Beranda Tempat Wisata

Museum Benteng Heritage Wisata Budaya Tionghoa

0
Interior Museum Benteng Heritage
Koleksi dan lukisan Museum Benteng Heritage - Foto: Google Maps/Bayu Fitri

Museum Benteng Heritage

Harga Tiket Masuk: Rp10.000 - Rp50.000Jam Buka: 10.00 - 17.00Nomor Telepon: -Alamat: Jalan Cilame No. 18&20, RT.001/RW.004, Pasar Lama, Tangerang, Tangerang, Banten, 15118

Sebagai salah satu kota besar dan padat penduduk, Tangerang memiliki keterkaitan erat dengan perkembangan kebudayaan Tionghoa sejak dulu. Banyak peninggalan menarik yang bisa ditelusuri di kota ini, salah satunya dengan mengunjungi Museum Benteng Heritage di kawasan Pasar Lama, Tangerang.

Tidak hanya mengoleksi artefak, museum kebudayaan Tionghoa pertama di Indonesia tersebut sering terlibat aktif dalam pelestarian budaya Tionghoa di Indonesia. Berwisata ke museum ini dijamin akan memberikan sensasi berbeda serta pengalaman yang tak terlupakan.

Tiket Masuk

Pengunjung akan dikenakan tarif tiket masuk yang beragam sesuai kalangan. Tiket ini sudah termasuk guide atau pemandu untuk tur selama 45 menit.

Harga Tiket Masuk
Umum Rp20.000
Pelajar Rp10.000
Mahasiswa Rp15.000
Wisatawan mancanegara Rp50.000
Tur Heritage Walk (min. 10 orang) Rp50.000

Baca: 28 Tempat Wisata Pilihan Di Tangerang

Jam Operasional

Museum Benteng Heritage dibuka untuk umum enam hari dalam seminggu. Pengunjung wajib mengikuti tur museum dan tidak diperkenankan berkeliling sendirian.

Jam Buka
Selasa – Minggu 10.00 – 17.00 WIB
Senin Libur

Daya Tarik Museum Benteng Heritage

Eksterior Museum Benteng Heritage
Museum Benteng Heritage tampak luar – Foto: Google Maps/audy mafri

Museum Benteng Heritage memanfaatkan sebuah bangunan bekas rumah tinggal yang diperkirakan sudah ada sejak abad ke-17. Bangunan ini direstorasi dan direnovasi untuk lebih menonjolkan karakter budaya Tionghoa di Indonesia. Di museum ini, pengunjung akan diajak menelusuri jejak warga Tionghoa yang sudah ada di Indonesia sejak tahun 1407 melalui koleksi artefak yang beragam. Koleksi itu meliputi patung, keramik, foto dan lukisan, pakaian, hingga mainan khas Tionghoa.

Perlu diingat bahwa terdapat aturan ketat yang berlaku bagi pengunjung Museum Benteng Heritage. Pengunjung tidak diperkenankan memotret di lantai 2 yang menyimpan ragam koleksi museum. Satu-satunya waktu yang diperbolehkan adalah ketika hari jadi museum yang jatuh pada tanggal 11 bulan 11.

Baca: Upside Down World Alam Sutera Tiket & Spot Foto

Keunikan Arsitektur dan Interior Bangunan

Ukiran legenda Sam Kok
Ukiran Legenda Sam Kok yang menghiasi tiang penyangga bangunan museum – Foto: Google Maps/doni wihardyanto

Asal-usul nama Museum Benteng Heritage ternyata sangat berkaitan dengan sejarah Tionghoa di Indonesia sendiri. Dulu, pihak Belanda membangun benteng pertahanan di Tangerang selama menghadapi perlawanan dari kerajaan-kerajaan di Banten. Masyarakat yang tinggal di sekitar benteng tersebut ternyata merupakan warga keturunan Tionghoa asli Tangerang. Oleh karena itu, museum ini dinamakan Museum Benteng Heritage.

Ketika memasuki bangunan museum, pengunjung akan melihat dan merasakan secara langsung kondisi salah satu bangunan tertua di Tangerang. Pintu dan jendela bangunan merupakan salah satu ornamen asli yag dipertahankan sejak abad ke-17. Tiang penyangga utama bangunan pun terbuat dari kayu shi, jenis kayu yang semakin tua justru semakin kokoh.

Baca: OCEAN PARK BSD Tiket & Wahana

Pengunjung akan langsung disambut dengan dua patung singa dari batu atau Cioh Sai. Sebagian kecil koleksi patung dan artefak museum pun tertata di lobi. Loket masuk dihias apik dengan ornamen khas Tionghoa.

Setiap dinding tidak ada yang luput dari lukisan atau foto lama kondisi Tangerang di zaman dulu. Di tengah bangunan, terdapat area terbuka yang dihiasi ukiran-ukiran. Dekorasi ini bukanlah ukiran biasa, melainkan pemaparan kisah Jenderal Kwang Kong yang menjadi bagian dari Legenda Sam Kok.

