CANDI SUROWONO Wisata Relief Kerajaan Wengker April 2024

  • Harga Tiket Masuk Candi Surowono: Sukarela
  • Jam Buka: 08.00 - 16.00
  • Nomor Telepon: -
  • Alamat: Surowono, Canggu, Badas, Kediri, Jawa Timur, Indonesia, 64217

Indonesia memiliki banyak sekali peninggalan berupa candi, salah satunya adalah Candi Surowono di Kediri. Candi Surowono adalah candi peninggalan agama Hindu. Terkenal juga dengan nama lain yaitu candi Wisnubhawana Pura. Berdirinya candi ini bertujuan untuk memuliakan raja dari Kerajaan Wengker, yaitu Bhre Wengker.

Cagar budaya ini sekarang sudah tidak lagi lengkap. Yang tersisa hanyalah bagian kaki candi saja. Meski demikian, pesonanya tak hilang begitu saja, bahkan masih tampak gagah berdiri. Dan hingga kini pun masih banyak wisatawan domestik maupun mancanegara yang berkunjung.

Harga Tiket Masuk Candi Surowono Kediri

Objek wisata ini tidak mematok tarif masuk bagi wisatawan. Wisatawan hanya dikenakan tarif sukarela dan diminta untuk mengisi buku tamu saja.

Harga Tiket Masuk
Tiket masukSukarela

Baca Juga: 8 Destinasi Wisata Candi di Jawa Timur

Jam Buka Candi Surowono Kediri

Objek wisata ini dapat dikunjungi dari pagi hingga sore hari. Setiap hari buka, kecuali jika ada umat Hindu yang melakukan ritual. Maka untuk sementara candi ini tutup untuk umum untuk menghormati umat Hindu yang sedang beribadah.

Jam Operasional
Setiap hari08:00 – 16:00 WIB

Mengenal Bangunan Sejarah Candi Surowono Kediri

Bangunan Candi Surowono
Bangunan Candi Surowono. Foto: Gmap/Fizky Pramuditya

Candi Surowono termasuk candi yang unik. Tidak seperti candi kebanyakan yang tinggi dari bawah hingga ke atas. Candi ini justru hanya menyisakan bagian bawahnya saja yang setinggi sekitar 5 meter. Jika semua bagian utuh, kemungkinan tingginya melebihi 10 meter.

Candi ini berbentuk persegi dengan ukuran 8 x 8 meter. Tidak ada yang tahu pasti apa yang terjadi pada bagian tubuh hingga atap candi. Yang jelas, candi yang berdiri pada abad ke-14 ini merupakan candi bercorak agama Hindu. Yang dibangun untuk memuliakan raja dari Kerajaan Wengker.

Keseluruhan batuan yang menyusun candi ini berjenis batuan andesit. Walaupun tak terlalu besar, namun relief dan arca pada candi ini masih dalam kondisi yang baik. Reruntuhan atap dan badan candi sangat tersusun berjajar di salah satu halaman candi. Dengan penataan yang rapi dan letaknya berada di atas dudukan semen supaya tidak langsung menyentuh tanah.

Baca Juga: 12 Tempat Wisata Terbaik di Kediri

Menikmati Keindahan Bagian Luar Candi

Puing-puing Candi di Halaman
Puing-puing Candi di Halaman. Foto: Gmap/Wiharjo H.Tan

Meski bukan candi yang besar, namun Candi Surowono tetaplah memiliki keindahannya tersendiri. Di sekitar candi terdapat taman yang tertata rapi dan indah. Taman ini berbentuk persegi, dengan tanaman yang menghiasi beberapa sudutnya. Ditambah dengan rumput yang tumbuh begitu rapi dan tampak hijau.

Pengelola juga telah menyiapkan jalan setapak supaya wisatawan dapat berjalan di sekitarnya. Sembari menikmati keelokan dari Candi Surowono yang tampak gagah. Beberapa pohon tumbuh di pinggir area taman. Sehingga di tepian area taman tampak rindang berpayung kanopi pepohonan.

Bangunan candi sendiri tampak kokoh terlihat dari bawah. Terdapat tangga menuju ke atas di salah satu sisinya. Wisatawan dapat menaiki tangga tersebut untuk naik ke atas bangunan candi. Namun sebaiknya jangan dilakukan, supaya bangunan candi yang sudah berabad-abad ini tidak rusak karena dinaiki wisatawan.

