Pandemi COVID-19 cukup memberikan banyak dampak di berbagai sektor. Salah satu sektor yang paling berdampak terutama di Indonesia, yakni sektor pariwisata. Untuk menghentikan penyebaran virus mematikan ini, pemerintah membuat kebijakan terkait dengan PPKM dan pembatasan aktivitas. Hal ini tentu saja sangat berdampak pada sektor pariwisata, khususnya di kawasan Blora.
Pekerja seni Barongan yang berada di kawasan Blora, terpaksa berpindah profesi menjadi perajin. Ini dilakukan karena tidak ada lagi jadwal manggung seperti hari-hari biasa. Perajin membuat kerajinan berupa barongan hingga topeng sehingga mereka tetap bisa mendapatkan penghasilan.
‘’Sejak tahun lalu, dampak akibat pandemi sudah terasa. Banyak yang mengeluh karena sepi dan tidak ada pentas. Banyak juga job yang harus dibatalkan karena tidak mendapatkan izin akibat keramaian’’ Jelas Taufik, salah satu pengurus grup seni barong Tauran Adi Joyo ketika ditemui Sabtu (22/1/2022) kemarin.
Pandemi COVID-19 ini merupakan salah satu tantangan yang cukup berat bagi pekerja seni barongan. Pasalnya, sebelum masa pandemi COVID-19 datang rata-rata pekerja seni barongan bisa tampil sebanyak 10 hingga 15 kali pentas dalam satu bulan. Ketika pandemi datang, job jadi menurun secara drastis bahkan sama sekali tidak bisa melakukan pentas.
Baca: GOA SENTONO Blora Tiket & Ragam Pesona
Fenomena inilah yang membuat Taufik dan teman-teman harus memutar otak untuk mencari cara, sehingga tetap bisa menghasilkan penghasilan walaupun tidak tampil pentas lagi. Taufik bersama pekerja seni barongan lainnya akhirnya memutuskan untuk menjadi perajin. Tepatnya menjadi perajin dalam membuat kerajinan barongan yang berbahan dari kayu yang banyak di desa sekitarnya. Walaupun mungkin hasilnya tidak sebesar ketika ada pentas, namun ini merupakan cara supaya tetap bisa bertahan.
‘’Suka tidak suka ya tetap harus dijalani, saya dan teman-teman satu grup pentas akhirnya terjun ke dunia kerajinan untuk membuat karya barongan dan topeng. Hasil dari kerajinan yang dibuat digunakan untuk menyambung kebutuhan hidup sehari-hari’’ Imbuh Taufik.
Memang tidak ada orang yang menginginkan permasalahan ini terjadi, namun grup pekerja seni Barongan tetap bersyukur karena masih bisa menghasilkan. Selama job pentas barongan masih sepi, maka kerajinan ini akan terus masih berjalan. Untuk pemasaran kerajinan barongan dan topeng ini dijual kepada masyarakat serikat dan memanfaatkan online. Taufik dan pekerja seni lainnya melakukan pembuatan kerajinan kayu berupa barongan dan topeng ini masih dengan cara konvensional.
Para pekerja seni berharap bahwa ke depannya, pemerintah bisa turut untuk membantu dengan cara mempromosikan dan menunjang kerajinan yang mereka buat. Harapannya, makin banyak masyarakat Indonesia yang tertarik dengan kerajinan lokal dan juga usaha kerajinan barongan dan topeng ini bisa berkembang dan laku di pasaran.