Kete Kesu
Harga Tiket Masuk: Rp10.000Jam Buka: 24 JamNomor Telepon: -Alamat: Jl. Ke’te’ Kesu’, Kampung Bunoran, Kelurahan Panta’rukan Lolo, Kecamatan Kesu, Toraja Utara, Sulawesi Selatan, 91834Kete Kesu merupakan desa wisata yang terkenal sebagai ikon Tana Toraja. Wisata adat Kete Kesu berhasil meraih “kampung adat terpopuler” ajang Anugerah Pesona Indonesia 2017. Destinasi ini disebut juga sebagai Traditional Village Megalith atau Desa Tradisional Era Megalitikum.
Desa yang memiliki seluruh komponen dalam sebuah tradisi pemukiman Toraja. Jajaran tongkonan, menhir, hutan kecil, serta kompleks kubur batu menjadikannya satu “Toraja Kecilâ€. Keseluruhannya merupakan warisan budaya dan alam yang masih asli.
Harga Tiket Masuk Desa Kete Kesu
Memasuki desa wisata ini wisatawan akan dikenakan biaya tiket. Harga tiket berlaku sama untuk setiap pengunjung. Baik anak-anak maupun dewasa.
Harga Tiket | |
Harga Tiket Masuk | Rp10.000 |
Baca: Tempat Wisata Terbaik Di Toraja
Jam Buka
Kawasan wisata ini buka dari setiap hari selama 24 jam.
Waktu operasional | Jam Buka |
Senin – Minggu | 24 jam |
Ragam Aktivitas Wisata di Kete Kesu
Melihat dan menyusuri jejeran rumah adat Tongkanan adalah hal paling sering dilakukan wisatawan. Memang keindahan desa wisata ini salah satunya karena keberadaan rumah adat yang masih terjaga. Selain Tongkonan masih banyak hal lain yang bisa dilakukan, berikut beberapa diantaranya:
Menyusuri Jajaran Rumah Adat
Memasuki kawasan desa adat ini wisatawan langsung disuguhi pesona keindahan arsitektur dan keramahan warga sekitar. Setiap sudut bangunan diyakini sebagai saksi cikal bakal sejarah keberadaan masyarakat di Tana Toraja. Hamparan persawahan mengelilingi jajaran lumbung dan rumah adat suku Toraja yang disebut Tongkonan.
Tongkonan awalnya adalah tempat berkumpulnya para bangsawan Tana Toraja untuk berdiskusi. Terbuat dari kayu uruh dan bambu, bentuk atapnya menyerupai perahu sebagai pengingat kendaraan leluhur. Salah satu Tongkonan diperkirakan berusia 700 tahun, sekaligus tempat peradaban Toraja lahir dan berkembang.
Rumah adat berusia ratusan tahun ini sudah ditetapkan UNESCO sebagai cagar budaya. Tingkat kemakmuran dan derajat sosial keluarga Toraja dilihat dari jumlah tanduk kerbau yang dipajang. Tongkonan juga memiliki nama dan fungsi seperti tempat menjalankan aturan adat, bermusyawarah hingga peradilan.
Mengunjungi Situs Pemakaman Kuno
Selain rumah adat, Kete Kesu memiliki situs pemakaman kuno peninggalan purbakala berusia ratusan tahun. Wisatawan dapat melihat makam goa dan makam tebing yang merupakan pemakaman tertua di dunia. Areal pekuburan berada di lereng bukit karst bagian belakang Tongkonan.
Masyarakat Toraja mempunyai tiga cara untuk menyimpan jenazah keluarga. Peti mati (erong) dapat diletakkan di goa, dalam rumah batu ukir, atau digantung di tebing. Bentuk erong yang ada terdiri atas bentuk hewan (kerbau dan babi) dan bentuk rumah tongkonan.
Menikmati Pemandangan Khas Desa
Pemandangan desa adat ini terlihat indah dengan suasana pedesaan yang sangat kental. Berada pada ketinggian 800 mdpl, suasana panorama alamnya eksotik.
