Situ Sangiang
Harga Tiket Masuk: Rp15.000Jam Buka: 24 JamNomor Telepon: -Alamat: Sangiang, Banjaran, Majalengka, Jawa barat, -Situ Sangiang adalah sebuah danau alami di Kabupaten Majalengka. Danau ini merupakan objek wisata alam sekaligus wisata ziarah. Latar belakang sejarah, mitos, serta budaya mewarnai pariwisata di kawasan ini.
Daya tarik kawasan wisata ini terletak pada bentang alamnya yang cantik. Kondisi alamnya masih sangat terjaga karena masuk dalam kawasan konservasi. Selain itu, terdapat makam Sunan Parung yang masih berkaitan dengan sejarah Kerajaan Talaga Manggung.
Harga Tiket Masuk Situ Sangiang
Wisatawan Situ Sangiang perlu membayar tarif tiket masuk sebesar 15 ribu rupiah per orangnya. Harga terbilang terjangkau jika melihat kondisi objek wisata yang terawat. Fasilitasnya lengkap dan memadai sehingga kegiatan wisata pun lebih nyaman.
Harga Tiket Masuk | |
Tiket Masuk | Rp15.000 |
Baca Juga: 12 Wisata Danau Cantik di Jawa Barat
Jam Buka
Objek wisata ini terbuka untuk umum setiap hari. Sebagai destinasi ziarah dan wisata religi, tempat ini buka selama 24 jam. Waktu kunjungan paling ramai selain akhir pekan adalah pada malam Jumat Kliwon. Waktu ini biasanya ramai oleh para peziarah
Jam Operasional | |
Setiap Hari | 24 Jam |
Pesona Wisata Situ Sangiang
Tidak perlu bingung jika mencari destinasi wisata alam di Jawa Barat. Daerah ini menyajikan pesona alam yang diolah jadi beragam objek wisata. Mulai dari yang sederhana hingga menawarkan fasilitas penunjang nan mewah.
Bagi sebagian orang, wisata alam berarti benar-benar meresapi suasana alam yang apa adanya. Di Majalengka, pelancong bisa menjumpai suasana ini di Situ Sangiang. Sebuah danau alami yang berada di Kecamatan Banjaran, Kabupaten Majalengka.
Situ Sangiang adalah danau dengan luas setidaknya 19 hektar. Danau ini masih menjadi bagian dari Taman Nasional Gunung Ciremai. Sehingga kawasan ini masuk dalam area konservasi yang terjaga kelestariannya. Daya tarik wisata di danau ini tidak hanya pada alamnya tetapi juga nilai-nilai historis yang ada.
Kerajaan Talaga Manggung
Keberadaan danau ini seringkali berkalit dengan sejarah Kerajaan Talaga Manggung. Kerajaan ini menempati sebelah selatan wilayah Kabupaten Majalengka. Namun, tidak sedikit yang mempercayai bahwa keratonnya pernah berdiri di tengah-tengah Situ Sangiang.
Talaga Manggung berkuasa di Majalengka sekitar abad ke-15. Rajanya masih merupakan keturunan dari Kerajaan Sunda Galuh dan Prabu Siliwangi. Salah satu raja Talaga Manggung adalah Sunan Parung. Tak heran jika makamnya berada di kawasan sekitar danau dan menjadi tujuan ziarah.
Masyarakat setempat percaya bahwa Keraton Talaga Manggung lenyap di kawasan situ ini. Ratusan ikan lele yang hidup di danau ini dianggap sebagai jelmaan para prajurit kerajaan. Oleh karena itu pengunjung tidak boleh menangkap ikan-ikan tersebut. Hal ini menyebabkan habitat ikan di danau ini masih sangat terjaga.
Pesona Alami
Kawasan wisata Situ Sangiang meliputi lahan seluas lebih dari 100 hektar. Di dalamnya, terdapat danau seluas 19 hektar. Sedangkan sisanya merupakan hutan heterogen yang alami.
