Candi Kidal
Harga Tiket Masuk: GratisJam Buka: 08.00 - 17.00Nomor Telepon: -Alamat: Jl. Raya Kidal, Panggung, Kidal, Tumpang, Malang, Jawa Timur, 65156Wisata sejarah tentunya sangat seru dan mengesankan. Apalagi jika mengetahui cerita dibalik keberadaan tempat wisata tersebut. Seperti halnya wisata candi, yang tentu memiliki cerita masa lalu yang dapat diambil pelajarannya. Salah satunya adalah Candi Kidal, yang memiliki kisah masa lalu yang menarik.
Terlepas dari kisah masa lalunya, candi ini memiliki arsitektur yang unik. Dikatakan bahwa candi ini adalah candi Jawa Timur yang berkarakteristik candi Jawa Tengah. Candi ini pun dikatakan sebagai candi pemujaan tertua di Jawa Timur. Meski tertua, tentunya objek wisata ini masih sangat terawat dan sering dikunjungi wisatawan.
Harga Tiket Masuk
Belajar sejarah memang tidaklah mahal. Meskipun belajar sambil mendatangi lokasi, tidak perlu khawatir akan biaya. Candi Kidal tidak menetapkan biaya tiket bagi siapapun yang masuk kawasan wisata. Namun, wisatawan dapat memberikan uang secara sukarela di tempat yang telah disediakan.
Harga Tiket Masuk | |
Tiket masuk | Gratis |
Baca: 50+ Destinasi Wisata Terbaik di Malang
Jam Operasional
Objek wisata ini memang tidak besar. Wisatawan hanya butuh waktu sekitar satu jam untuk berkeliling dan berfoto. Namun, sebaiknya datang saat pagi atau sore hari. Karena pemandangan yang dihasilkan akan lebih sempurna.
Jam Operasional | |
Setiap hari | 08.00 – 17.00 WIB |
Sejarah Singkat Candi Kidal
Candi Kidal merupakan candi pemujaan yang tertua di Jawa Timur. Hal ini berdasarkan peninggalan Kerajaan Kahuripan dan Kerajaan Kediri. Dimana hanya meninggalkan Candi Belahan dan Jalatunda, yaitu pemandian atau pentirtaan. Sehingga, Candi Kidal dinobatkan menjadi candi pemujaan tertua di Jawa Timur.
Candi ini dibangun pada tahun 1248 M, setelah upacara pemakanan ‘Cradha’ Raja Anusapati. Pembangunan candi ini bertujuan untuk mendarmakan Raja Anusapati, supaya mendapat kemuliaan sebagai Syiwa Mahadewa. Jika melihat keseluruhannya, candi ini memiliki perpaduan corak candi Jawa Timur dan Jawa Tengah. Dimana, candi ini dibuat dari batu andesit dan berdimensi geometris vertikal.
Baca: CANDI BADUT: Kecil & Indah Sangat Nyaman
Terdapat pagar yang terbuat dari batu mengelilingi candi. Tubuh candi sendiri berdiri di atas batu dengan tinggi 2 meter. Untuk masuk ke dalam candi, terdapat tangga yang dibuat kecil – kecil. Dan uniknya, di kiri kanan tangga terdapat badug (tembok rendah), bukan ukel sebagaimana candi lainnya.
Kalamakara Candi yang Menyeramkan
Seperti halnya di banyak candi, Kidal juga memiliki kalamakara. Kalamakara ini berada di bagian atas ambang bilik penampil pintu candi. Kalamakara adalah kepala kala yang menyeramkan dengan mata melotot penuh. Mulutnya pun terbuka sehingga dua taring besarnya terlihat melengkung keluar.
Di sudut sebelah kiri dan kanan terdapat jari tangan dengan sikap mudra. Kalamakara juga disebut sebagai makhluk penjaga bangunan suci. Sehingga tak heran jika digambarkan begitu menyeramkan.
Baca: Candi Singosari Malang Tiket & Pesona
Di kiri dan kanan pintu terdapat relung kecil. Relung ini digunakan untuk meletakkan arca yang dilengkapi dengan atap di atasnya. Di atas ambang relung – relung ini juga dihiasi dengan kalamakara.
Bentuk Candi Kidal
Candi di Jawa Timur ini dikatakan mirip dengan candi di Jawa Tengah. Dimana pada bagian atap tersusun dari tiga batu berbentuk kotak. Yang mana makin ke atas semakin mengecil dengan permukaan persegi. Tanpa stupa ataupun ratna yang menghiasi, hanya datar dengan bentuk persegi.
Di sekeliling candi terdapat ukiran bunga dan sulur tanaman. Menurut cerita, di sudut lapisan atap ini dulunya terdapat berlian kecil. Seiring berjalannya waktu, kini tidak ada lagi berlian, hanya corak dari batuan pembentuk candi saja. Meski demikian, keagungannya tidaklah berkurang dan kesan seni tetap terpancar.
Baca: MALANG NIGHT PARADISE Tiket & Wahana
Di kaki candi terdapat pahatan bermotif medalion yang berjajar diselingi bingkai bermotif bunga dan sulur. Sebelah kiri kanan pangkal tangga dan di setiap sudut yang menonjol keluar, terdapat patung binatang. Binatang ini berbentuk seperti singa dengan posisi duduk layaknya manusia. Dan satu tangan terangkat ke atas, seolah menyangga candi.
Mitos Garudheya yang Sangat Berkesan di Candi Kidal
Keberadaan objek wisata ini tak lepas dari mitos yang telah menyebar di masyarakat. Yaitu mengenai Garudheya, mengisahkan perjuangan seorang anak membebaskan ibunya dari penderitaan. Konon, ada seorang resi bernama Resi Kasyapa dengan dua istrinya, Dewi Winata dan Dewi Kadru. Mereka bersaudara kandung, namun tak rukun dan ingin mendapat perhatian lebih dari suaminya.
Suatu hari, datang seorang dewa yang memberikan telur kepada Dewi Winata dan Dewi Kadru. Telur itu dijaga hingga menetas, telur Dewi Winata menetas mengeluarkan burung. Sementara telur Dewi Kadru menetas mengeluarkan beberapa ekor ular. Meski demikian, dua dewi ini tetap merawat telur – telur ini hingga tumbuh besar.
Baca: BATU NIGHT SPECTACULAR (BNS) Tiket & 10 Wahana Keren
Telur Dewi Winata tumbuh menjadi burung garuda bernama Garudheya, dan telur Dewi Kadru tumbuh menjadi naga. Suatu hari, Dewi Kadru menipu Dewi Winata hingga menjadikan Dewi Winata seorang budak. Garudheya tak terima, akhirnya ia pergi menuju khayangan menemui Dewa Wisnu untuk meminta Tirta Amerta. Tirta Amerta ini dapat membebaskan Dewi Winata, namun sebagai gantinya Garudheya menjadi tunggangan Dewa Wisnu.
Lokasi Candi Kidal Malang
Dinamakan Candi Kidal karena letaknya berada di Desa Kidal. Tepatnya di Jl. Raya Kidal, Panggung, Desa Kidal, Kecamatan Tumpang, Kabupaten Malang. Berjarak kurang lebih 15 kilometer dari Kota Malang, kawasan candi ini bisa ditempuh dalam waktu setengah jam berkendara.