Ragam Koleksi Museum

Interior Museum Benteng Heritage
Koleksi dan lukisan Museum Benteng Heritage – Foto: Google Maps/Bayu Fitri

Koleksi Museum Benteng Heritage sangat kaya dan beragam. Setiap benda dikumpulkan sendiri oleh sang pendiri dan pemilik museum, Udaya Halim atau Lim Cin Peng. Koleksi ini meliputi artefak berukuran kecil hingga perabotan yang ada.

Koleksi yang paling kentara adalah patung dan barang keramik atau porselen yang dipajang di meja, rak, serta lemari kaca. Ada juga artefak yang ditemukan ketika penggalian untuk keperluan restorasi bangunan, seperti gigi dan kerang-kerang. Seluruh koleksi ini mengandung unsur budaya Tionghoa yang sangat kental.

Hal unik yang tidak boleh dilewatkan lainnya adalah timbangan opium dari berbagai negara yang ditata di meja kaca. Selain itu, pengunjung juga bisa melihat mainan mahjong kuno, pakaian tradisional, serta botol-botol kecap sejak dulu hingga sekarang. Tangerang memang memiliki komoditi populer berupa kecap yang dikenal sebagai ‘kecap benteng’.

Baca: Taman Bambu Tangerang Keunikan Dekorasi Bambu

Selain itu, pengunjung juga bisa memasuki ruangan khusus untuk melihat koleksi kamera tua. Kamera-kamera tersebut merupakan koleksi pribadi pemilik museum yang masih berfungsi dengan baik. Selain itu, terdapat pemutar piringan hitam lengkap dengan berbagai piringan hitam langka. Jika beruntung, pengunjung akan diperdengarkan beberapa di antaranya, seperti lagu Indonesia Raya yang direkam di tahun 1950-an.

Agenda Kegiatan

Loket tiket masuk
Loket tiket yang dihiasi ornamen khas Tionghoa – Foto: Google Maps/Mardie Wu

Museum Benteng Heritage juga sering dijadikan tempat berkumpulnya komunitas pecinta sejarah, khususnya budaya Tionghoa Indonesia. Museum ini juga terlibat aktif dalam penyelenggaraan berbagai acara kebudayaan Tionghoa. Beberapa di antaranya adalah Cap Go Meh dan Perayaan Peh Cun.

Pengunjung yang ingin mencicipi kuliner peranakan Tionghoa Benteng bisa mencobanya di restoran yang tersedia dalam museum. Restoran ini menyediakan hidangan khas Tionghoa Benteng untuk makan siang atau makan malam yang halal. Sehingga, seluruh kalangan bisa turut merasakannya kenikmatannya tanpa perlu khawatir.

Klenteng Boen Tek Bio

Klenteng Boen Tek Bio
Klenteng Boen Tek Bio yang berada di pasar lama tangerang berjarak sangat dekat dengan museum ini. Foto: Google Maps/Eka Setiawan

Berada di tengah keramaian Pasar Lama, suasana di sekitar museum pun sangat kental dengan nuansa Tionghoa. Apalagi jika mendekati hari raya etnis Tionghoa, kawasan ini akan ramai dengan pedagang yang menjajakan berbagai keperluan perayaan. Sebut saja ketika menjelang Imlek, Pasar Lama akan ramai dengan para penjual amplop ang pau atau kue keranjang.

Bangunan di sekitar museum pun memiliki ciri khas bangunan tua Tionghoa. Tak jauh dari lokasi museum, terdapat Kelenteng Boen Tek Bio yang dibangun pada tahun 1775. Kawasan ini memang merupakan zero point alias asal-muasal berkembangnya Tangerang menjadi sebuah kota. Dengan berkunjung kemari, wisatawan akan merasakan serta menyaksikan langsung sejarah dan budaya Tionghoa Benteng yang masih bertahan hingga sekarang.

Baca: Lubana Sengkol Tiket & Aktivitas

Fasilitas Museum Benteng Heritage

Hal utama yang harus diperhatikan ialah ketiadaan lahan parkir di museum ini. Pengunjung yang membawa kendaraan pribadi bisa memarkirkan kendaraannya di kawasan Pasar Lama. Fasilitas umum yang tersedia antara lain toilet, restoran, toko souvenir,dan penyewaan pakaian tradisional Tionghoa.

Lantai satu juga bisa direservasi sebagai tempat acara keluarga atau instansi, seperti ulang tahun atau perkawinan adat Tionghoa. Tersedia berbagai pilihan paket acara mulai dari ulang tahun hingga wisata kuliner dan foto pre-wedding.

Lokasi Museum Benteng Heritage

Museum Benteng Heritage berada di Jalan Cilame nomor 20, Pasar Lama, Tangerang, Banten. Lokasinya tidak jauh dari Kelenteng Bio Boen Tek. Transportasi umum untuk mencapai ke sana yaitu Commuter Line jurusan Tangerang. Museum ini bisa dicapai dengan jarak 300 meter berjalan kaki atau menaiki angkot atau becak. Untuk info dan reservasi, hubungi nomor (021) 557-911-39 atau surel info@bentengheritage.com.

TIDAK ADA KOMENTAR

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan berkomentar
Silakan masukkan nama Anda di sini

Exit mobile version