menuju danau | Rp. 150.000 kapasitas 4 orang |
Sewa Katinting berkeliling danau/ ke rumah apung | Rp. 75.000 |
Baca: 9 Tempat Wisata Terbaik di Sulawesi Selatan
Jam Buka
Waktu operasional | Jam Buka |
Setiap Hari | 24 Jam |
Aktivitas Wisata di Danau Tempe
Berkeliling danau merupakan salah satu aktivitas favorit wisatawan. Menikmati keindahan pulau-pulau kecil di sekitar, atau sekedar bersantai di atas kapal. Berbagai aktivitas menarik lainnya juga bisa dilakukan. Berikut beberapa diantaranya.
Naik Katingting
Dari kota Makasar wisatawan menuju Wajo kemudian perjalanan dilanjutkan dari kota Sengkang. Dari tepi sungai Walanae, wisatawan akan mengakses menuju Danau Tempe. Kurang dari satu jam, wisatawan akan diantar dengan perahu motor Katinting menuju lokasi.
Wisatawan dapat menyewa Katingting berkapasitas maksimal 4 orang ini untuk mengarungi perairan. Menyusuri area sungai, suasana alami telah mulai disajikan sepanjang perjalanan.
Baca: PANTAI LOSARI Tiket & Ragam Aktivitas
Berkeliling Danau
Danau Tempe dikelilingi oleh barisan pegunungan yang menambah keindahan dari danau tersebut. Untuk menikmati pesona alamnya lebih dekat, wisatawan bisa menggunakan perahu untuk menelusuri danau.
Kawasan wisata ini dikelilingi oleh barisan pegunungan. Wisatawan juga akan menjumpai berbagai tanaman serta bunga air yang membuatnya terlihat asri. Menjelajahi setiap sudutnya, wisatawan akan disuguhi keanekaragaman hayati yang mempesona. Saat pagi ataupun sore hari, perpaduan keindahan langit dan pantulan cahaya perairan sangat menawan.
Baca: PANTAI TANJUNG BIRA Tiket & Ragam Aktivitas
Menyusuri Kampung Terapung
Saat mengelilingi danau, wisatawan bisa menemukan puluhan rumah terapung milik para nelayan. Di atas permukaan air danau, perkampungan apung nelayan pun terbentuk. Dibutuhkan perjalanan selama 30 menit dari pinggir danau menggunakan Katinting mencapai kampung nelayan ini.
Rumah terapung warga yang usianya mencapai puluhan tahun tersebut menjadi tujuan wisata tersendiri. Masyarakat pun dengan ramah menyambut wisatawan yang ingin merasakan berada di dalamnya. Dari rumah terapung, wisatawan dapat menikmati suasana kampung nelayan serta burung-burung belibis lalu lalang.
Konstruksi rumah apung dibentuk dari ratusan batang bambu di bagian bawah yang membuatnya mengapung. Rumah ditambatkan pada tiang kayu atau bambu agar tidak hanyut. Posisinya kerap berubah karena mengikuti arus dan embusan angin.
Baca: LAPPA LAONA Tiket & Ragam Aktivitas
Mengunjungi Puluhan Pulau Kecil
Revitalisasi Danau Tempe menghadirkan puluhan pulau kecil di kawasan danau tersebut. Material hasil pengerukan ditempatkan pada area tertentu untuk kemudian menjadi pulau-pulau kecil. Mengelilingi danau, wisatawan dapat melihat pulau-pulau hasil revitalisasi tersebut.
Menembus jalur di antara pulau-pulau kecil, terlihat tanaman dan pepohonan tumbuh di atas lahannya. Daratan sempit tersebut dapat dijadikan konservasi serta pemberdayaan ekonomi. Adanya area pulau-pulau ini juga menjadi daya tarik yang unik bagi wisatawan.
Menyaksikan Burung-burung Air
Dari atas Katingting (perahu), wisatawan dapat menyaksikan berbagai jenis burung singgah dan terbang. Burung-burung air tersebut mengiringi perjalanan menelusuri perairan Danau Tempe dengan kicauan yang merdu.
Danau ini berada di rute migrasi antar benua dari beberapa jenis burung. Burung-burung tersebut berpindah dari benua Asia ke benua Afrika, sesuai dengan pergantian musim.
Danau ini pun menjadi tempat persinggahan burung-burung tersebut. Beberapa jenisnya merupakan jenis yang dilindungi keberadaannya oleh badan konservasi burung dunia.
Mengenal Sejarah Danau
Dengan luasnya, danau ini pernah menjadi penghasil ikan tawar terbesar di Indonesia bagian Timur. Diperkirakan, sentra perikanan air tawar ini berada tepat di lempeng benua Australia dan Asia.
Selama berkunjung, wisatawan dapat mengenal sejarah danaunya dengan mengunjungi museum Saoraja Malagga. Lokasinya sekitar 8 kilometer dari Danau Tempe, tepatnya di Jalan Ahmad Yani, kota Sengkang. Bangunan yang awalnya merupakan rumah raja ini kemudian dialih-fungsikan untuk menyimpan koleksi benda bersejarah.
Di depan museum dipajang jangkar kapal yang tingginya sekitar dua meter. Jangkar itu berasal dari kapal besar yang mungkin karam di tengah Danau. Danau ini di masa lalu digambarkan sebagai poros dua jalur pelayaran strategis di Sulawesi Selatan.
Berburu Latar Foto
Nuansa sekitar danau yang masih asri memberikan pemandangan yang menarik bagi wisatawan.
Tanaman enceng gondok dengan bunga-bunganya yang mengapung menghiasi permukaan danau. Burung bangau atau belibis pun terlihat tersebar di berbagai sudut kawasan danau.
Dengan segala perpaduan keindahannya, danau ini memberikan latar berfoto yang alami. Danau ini juga kerap didatangi wisatawan pecinta fotografi untuk menambah koleksi hasil jepretannya.
Melihat Kemeriahan Festival Danau Tempe
Ritual Maccera Tappareng senantiasa digelar pada tangga 23 Agustus setiap tahunnya. Upacara penyucian danau ini dilakukan dengan adanya pemotongan sapi yang dipimpin ketua nelayan. Festival ini diadakan sebagai bentuk rasa syukur masyarakat atas hasil yang diperoleh nelayan.
Festival Danau Tempe juga sering berbagai atraksi wisata seperti lomba perahu tradisional, dan perahu hias. Gelarannya juga dimeriahkan lomba layang-layang tradisional serta pemilihan anak dara dan kallolona Tanah Wajo. Lomba menabuh lesung dan berbagai pagelaran seni tradisional lainnya pun turut meramaikan festival.
Festival laut ini merupakan budaya lokal yang hingga kini masih rutin dilakukan setiap tahunnya. Pada perayaannya, semua peserta upacara Maccera Tappareng memakai baju bodo (pakaian adat orang Bugis).
Memancing dan Menangkap Ikan
Selain wisata, danau yang dimuarai 23 sungai ini menyimpan beragam spesies ikan air tawar.
Wisatawan bisa melihat langsung aksi para nelayan menangkap ikan dengan menggunakan jaring. Jika beruntung, wisatawan bisa melihat para nelayan mendapatkan tangkapan cukup banyak usai menabur jaringnya.
Wisatawan yang hobi memancing, bisa menyalurkannya disini. Pada musim air tinggi alat tangkap yang digunakan umumnya jaring insang/gillnet (lanra). Tangkapan utamanya adalah ikan nila dan tawes serta anco/lifnet (tongkang).
Sedangkan musim air surut, menggunakan teknik khas Danau Tempe yaitu Bungka toddo dan palawang. Target tangkapannya semua jenis ikan yang terjebak karena mengikuti pergerakan air yang surut. Alat tangkap dominan lainnya yaitu perangkap kawat (jabba kawat) untuk daerah rawa padat tumbuhan.
Food Festival di Danau Tempe
Berbagai perhelatan digelar untuk menambah daya tarik wisata. Salah satunya Danau Tempe Street Food yang menarik sekitar seribu wisatawan untuk meramaikannya.
Sejumlah kuliner khas Wajo seperti Kaju Parappe, Nasu Bale, Bajabu, serta Bale Rakko disajikan. Tak ketinggalan Lawa, Kaju Paria, Tapa Bale, Ronto, Sokko Pipi, Pasere Bale, Sarabba, dan Burongka. Selain kuliner khas, festival ini juga mengusung komoditi lainnya seperti kain sutra.
Kawasan Sumber Air
Air yang melimpah juga berfungsi sebagai sumber air untuk kawasan di sekitarnya. Nama danau ini diambil dari kata ‘Timpai’ yang berarti tempat untuk mengambil air. Hal ini mencerminkan hubungan erat aktivitas kehidupan manusia dengan air, bahkan untuk mengaliri persawahan.
Danau Tempe telah menjadi habitat hewan air yang sekaligus bahan pangan seperti ikan gabus. Penambahan ruang air dilakukan dengan melakukan pengerukan. Pengeloaan bendungan alam dilakukan untuk menjaga persediaan air di musim hujan maupun musim kemarau.
Hal tersebut memungkinkan wisatawan dapat datang menikmati keindahan danau di setiap musim. Wisatawan akan leluasa menentukan waktu berlibur ke kawasan wisata alam ini. Dengan fungsi sebagai sumber air, wisatawan harus turut menjaga kebersihan dan kealamian perairan danau.
Fasilitas Wisata
Berbagai fasilitas wisata ditawarkan memadai di Danau Tempe, seperti toilet umum dan mushola. Tempat penjual makanan hingga penginapan pun tersedia di kawasan wisata ini. Untuk memperoleh informasi seputar fasilitas, wisatawan bisa mendapatkannya dari warga.
Lokasi Wisata Danau Tempe
Objek wisata danau ini berada di Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan. Akses menuju lokasi dapat ditempuh melalui jalur darat dari pusat Kota Sengkang. Dari kota Makasar, dibutuhkan sekitar 6 jam ke tanah Wajo. Tujuh kilometer dari kota Sengkang, wisatawan mulai naik perahu dari tepi sunga Walanae. Perjalanan kemudian dilanjutkan dengan menaiki perahu motor (Katinting) sekitar 50 menit.