CANDI TIKUS Tiket, Jam Buka dan Daya Tarik Maret 2024

Candi Tikus

  • Harga Tiket Masuk: RpP3.000
  • Jam Buka: 07.00 - 16.00
  • Nomor Telepon: -
  • Alamat: Jalan Raya Trowulan, Jatirejo, Temon, Trowulan, Mojokerto, Jawa Timur, Indonesia, 61362

Jawa merupakan wilayah di Nusantara yang sejak dulu menjadi pusat perdagangan dan pemerintahan. Banyak kerajaan yang berdiri di seluruh penjuru Pulau Jawa. Dari barat hingga ke timur dengan corak Hindu dan Budha yang khas. Salah satu peninggalan kerajaan masa lalu adalah Candi Tikus Mojokerto.

Tidak seperti banyak orang mengira, bahwa candi ini berbentuk tikus atau memiliki arca tikus. Justru, bangunan candi berbentuk seperti taman dengan kolam yang mengelilinginya. Keunikan ini membuat ramai pengunjung mendatangi objek wisata bersejarah ini. Apalagi, di sini juga menyimpan mitos yang unik dan masih dipercaya hingga sekarang.

Harga Tiket Masuk Candi Tikus Mojokerto

Untuk menikmati bangunan bersejarah ini, pengunjung perlu menyiapkan biaya untuk tiket masuk yang sangat murah. Harga tiket ini berlaku di hari libur maupun hari biasa. Tarif pun berlaku untuk dewasa maupun anak-anak. Harga tiket masuk Candi Tikus Mojokerto hanya Rp3.000 saja.

Baca: 7 Tempat Wisata Pilihan di Mojokerto

Jam Buka Candi Tikus

Objek wisata candi ini buka setiap harinya. Jam kunjungan mulai sejak pagi hingga sore hari. Dengan jam buka candi mulai pukul 07.00 pagi hingga pukul 4 sore.

Keindahan Cadi Tikus Berbalut Keunikan

bentuk arsitektur candi tikus
Bentuk bangunan candi yang sekelilingnya berupa kolam-kolam. Foto: Google Maps/heribertus suhartono

Ketika berkunjung ke sini, mungkin pengunjung akan terheran-heran. Karena, bangunan candi tidak tinggi menjulang seperti candi lainnya, justru kecil seolah berada di bawah.

Bangunan candi berada lebih rendah dari permukaan tanah di sekitarnya, sehingga pengunjung harus menuruni tangga. Candinya pun hanya terdiri dari satu rumpun bangunan yang berdiri di tengah-tengah kolam.

Candi Tikus dikelilingi dinding batu bata yang kuat dan berbentuk persegi. Masih berada di dalam lingkup dinding, terdapat kolam yang mengelilingi candi.

Kolam tersebut akan terisi air ketika musim hujan, dan kering ketika musim kemarau. Candi sendiri memiliki arsitektur bangunan khas kerajaan Hindu, yang mana memang menjadi peninggalan Majapahit.

Dinding-dinding candi pun terbuat dari batu bata, yang masih terlihat berwarna merah. Bangunannya memiliki sudut-sudut lancip dengan bentuk bangunan yang ramping. Meski bernama Candi Tikus, di sini pengunjung tidak akan menjumpai candi berbentuk tikus. Bahkan, arca berbentuk tikus pun tidak ada di sini.

Baca: Candi Brahu Mojokerto Tiket & Daya Tarik

Arsitektur Bangunan Candi Tikus

Arsitektur Bangunan Candi Tikus
Arsitektur Bangunan Candi. Foto: Gmap/bagus painting

Penemuan Candi Tikus terjadi pada tahun 1914 secara tidak sengaja oleh penduduk setempat. Lokasi penemuannya berada di bawah permukaan tanah, dengan kedalaman kurang lebih 3,5 meter. Struktur bangunan candi terdiri dari atap, tubuh, dan kaki candi. Kaki candi berbentuk segi panjang dengan ukuran 7,75 x 7,65 meter, serta tinggi 1,5 meter.

Tubuh candi berbentuk persegi dengan ukuran 4,8 x 4,8 meter. Di bagian timur dan utara tubuh candi terdapat menara semu yang masing-masing berjumlah 5 buah. Di atas tubuh candi, terdapat 4 buah menara dengan ukuran 0,84 x 0,8 meter di setiap sudut. Sementara menara paling besar yang ada di tengah-tengah memiliki tinggi 2,76 meter, dengan ukuran 1 x 1,04 meter.

Sementara di bagian kaki juga terdapat saluran air tertutup. Saluran air ini mengelilingi kaki dengan lebar 17 cm dan kedalaman 54 cm. Saluran air ini berguna untuk memasok air ke pancuran di sepanjang kaki candi.

Baca: Pacet Mini Park Mojokerto Tiket & Aktivitas

Perdebatan Fungsi Candi

area candi yang unik berada di dibawah permukaan tanah
Area candi yang unik berada di di bawah permukaan tanah. Foto: Gmap/hady Syn

Karena bentuknya yang berbeda dari candi pada umumnya, terjadi perdebatan antar para pakar sejarah. Beberapa berasumsi bahwa Candi Tikus dulunya merupakan tempat pemandian putri-putri Kerajaan Majapahit. Tidak hanya pemandian para putri, tapi juga tempat pemandian keluarga kerajaan.

Selain itu, ada juga pendapat yang menyatakan bahwa Candi Tikus dulunya merupakan tempat penampungan. Tepatnya, tempat penampungan air dan kolam dengan beberapa bangunan di dalamnya. Karena bentuknya yang seperti taman dan tidak dapat dimasuki untuk kegiatan atau acara besar.

Baca: Patung Budha Tidur Raksasa Mojokerto

Mitos Candi Tikus

Bukan karena bentuk candi atau arca candi yang berhubungan dengan tikus. Candi ini bernama Candi Tikus karena dulunya tempat ini terdapat banyak tikus. Banyak juga mitos kepercayaan masyarakat terkait tikus.

Pada masa itu, sawah milik masyarakat desa tengah mendapat serangan hama tikus. Para petani bingung bagaimana cara mengusir tikus-tikus tersebut. Kemudian, salah satu petani mencoba untuk menyiramkan air dari candi di empat sudut sawah Ajaibnya, tikus-tikus yang mengganggu pergi tanpa sisa.

Setelah kejadian tersebut, ada juga saudagar tamak yang mengikuti cara tersebut. Namun, bukan air yang disiramkan ke sudut sawah, melainkan batu bata yang diambil dari candi. Seolah balasan atas perbuatan yang salah, justru sawah saudagar tersebut mendapat serbuan tikus.

Daya Tarik Candi Tikus

Berfoto di tengah - tengah Kompleks Candi
Berfoto di tengah-tengah Kompleks Candi. Foto: Gmap/Ayun Zhara

Meskipun tidak besar, candi ini tetaplah candi yang sangat menarik. Seperti objek wisata sejarah lainnya, daya tarik utama di sini adalah berfoto. Pengunjung dapat mengabadikan setiap menit di sini dengan berfoto.

Banyak spot yang menarik di sini. Pengunjung dapat berfoto di candi utama dengan menyeberang kolam. Atau berfoto di anak tangga dengan latar belakang candi atau membelakanginya. Jika air kolam surut, pengunjung bisa masuk ke dalam lorong-lorong di bawahnya.

Lingkungan candi pun sangat asri, dengan rerumputan hijau tumbuh subur di sekelilingnya. Berfoto duduk di atas rerumputan dengan latar belakang candi dari kejauhan pun tampak indah.

Lokasi Candi Tikus

Objek wisata ini berada di Jalan Raya Trowulan, Jatirejo, Desa Temon, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto. Berjarak kurang lebih 15 kilometer dari pusat kota mojokerto. Bisa ditempuh dalam waktu 30 menit berkendara.

Berikan Rating

4.8 - 47 Pembaca

Berikan Nilai

Bagikan konten ke:

Berikan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *