Museum Mandiri
Alamat: Jalan Lapangan Stasiun No.1, RT.3/RW.6, Taman Sari, Jakarta Barat, DKI Jakarta, Indonesia, 11110- Harga Tiket Masuk: Rp3.000 - Rp15.000
- Jam Buka: 09.00 - 15.00 WIB
- Nomor Telepon: 081510083413
Museum Mandiri yang terletak di kawasan Kota Tua Jakarta. Di dalam museum ini, kamu dapat menemukan berbagai koleksi benda-benda bersejarah terkait perkembangan dunia perbankan dan keuangan di Indonesia.
Termasuk alat-alat perbankan kuno, dokumentasi penting, dan arsip sejarah perbankan. Museum Mandiri menjadi salah satu destinasi wisata edukatif yang menarik untuk mengenal sejarah keuangan di Indonesia dalam suasana bangunan yang megah dan bersejarah.
Harga Tiket Masuk dan Jam Operasional
Untuk masuk ke Museum Mandiri, kamu perlu membayar tiket masuk sebesar Rp3.000 untuk pelajar, mahasiswa, dan nasabah Bank Mandiri, Rp5.000 untuk masyarakat umum, serta Rp15.000 untuk wisatawan mancanegara.
Kemudian untuk jam operasional, Museum Mandiri buka pada hari Selasa sampai Minggu mulai dari pukul 09.00 hingga 15.00 WIB, dan tutup pada hari Senin dan libur nasional.
Sejarah Museum Mandiri
Awalnya Museum Mandiri merupakan milik Nederlandsche Handel Maatschappij (NHM), sebuah perusahaan dari Belanda. NHM membuka cabangnya di Hindia Belanda pada tahun 1826, tepatnya di Batavia, dengan menyewa gedung di daerah Kali Besar.
Seiring perkembangan usaha perusahaan yang merambah ke bisnis perbankan, mereka memutuskan untuk membangun gedung baru yang lebih besar dan modern. Berada di lokasi strategis di depan lapangan stasiun yang dahulu terkenal dengan Station Plein.
Proyek pembangunan gedung ini melibatkan arsitek Belanda yaitu Cornelis van de Linde, Anthonie Pieter Smits, dan penasihat teknis J.J.J. de Brujin. Proses pembangunan memakan waktu hampir 4 tahun.
Dengan peletakan batu pertama pada 3 Oktober 1929 dan peresmiannya pada 14 Januari 1933. Sebagai Kantor Wilayah NHM di Asia dengan nama de Factorij Batavia oleh Presiden Factorij, Barend Hagenzieker.
Pada tahun 1960, pengelolaan gedung ini diserahkan kepada Bank Koperasi Tani dan Nelayan (BKTN). Sejalan dengan kebijakan pemerintah, BKTN mengalami beberapa perubahan nama, termasuk menjadi BI Urusan Koperasi Tani dan Nelayan pada 1 Juli 1965, lalu Bank Negara Indonesia (BNI) Unit II, dan akhirnya Bank Ekspor Impor Indonesia (Bank Exim).
Gedung ini berfungsi sebagai kantor pusat Bank Exim hingga tahun 1995, sebelum berpindah ke kantor baru di Jl. Jenderal Gatot Subroto, Jakarta Selatan. Setelah Bank Exim bergabung dengan Bapindo, BBD, dan BDN untuk membentuk Bank Mandiri pada tahun 1998, gedung ini menjadi aset Bank Mandiri. Akhirnya dibuat sebagai Museum Mandiri, yang resmi dibuka untuk umum pada tahun 2005.
Menapaki Perkembangan Perbankan di Museum Mandiri
Gedungnya berdiri di atas lahan seluas 10.039 meter ini memiliki 3 lantai, yaitu Souterrain (lantai bawah), Begane Ground (lantai dasar), dan Eerste Verdieping (lantai 1), dengan total luas mencapai 21.509 meter.
Koleksi Lantai Bawah
Di basement Museum Mandiri, kamu dapat menemukan ruang khasanah atau kluis yang merupakan area dengan konstruksi baja yang kuat. Ruangan ini memiliki luas sebesar 924 meter dengan dinding luar setebal 100 centimeter, sehingga kekuatannya melebihi kekuatan dinding gedung itu sendiri dan berfungsi sebagai penopang lantai di atasnya.