Arca di Bangunan Candi

Arca Gana di salah satu sisi Candi
Arca Gana di salah satu sisi Candi. Foto: Gmap/E Galih Raka P

Meskipun sudah tidak utuh, candi ini tetap memiliki arca yang indah. Salah satunya adalah arca Resi Agastya, yang menyisakan sebagian dari tubuhnya saja. Sementara pada bagian bawah dan atas sudah rusak. Meski sudah rusak, namun masih terlihat bentuknya seperti seorang pendeta berjenggot dengan tubuh bungkuk.

Dalam arca Resi Agastya juga tampak ornamen yang menghiasi tubuh sang Resi. Yaitu ornamen di bagian telinga dan lehernya. Sementara tangannya seperti menyangga sesuatu ke atas. Selain arca Resi Agastya, ada juga arca Gana yang berbentuk raksasa.

Posisi arca Ganan ini sedang duduk, sementara kedua tangannya tampak ke atas. Seolah sedang menyangga bagian atas candi. Menurut cerita, Gana adalah pelayan pilihan Ganesha yang tugasnya melayani Siwa.

Relief Kisah Sri Tanjung

Tak hanya arca, di bagian candi ini terdapat relief dengan berbagai cerita. Salah satunya adalah kisah Sri Tanjung yang ada di salah satu sudut candi. Cerita ini mengisahkan sepasang kekasih yaitu Sidapaksa dan Sri Tanjung. Di mana suatu hari mereka harus berpisah karena Sidapaksa diutus untuk sebuah misi.

Namun saat kembali, Sidapaksa menuduh Sri Tanjung tidak setia dan membunuhnya. Di sebelah kiri, relief menggambarkan penyesalan Sidapaksa yang sadar akan kesalahannya. Di sebelahnya tampak relief Sri Tanjung naik ikan besar untuk menyeberangi sungai dunia orang mati. Namun mendapat penolakan karena waktu kematiannya belum tiba.

Di relief sebelah kiri menceritakan Durga yang menghidupkan kembali Sri Tanjung. Selanjutnya adalah relief paling kanan ketika Sidapaksa dan Sri Tanjung bersatu kembali.

Kisah Bubuksah dan Gagang Aking

Salah satu Relief di Candi Surowono
Salah satu Relief di Candi Surowono. Foto: Gmap/Muchammad akbar Qadafi

Ada juga relief yang mengisahkan Bubuksah dan Gagang Aking. Yaitu kisah mengenai pencarian spiritual untuk mencapai kesempurnaan. Gagang Aking menempa diri dengan berpuasa sangat ketat. Sebaliknya, Bubuksah tidak berpuasa dan justru menikmati makan minumnya.

Lalu Batara Guru mengutus utusannya untuk menguji keduanya. Utusan tersebut berubah wujud menjadi harimau yang meminta daging manusia. Gagang Aking menolak dengan mengatakan bahwa dirinya kurus kering tak berdaging. Sementara Bubuksah menawarkan dirinya sebagai makanan harimau.

Setelah itu, harimau berubah wujudnya menjadi utusan sang Batara Guru. Dan Bubuksah dinyatakan lulus ujian.

Tempat Ritual Agama Hindu

Selain sebagai tempat wisata, candi ini juga dianggap sebagai tempat yang sakral. Karena menjadi tempat ritual bagi penganut agama Hindu. Tak sedikit umat Hindu baik di Jawa Timur maupun dari Bali yang datang. Untuk melakukan ritual atau persembahyangan di sekitar candi.

Dan sebenarnya, pembangunan candi ini dulunya juga sebagai tempat peruwatan atau persembahyangan. Ketika umat Hindu melaksanakan persembahyangan di sini, maka candi sementara ditutup untuk umum. Supaya tidak mengganggu proses peribadatan dan sebagai bentuk toleransi antar umat beragama.

Lokasi Candi Suworono Kediri

Candi ini berada di Surowono, Desa Canggu, Kecamatan Badas, Kabupaten Kediri. Lokasinya berjarak kurang lebih 32 Kilometer dari pusat Kota Kediri. Bisa ditempuh menggunakan kendaraan dengan waktu kurang lebih 54 Menit.

Berikan Rating

4.5 - 13 Pembaca

Berikan Nilai

Harga dapat berubah sewaktu-waktu terutama pada saat peak season seperti Hari Raya Lebaran, Musim Liburan serta Natal dan Tahun Baru. Oleh karena itu ada baiknya pembaca langsung menghubungi kontak tempat wisata atau akomodasi terkait. Meskipun begitu kami juga secara berkala melakukan pembaruan harga.
Bagikan konten ke:

Berikan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *