Beranda Tempat Wisata

TUMURUN PRIVATE MUSEUM Ragam Koleksi Unik & Antik

0
Lukisan yang ada di Museum Tumurun
Lukisan yang ada di Museum Tumurun. Foto: Gmap/aulia dian permata

Temurun Private Museum

Harga Tiket Masuk: GratisJam Buka: 13.00 - 15.00Nomor Telepon: +622717463320Alamat: Jl. Kebangkitan Nasional No.2/4, Sriwedari, Laweyan, Surakarta, Jawa Tengah, 57141

Objek wisata berupa museum mungkin kurang terlalu menarik bagi kaum millenial. Namun, siapa bilang jika museum itu selalu membosankan? Buktinya adalah Tumurun Private Museum yang ada di Kota Surakarta atau Solo ini. Yang menyajikan karya – karya menakjubkan dan bahkan sangat instagramable untuk dijadikan objek berfoto.

Dinamakan private museum, karena memang museum ini berasal dari koleksi pribadi. Meski begitu, pengunjung dapat bebas berkunjung. Namun tentu dengan beberapa aturan yang harus ditaati. Jika ini milik pribadi, siapakah pemilik dari museum pribadi ini?

Harga Tiket Masuk Tumurun Private Museum

Ketika memasuki museum ini, pengunjung akan menyaksikan mahakarya yang luar biasa. Tempatnya yang bernuansa modern membuat pengunjung berpikir bahwa tiket masuknya mahal. Namun hal ini sangat berbanding terbalik, dimana harganya sangatlah terjangkau. Bahkan dengan tanpa biaya pun pengunjung dapat dengan bebas masuk ke sini.

Harga Tiket Masuk
Tiket masukGratis

Baca: THE HERITAGE PALACE Solo Tiket & Atraksi

Jam Operasional

Untuk mengunjungi museum ini, wisatawan harus memperhatikan waktu dan hari kunjungan. Karena jam operasional berbeda – beda tiap harinya. Dan berbeda dari tempat wisata lainnya, bahwa saat akhir pekan justru waktu kunjungan lebih singkat. Dan sesekali, pihak museum membuka jadwal khusus dengan sistem appointment dengan mengirim surat via email.

Jam Operasional
Selasa – Minggu13.00-15.00

Pemilik Tumurun Private Museum

Salah Satu Ruangan di dalam Museum Tumurun
Salah Satu Ruangan di dalam Museum Tumurun. Foto: Gmap/Rendy Suryo

Karena museum ini merupakan koleksi pribadi, sehingga pengunjung harus membuat jadwal kunjungan. Yaitu dengan mengirimkan email atau WhatsApp kepada pengelola tiga hari sebelumnya. Meskipun terlihat rumit aksesnya, namun jika sudah masuk ke dalamnya semua akan terbayar. Pengunjung akan menyaksikan mahakarya yang begitu indah dari sang maestro seni.

Ada sekitar 120 koleksi karya seni di museum ini. Sang pendiri sekaligus pemilik museum adalah raksasa bisnis tekstil, Sri Rejeki Isman (Sritex) Group. Yaitu koleksi milik keluarga H.M. Lukminto, yang hobi mengoleksi barang seni. Yang diwariskan secara turun – temurun, sehingga dinamakan “Museum Tumurun”.

Baca: 11 Tempat Wisata Terbaik di Solo

Museum ini sangat dijaga oleh sang pemilik beserta pengelolanya. Pengunjung yang masuk pun dibatasi, serta tidak bisa langsung datang begitu saja. Pengunjung pun harus mentaati tata tertib yang sudah ditetapkan. Hal ini untuk menjaga supaya hasil karya seni tetap baik dan tidak rusak.

Kehati – hatian saat Berkunjung ke Museum

Lukisan yang ada di Museum Tumurun
Lukisan yang ada di Museum Tumurun. Foto: Gmap/aulia dian permata

Museum Tumurun ini menerapkan peraturan yang cukup ketat bagi wisatawan yang berkunjung. Aturan tersebut diantaranya tidak boleh membawa makanan dan minuman, serta tidak boleh membawa tas.

Pengunjung hanya diperbolehkan membawa kamera atau handphone saja, sementara barang bawaan lain dititipkan. Dan ketika mengambil foto ataupun video, tidak diperbolehkan menggunakan flash.

