Batu Kursi Raja Sialagan
Alamat: Huta Siallagan Siallagan-Pindaraya, Ambarita, Simanindo, Samosir, Sumatra Utara, Indonesia, 22395- Harga Tiket Masuk: Rp2.000 - Rp100.000
- Jam Buka: 06.00 - 18.00
- Nomor Telepon: -
Batu Kursi Raja Siallagan merupakan objek wisata berbentuk batu kursi yang berfungsi sebagai batu persidangan dan batu parhapuran. Tempat ini merupakan tempat Raja Siallagan melakukan pengadilan terhadap tindak kejahatan. Walau telah berusia ratusan tahun, seluruh peninggalan Raja Siallagan masih terjaga dengan sangat baik.
Bentuk dari batu kursi raja ini berupa batu kursi yang melingkar terdiri dari kursi raja, kursi persidangan, dan batu eksekusi. Batu Kursi Raja ini dikelilingi oleh tembok batu setinggi 1,5 meter. Menurut pemandu wisata setempat, pada jaman dulu selain dikelilingi oleh tembok batu, batu persidangan ini juga dilindungi oleh bambu dan benteng untuk menjaga perkampungan dari serangan suku lain ataupun gangguan binatang buas.
Harga Tiket Masuk Batu Kursi Raja Siallagan
Harga tiket masuk ke lokasi objek wisata ini sebenarnya sangat murah. Untuk mendapatkan pengalaman dan informasi mendalam mengenai situs bersejarahnya sangat disarankan untuk menggunakan pemandu wisata.
Harga Tiket Masuk | |
Jenis Tiket | Hari Biasa |
Tiket Masuk | Rp2.000 |
Jasa Pemandu Wisata | Rp 80.000 – Rp 100.000 |
Baca: Tempat-tempat wisata menarik di Samosir
Jam Operasional
Objek wisata megalitik ini buka mulai pagi hingga sore hari. Pengunjung bisa datang setiap hari baik hari biasa maupun akhir pekan.
Jam Operasional | |
Senin – Sabtu | 06.00 – 18.00 |
Minggu | 11.00 – 18.00 |
Aktivitas Wisata di Batu Kursi Raja Siallagan
Batu Kursi Raja Siallagan atau Stone Chair of King Siallagan berada dalam
Komplek Huta Siallagan dan dipimpin oleh Raja Siallagan. Huta merupakan kampung atau perkampunngan dimana penduduknya terdiri dari beberapa keluarga yang terikat dalam satu kerabat. Tujuan dibangunnya Huta adalah sebagai identitas yang menjelaskan asal usul seseorang yang nantinya akan menjadi huta marga.
Sebagai peninggalan sejarah, Batu Kursi Raja Siallagan mampu menarik perhatian wisatawan untuk berkunjung. Bukan aktivitas wisata seperti bersenang-senang pada umumnya, namun ada beragam kegiatan yang dapat menambah wawasan dan pengetahuan dapat pengunjung lakukan. Wisata edukasi tersebut antara lain :
Melihat Peninggalan Pengadilan Masa Raja Siallagan
Perkampungan Siallagan ini dibangun pada masa Raja Huta pertama yakni Raja Laga Siallagan. Pucuk kepemimpinan turun temurun diberikan kepada Raja Hendrik Siallagan hingga Raja Ompu Batu Ginjang Siallagan. Seluruh penghuni Huta Siallagan memiliki marga Siallagan. Pembangunan Batu Kursi Raja sendiri berlangsung kira-kira pada generasi ke 3 dan ke 4 atau sekitar 500 tahun lalu.
Batu Kursi Raja Siallagan terletak di tengah perkampungan. Terdapat tiga batu kursi berukuran besar, enam buah batu kursi berukuran kecil dan satu meja. Di samping kursi persidangan terdapat pohon bernama Pohon Hariara karena semua keputusan pengadilan yang diambil oleh raja disampaikan atau disumpahkan kepada pohon ini.
Menurut penjelasan dari pemandu wisata, terdapat dua lokasi batu persidangan. Pertama berada di dekat Pohon Hariara untuk menentukan bersalah atau tidaknya seorang terdakwa. Batu persidangan kedua terletak tak jauh dari Pasar Siallagan untuk mengeksekusi terdakwa dengan hukuman pancung.
Pertunjukan Tor-Tor dan Patung Sigale-Gale
Pengunjung dapat belajar untuk menari tarian khas Sumatera Utara yakni tari Tor-Tor lengkap dengan alunan musik tor-tor yang dimainkan oleh penduduk sekitar. Aktivitas yang satu ini sangat menarik wisatawan tak hanya wisatawan lokal saja, wisatawan mancanegara pun antusias untuk belajar tarian tradisional.
Setelah menari, pengunjung dapat berfoto dengan para penari dan pemain musik sambil menggunakan ulos. Jangan lupa untuk mengunjungi museum yang menyediakan selimut khas Batak, tata letak dapur masa kerajaan dan banyak lainnya. Jangan Lupa pula untuk membeli buah tangan di toko cinderamata yang terletak di dekat pintu keluar atau di Pasar Tomok.
Melihat Beragam Rumah Adat Batak
Selain Batu Kursi Raja, terdapat pula kompleks situs rumah adat di Perkampungan Siallagan ini. Komplek situs rumah adat memiliki tiga rumah yakni Rumah Bolon, Rumah Siamporik dan Rumah Sibola Tali.
Masing-masing rumah ini memiliki ukuran yang berbeda. Rumah Bolon memiliki ukuran lebih besar dari Siamporik dan Sibola Tali sebab rumah ini menjadi tempat tinggal raja dan keluarganya. Pengunjung menuturkan jika terdapat pula rumah adat yang berfungsi sebagai tempat pemasungan.
Seluruh rumah-rumah ini masih terjaga dengan sangat baik bahkan beberapa diantaranya masih ada yang digunakan sebagai tempat tinggal.
Fasilitas
Fasilitas yang tersedia di tempat wisata Huta Siallagan ini cukup memadai seperti toilet, tempat parkir, dan toko cinderamata.
Rute & Lokasi Batu Kursi Raja Siallagan
Batu Kursi Raja Siallagan ini berada di Huta Siallagan, Siallagan-Pindaraya, Ambarita, Simanindo, Kabupaten Samosir, Sumatera Utara, 22395. Jika berangkat dari Kota Medan, terdapat dua rute yang dapat digunakan yakni Pertama rute Medan – Pematang Siantar – Parapat – Samosir atau rute kedua yakni Medan – Berastagi – Samosir.
Jika melalui Parapat diperlukan waktu tempuh kurang lebih 5 sampai 6 jam. Setelah tiba di Pelabuhan Tomok Kab. Samosir, perjalanan dapat dilanjutkan menuju desa Huta Siallagan dengan waktu tempuh kurang lebih 15 menit.