Gunung Tambora
Alamat: Kawinda Toi, Tambora, Bima, Nusa Tenggara Barat, Indonesia, -- Harga Tiket Masuk: Gratis - Rp5.000
- Jam Buka: 24 Jam
- Nomor Telepon: -
Berwisata ke gunung berapi paling ‘ganas’ di Indonesia, kenapa tidak? Nusa Tenggara Barat adalah rumah bagi Gunung Tambora, gunung berapi yang tersohor karena sejarah letusannya. Tidak hanya di Indonesia, namanya juga terkenal hingga ke seluruh dunia.
Gunung Tambora memang lekat di catatan sejarah sebagai bencana gunung meletus terdahsyat. Namun, peristiwa itu sudah berlalu lebih dari dua abad yang lalu. Saat ini, Gunung Tambora menjadi kekayaan alam sekaligus potensi wisata. Bagi para pecinta alam yang menyukai suasana alami, rekreasi ke gunung ini bisa jadi pilihan.
Tiket Masuk
Memasuki kawasan Gunung Tambora sebenarnya tidak perlu membayar biaya tiket. Tiket hanya berlaku untuk wisatawan yang ingin mendaki melalui Jalur Pancasila. Selebihnya, kawasan konservasi ini bisa dinikmati secara cuma-cuma. Sedangkan biaya lainnya yang dibutuhkan adalah ojek dari basecamp menuju pos 1.
Tiket Masuk | |
Harga Tiket Masuk | Gratis |
Biaya Pendakian (Jalur Pancasila) /orang per malam | Rp5.000 |
Ojek Basecamp – Pos 1 /orang | Rp50.000 |
Homestay/Penginapan | bervariasi |
Baca: 10 Tempat Wisata Terbaik di Lombok
Jam Buka
Kawasan Gunung Tambora selalu terbuka untuk umum sepanjang tahun. Waktu terbaik untuk melakukan pendakian adalah pada bulan Juli atau Agustus.
Jam Operasional | |
Setiap Hari | 24 Jam |
Nuansa Alami Gunung Tambora
Dunia mengenal Gunung Tambora sebagai bagian dari sejarah bencana alam yang mencekam. Gunung berapi aktif ini pernah memiliki ketinggian hingga 4.300 mdpl hingga tahun 1815. Kekayaan alamnya begitu memesona, dengan hutan lebat yang terdapat aneka flora dan fauna. Gunung ini juga merupakan wilayah kekuasaan tiga kerajaan di Nusa Tenggara Barat.
Setelah mengalami erupsi maha hebat, Gunung Tambora kembali beristirahat. Tidak lagi ditakuti, kini ia menjadi destinasi wisata andalan NTB selain Gunung Rinjani. Kawasan gunung ini menyandang status sebagai taman nasional. Banyak potensi wisata yang terdapat di dalamnya.
Baca: BUKIT MERESE Lombok: 7 Aktivitas & Atraksi Menarik
Letusan Gunung Tambora ‘Mendunia’
Sejarah letusan Gunung Tambora tercatat dalam berbagai riwayat mancanegara. Ini karena efek erupsinya yang bisa terasa hingga benua Eropa. Bahkan, berhasil menimbulkan anomali musim di beberapa belahan dunia.
Pada tahun 1815, peristiwa itu terjadi ketika Indonesia masih di bawah pendudukan Inggris. Saat itu suara letusan yang menggema terdengar hingga Pulau Jawa dan Sumatra. Pemerintah Inggris sempat mengira bahwa suara tersebut adalah ledakan meriam. Letusan terjadi terus-menerus selama hampir dua hari sejak tanggal 10 April.
Efek letusannya terasa hingga ke seberang lautan. Hujan debu dan awan tebal menutupi langit secara drastis. Eropa yang seharusnya menikmati panen di musim semi saat itu harus gigit jari. Kabut hasil letusan membuat temperatur bumi turun dan menimbulkan hujan berkepanjangan.
Setelah erupsi besar tersebut, Gunung Tambora menyisakan kaldera yang luas. Letusan itu membabat ketinggiannya hingga tinggal 2.850 mdpl. Namun, peristiwa itu tidak memusnahkan kekayaan alamnya. Gunung ini masih menyimpan banyak pesona alam yang menarik untuk ditelusuri.
Pendakian Gunung Tambora
Seperti gunung berapi aktif lainnya, Gunung Tambora bisa menjadi tujuan pendakian. Terdapat empat jalur pendakian untuk mencapai puncaknya. Jalur paling populer adalah Jalur Pancasila di Kabupaten Dompu. Ketiga jalur lainnya yaitu Piong, Kawinda To’i, dan Doro Ncanga.
Jalur Pancasila merentang sejauh 16 km dengan medan yang cukup bersahabat. Waktu tempuh hingga ke puncak dan turun lagi kurang lebih 3 hari 2 malam. Banyak yang memilih jalur ini karena sarana lengkap yang tersedia. Seperti Homestay hingga guide bisa ditemui dengan mudah di kawasan basecamp-nya.
Sampai di puncak, pendaki dapat melihat kaldera selebar 7 km. Kawah ini disebut-sebut sebagai salah satu kawah terbesar di Indonesia. Di tengah kawah, terdapat anak gunung berapi bernama Doro Api Toi.
Bird Watching
Hutan lebat jadi medan yang mendominasi jalur pendakian di Gunung Tambora. Kondisinya yang masih asri membuatnya jadi rumah bagi banyak satwa liar. Babi hutan, rusa, dan berbagai jenis burung bisa saja ditemui di perjalanan. Area puncak juga berhiaskan tanaman edelweiss yang lazim tumbuh di dataran tinggi.
Kekayaan fauna Taman Nasional Tambora membuatnya banyak menjadi incaran para pecinta alam. Terlebih lagi pelancong yang punya hobi mengamati burung (bird watching). Di kawasan ini hidup berbagai jenis burung liar. Sebut saja kakatua kecil jambul kuning, nuri pipi merah, kipasan flores, ayam hutan, hingga elang laut perut putih.
Sungai Oi Marai
Sungai Oi Marai adalah salah satu aliran sungai yang berada di Gunung Tambora. Sungai ini memiliki aliran air yang jernih dan bersih. Saking jernihnya, dasar sungai yang berbatu pun bisa terlihat dari permukaan.
Sungai ini merupakan sumber mata air bagi warga sekitar maupun pendaki. Airnya terjamin serta dapat menyegarkan tubuh yang lelah setelah menempuh pendakian panjang. Sungai ini juga bisa jadi lokasi aktivitas rekreasi air seperti river tubing.
Lokasi & Akses ke Gunung Tambora
Gunung Tambora terletak di sebelah utara Pulau Sumbawa, Provinsi Nusa Tenggara Barat. Wisatawan bisa mengunjunginya melalui jalan laut atau udara. Titik keberangkatan keduanya berawal dari Pelabuhan Kayangan dan Lombok International Airport.
Perjalanan dari Pelabuhan Kayangan menuju Pelabuhan Poto Tano di Sumbawa menggunakan kapal feri. Setelah itu, lanjutkan dengan kendaraan roda empat atau roda dua hingga ke Taman Nasional Tambora. Total waktu tempuh kurang-lebih 14 jam dari Lombok hingga tiba di Tambora.
Jalan udara dilakukan dengan pesawat ATR tujuan Bandara Sultan Salahuddin, Bima. Waktu tempuhnya kurang lebih 40 menit. Dari bandara, perjalanan berlanjut dengan kendaraan roda dua atau roda empat hingga Taman Nasional Tambora. Total waktu perjalanan sekitar 6 hingga 7 jam.