Pengunjung akan dibawa berkeliling pemandu selama kurang lebih 1 jam. Di sini, pemandu akan menjelaskan berbagai karya seni yang dilewati. Di setiap karya seni terdapat barcode yang dapat di scan oleh pengunjung dengan smartphone. Namun ingat, pengunjung tidak boleh memegang atau menyentuh karya seni dan koleksi lainnya.

Baca: Keraton Surakarta Hadiningrat Tiket & Pesona

Koleksi Museum Tumurun

Mobil Antik Dodge tahun 1948
Mobil Antik Dodge tahun 1948. Foto: Gmap/AISYAH S

Museum ini terdiri dari dua lantai, namun pengunjung umum hanya diperbolehkan di lantai pertama. Hal ini dikarenakan lantai dua memuat seni karya milik maestro terkenal, yang sayangnya sudah meninggal. Ditambah lagi, karya tersebut sudah berusia sangat tua, sehingga rapuh. Jadi, dikhawatirkan jika ada kunjungan pengunjung, karya seni ini dapat rusak.

Di lantai pertama, pengunjung akan disambut dengan berbagai koleksi mobil antik pemilik museum. Mobil antik seperti Dodge tahun 1948 hingga Mercedez-Bens tahun 1972. Semuanya tampak sangat terawat dan berwarna mengkilap. Pengunjung boleh berfoto di dekatnya, namun tetap tidak diperbolehkan memegang, apalagi menaikinya.

Baca: Royal Water Adventure Solo Tiket & Wahana

Ada juga karya yang begitu menarik perhatian dan sangat instagramable. Yaitu patung mata yang sangat tinggi berwarna biru dan merah. Berbagai lukisan unik dan menarik dipajang di setiap sisi dinding. Di setiap lukisan ini mengandung makna tersendiri dari sang pelukis.

Patung Mata di Tengah – tengah Museum

Changin Perspective berupa Patung Biru Raksasa Karya Wedhar Riyadi
Changin Perspective berupa Patung Biru Raksasa Karya Wedhar Riyadi. Foto: Gmap/marudesign indonesia

Changin Perspective, patung mata biru raksasa karya Wedhar Riyadi ini pernah menjadi ikon ARTJOG 2017. Patung ini berbentuk mata raksasa yang mengambang, memiliki makna mendalam. Yaitu makna mengenai privasi di zaman media sosial saat ini.

Dari karya seni ini, sang maestro ingin menyampaikan kepada seluruh orang yang memiliki media sosial. Bahwa mereka sudah tidak memiliki privasi lagi karena adanya media sosial tersebut. Oleh karena itu, bentuk patung ini menggambarkan mata yang sangat banyak.

Tepat di samping mata biru tersebut, terdapat patung mata berwarna merah berukuran 5 meter. Di bagian bawah mata merah tersebut terdapat sepasang kaki. Yang menyiratkan makna bahwa teknologi kini sudah menjadi mata yang mengawasi gerak – gerik manusia.

Koleksi Lukisan di Museum Tumurun

Lukisan yang dipajang salah satunya lukisan karya Heri Dono dengan judul Badman and Superbad (2013). Lukisan ini menampilkan dua orang dengan pakaian superhero, satu pesawat, dan satu orang berpakaian polisi.

Lukisan ini membawa pesan kritikan Heri pada perang antara Amerika Serikat dengan Irak. Pesawat tersebut menggambarkan peristiwa 11 September saat World Trade Center diserang.

Ada juga karya seni lain seperti ‘Mencari yang Hilang’ karya I Made Djirna. Ada juga ‘Baba(t)d Diponegoro’ karya Eddy Susanto dan Nagair. Serta masih banyak koleksi lukisan hasil karya maestro lainnya.

Lokasi Museum Tumurun

Lokasi museum ini berada di tengah kota. Yang beralamat di jalan Kebangkitan Naisonal No.2/4, Sriwedari, Kecamatan Laweyan, Kota Surakarta. Yang dipagari dengan konsep modern berwarna putih, tidak ada plang nama. Sehingga pengunjung mengira hanya rumah besar saja.

TIDAK ADA KOMENTAR

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan berkomentar
Silakan masukkan nama Anda di sini

Exit mobile version