Daya tarik utamanya tentu saja deretan tongkonan dan belasan lumbungnya (alang). Wisatawan dapat melihat lapangan upacara, sawah serta areal penggembalaan.
Hutan bambu juga masih bisa ditemukan diantara areal pemukiman dan areal pemakaman. Bambu merupakan bahan utama dalam setiap upacara maupun bahan baku rumah.
Menengok Koleksi Museum
Di antara jajaran Tongkonan, terdapat satu rumah yang bernama Tongkonan Rura. Tongkonan Rura saat ini difungsikan sebagai museum yang berisi koleksi benda adat kuno Toraja di dalamnya. Wisatawan dapat menelusuri jejak sejarah dan peradaban Tana Toraja di dalamnya.
Benda-benda di dalam museum menjadi semacam contoh hasil kebudayaan material Toraja. Beberapa di antaranya yaitu ukiran, senjata tajam, hingga keramik. Tak luput terdapat sebuah bendera merah putih yang pertama kali berkibar di Toraja.
Menyaksikan Upacara Adat di Desa Kete Kesu
Kete Kesu merupakan cagar budaya dan pusat berbagai upacara adat Tana Toraja. Juni-Desember merupakan waktu paling tepat untuk melihat berbagai upacara adat di sini. Wisatawan dapat menyaksikan kekayaan adat dan budaya eksentrik seperti Rambu Solo, maupun Rambu Tuka.
Areal upacara adat (rante) berada di sisi utara, berjarak sekitar 50 meter dari Tongkonan. Dengan luas sekitar 2000 m2, terdapat belasaan menhir (simbuang) berdiri di rante tersebut. Ukuran dan ketebalan menhir bervariasi, yang terbesar tingginya 3,85 meter sedangkan terkecil 0,4 meter.
Terpeliharanya hutan bambu merupakan bagian dari bahan utama dalam setiap upacara. Salah satunya pada ritual Ma’Nene yang digelar secara rutin setiap tahun. Pada prosesi adat tersebut, warga membersihkan jasad para leluhur serta mengganti pakaiannya.
Baca: PANTAI LOSARI Tiket & Ragam Aktivitas – Juni 2020
Berfose dengan Latar Eksotis
Wisatawan dapat menjumpai banyak tempat instagramable di dalam kawasan desa wisata Kete Kesu. Kamera menjadi senjata untuk mengkoleksi latar eksotis khas Toraja di setiap sudutnya. Terdapat begitu banyak sudut-sudut yang cantik, tempat wisatawan mengabadikan kenangan di Kete Kesu.
Kerbau belang ini menjadi bintang utama untuk berfose bersama. Kerbau istimewa yang harganya bisa mencapai ratusan juta ini menjadi incaran wisatawan untuk berfoto.
Membeli Cinderamata Antik
Di dalam kompleks wisata Kete Kesu tersedia berbagai macam toko souvenir. Toko-toko tersebut menyediakan aneka ragam oleh-oleh khas desa adat ini. Wisatawan dapat membeli cinderamata yang antik serta unik dengan harga yang relative murah.
Lokasi Desa Wisata Kete Kesu
Desa Kete Kesu berada di Jl. Ke’te’ Kesu’, Kampung Bunoran, Kelurahan Panta’rukan Lolo, Kecamatan Kesu, Toraja Utara, Sulawesi Selatan.
Dari Bandara Internasional Sultan Hassanudin Makassar, wisatawan dapat melanjutkan perjalanan menggunakan bus. Waktu tempuh Makassar ke Toraja berkisar 8 – 9 jam melalui jalur darat. Wisatawan dapat menggunakan alternatif penerbangan lokal Makassar – Toraja, namun penerbangannya sangat jarang.
Lokasinya sekitar 5 km dari pusat kota Rantepao menggunakan jalur darat. Wisatawan bisa menggunakan transportasi umum seperti angkutan umum, bemo atau ojek. Untuk wisatawan yang ingin menyewa mobil atau motor pun tersedia.