Area hutan ini adalah rute yang harus dilalui untuk mencapai danaunya. Suasananya sejuk dan lembab karena berisi pepohonan tua. Hutan Situ Sangiang merupakan habitat bagi sejumlah jenis satwa liar. Jika beruntung, pengunjung bisa menjumpai surili, kijang, lutung, hingga elang di sini.
Vegetasi yang beragam menutupi lahan hutan ini. Mulai dari tanaman bambu hingga Pohon Nunuk yang berusia ratusan tahun. Pohon Nunuk memiliki tampilan unik karena pucuknya merupakan gabungan dari beberapa pohon. Ukurannya yang besar membuat pohon ini menambah suasana misterius.
Situ Sangiang sendiri tampak asri karena terutup hutan dan berlatarkan Gunung Ciremai. Di dalam danaunya, hidup ikan lele, nila, dan ikan air tawar lainnya dalam jumlah besar. Permukaan danau yang tenang menghadirkan suasana yang menyejukkan bagi siapapun yang datang.
Mitos dan Karakter
Ada keunikan yang menjadi ciri Situ Sangiang. Pada musim hujan, danau ini selalu surut hingga batas tertentu. Sebaliknya, musim kemarau adalah waktu di mana danau ini memiliki permukaan air yang lebih tinggi. Karakter ini menjadikan Situ Sangiang sebagai penanda pergantian musim bagi masyarakat sekitar.
Selain ikan-ikan jelmaan prajurit, banyak mitos lain yang tumbuh subur di sini. Salah satunya adalah kulit Pohon Nunuk yang diyakini memiliki kekuatan. Pohon yang berada di dekat area makam ini seringkali diambil kulitnya secara sembarangan. Padahal, hal ini bisa merusak keseimbangan dan kelestarian hutan.
Hutannya juga dipercaya punya nilai-nilai mistis. Udara di area hutan ini memang sangat sejuk dan lembab. Pepohonannya diperkirakan memiliki usia hingga ratusan tahun. Di samping kebenaran mitosnya, keasrian hutan ini memang perlu dijaga.
Wisata Alam & Religi
Pengunjung bisa menikmati berbagai kegiatan rekreasi dan wisata di Situ Sangiang. Aktivitas utama tentu saja rekreasi di sekitar danau. Terdapat jalan setapak yang mengitari danau. Pengunjung bisa jalan santai sambil menghirup udara segar mengelilingi danau.
Di beberapa titik, terdapat saung sederhana. Saung ini bisa jadi tempat istirahat atau piknik. Di sisi lain, ada spot-spot buatan untuk lokasi berfoto. Spot ini berupa dermaga dan gapura dari bambu. Spot tersebut menyajikan lanskap Situ Sangiang dengan hutannya yang asri.
Tak jauh dari danau, tersedia arena outbond. Arena ini memiliki wahana seperti panjat jaring, jembatan titian, dan lain-lain. Tidak ketinggalan juga wahana flying fox untuk sedikit menguji adrenalin.
Makam Sunan Parung berada di kawasan hutan. Untuk berziarah kemari, pengunjung harus mendapat izin dan pendamping seorang kuncen. Kegiatan ziarah juga harus bergantian dan tidak bisa langsung beramai-ramai.
Fasilitas Situ Sangiang
Fasilitas pendukung di Situ Sangingat terbilang lengkap dan memadai. Terdapat area parkir yang luas dan cukup untuk bus pembawa rombongan. Selain itu ada toilet, saung, kios, dan ruang ganti untuk peziarah yang melakukan kegiatan mandi di danau. Sarana rekreasinya yaitu arena outbond dan spot foto selfie.
Lokasi Situ Sangiang
Kawasan wisata danau ini terletak di Desa Sangiang, Kecamatan Banjaran, Kabupaten Majalengka. Belum ada transportasi umum yang mencapai lokasi sehingga pengunjung hanya bisa menggunakan kendaraan pribadi. Rutenya melalui Jalan Raya Majalengka-Cikijing dan Wates Sangiang. Akses jalan sudah sangat baik karena diaspal halus dan sarat akan petunjuk jalan.okal