Ruang kluis ini terbagi menjadi 3 area, yaitu:
- Effectenkluis (kluis surat berharga): Area ini menyimpan berbagai surat berharga seperti surat pengakuan hutang, wesel, saham, obligasi, sekuritas kredit, dan derivatifnya yang lazim diperdagangkan di pasar modal dan pasar uang.
- Kaskluis (kluis uang kas): Bagian ini berfungsi untuk menyimpan uang kas yang dulunya menjadi tempat penyimpanan uang secara aman.
- Safeloketten (safe deposit box): Area ini merupakan jasa bank untuk menyediakan tempat khusus yang disewa kepada nasabah dalam jangka waktu tertentu. Safe deposit ini digunakan untuk menyimpan barang berharga seperti perhiasan, logam mulia, surat berharga, dan uang.
Koleksi Lantai Dasar
Di lantai dasar, kamu dapat menyaksikan suasana ruang kasir Cina dan operasional bank yang dulu masih berfungsi. Ruang sejarah ini mengajak kamu untuk menyusuri lorong waktu, menggambarkan keadaan Indonesia sebelum dan sesudah kedatangan bangsa Eropa, serta memberikan informasi tentang sistem tanam paksa.
Ruang Kasir Cina yang disebut juga Chineesche Kast menunjukkan kepandaian etnis Tionghoa dalam menghitung uang. NHM mempekerjakan mereka di ruang ini dan menyediakan satu orang Belanda sebagai translator karena keterbatasan bahasa.
Pekerjaan sebagai kasir memerlukan jaminan dari kalangan sosial tinggi karena berhubungan langsung dengan uang.
Di lantai dasar juga menampilkan koleksi perbankan dari Bank Exim, BBD, BDN, dan Bapindo yang merupakan cikal bakal Bank Mandiri. Selain itu, terdapat koleksi benda-benda perbankan lama seperti mesin hitung uang dan mesin ATM kuno yang memperlihatkan perkembangan teknologi perbankan.
Mesin ATM kuno memperlihatkan evolusi mesin ATM dari prototype awal yang dipatenkan oleh Luther Simijian pada tahun 1939, hingga desain modern yang dikenal saat ini. Penemu awal mesin ATM adalah Simijian, James Goodfel, dan John D. White.
Koleksi Lantai 1
Saat menaiki tangga menuju lantai 1 Museum Mandiri, kamu akan melihat kaca patri yang sangat indah dan tentunya cocok sebagai tempat untuk berfoto. Kaca patri ini menggambarkan 4 musim serta tokoh nahkoda kapal Belanda, Cornelis de Houtman, yang mendarat di Banten pada tahun 1596.
Kaca patri ini merupakan sumbangan Presiden NHM ke-10, C.J. Karl van Aalst, atas nama Ratu Kerajaan Belanda. Di lantai ini juga terdapat ruang besar untuk para direktur untuk mengambil keputusan, serta koleksi foto-foto para direktur yang pernah menjabat di Bank Mandiri.
Ruangan ini terbuka untuk umum pada saat menjadi museum pada tahun 2005 dan berfungsi sebagai ruang pembelajaran yang merepresentasikan periode tahun 1933. Di dalam ruangan ini, kamu dapat menemukan koleksi seperti telepon model 1930-an, meja, kursi, tas, dan alat tulis lainnya.
Saat memasuki ruangan ini, kamu dapat merasakan aktivitas seperti direksi NHM pada masa itu dengan menggunakan pakaian model direksi tahun 1930-an, sehingga dapat mengalami sensasi menjadi direktur utama perusahaan perbankan.
Fasilitas Museum Mandiri
Museum Mandiri menawarkan beragam fasilitas yang sangat mendukung kenyamanan. Antara lain ruang audio visual, ruang aula besar, ruang aula kecil, perpustakaan, musala, gift shop, toilet, dan atm 24 jam.
Lokasi Museum Mandiri
Museum bersejarah ini berada di Kawasan Kuta Tua Jakarta. Untuk menuju lokasi menggunakan KRL, kamu bisa turun di Stasiun Jakarta Kota. Dari sini, kamu bisa melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki dengan jarak sekitar 1 kilometer. Jika kamu merasa kurang nyaman berjalan, kamu bisa naik transportasi umum seperti angkot atau ojek online.