Pasar Kembang
Harga Tiket Masuk: GratisJam Buka: 24 JamNomor Telepon: -Alamat: Jl. Ps. Kembang, Sosromenduran, Gedong Tengen, Yogyakarta, DI Yogyakarta, 55271Salah satu tempat yang banyak dikenal di Kota Jogja adalah Pasar Kembang atau Sarkem. Betapa tidak terkenal, tempat ini menjadi sebuah tempat ikonik. Dan lokasinya pun berada di tengah kota, yaitu dekat dengan Stasiun Yogyakarta.
Stigma masyarakat dan wisatawan membuat Sarkem bukan menjadi tujuan wisata bagi wisatawan. Hanya orang-orang tertentu yang sudah berpengalaman. Namun, tentunya ada sisi lain Pasar Kembang yang tidak diketahui orang lain. Diluar stigma yang berkembang.
Baca: TEMPAT WISATA DI JOGJA: 49 Destinasi Anti-Mainstream
Harga Tiket Masuk Pasar Kembang Yogyakarta
Untuk ke Pasar Kembang, pengunjung tidak dikenakan biaya apapun. Namun terkadang, ketika melewati gang sempit di area ini, ada pungutan liar yang mengharuskan membayar. Memang jumlah uang yang dibayarkan tidak besar, tapi terkadang peminta retribusi akan memaksa. Namun tenang saja, ini hanya berlaku ketika malam hari.
Harga Tiket Masuk | |
Tiket masuk | Gratis / sukarela |
Baca: Alun-Alun Kidul Yogya Tiket Masuk & Aktivitas
Jam Operasional
Pasar Kembang tidak menerapkan jam operasional. Pengunjung dapat datang kapan saja di tempat ini. Dan tentunya, semakin malam jalan ini akan semakin ramai aktivitasnya.
Jam Operasional | |
Setiap hari | 24 jam |
Sekilas tentang Kawasan Pasar Kembang
Kawasan Pasar Kembang atau Jalan Pasar Kembang, sering disebut dengan akronim sebagai Sarkem. Memang, dulunya kawasan ini menjual bunga-bunga. Namun lambat laun, ikon tempat ini berubah. Atau mungkin “kembang” yang dimaksud bukanlah kembang bunga, tapi kembang yang lain.
Jalan Pasar Kembang merupakan gang kecil yang merupakan perkampungan penduduk. Banyak penduduk yang tinggal di kawasan ini. Mereka hidup dengan damai, dan tak sedikit yang banyak meraup rezeki karena kedatangan wisatawan. Penginapan banyak berdiri di tengah suasana perkampungan, dengan keramahan para penduduknya.
Baca: Gembira Loka Zoo Tiket Masuk & 11+ Aktivitas
Namun, ikon Pasar Kembang mulai berubah ketika tempat ini dijadikan area prostitusi. Keberadaannya memang menuai pro dan kontra. Padahal, awalnya tempat ini hanya perkampungan biasa, yang berada di jantung kota Jogja.
Pasar Kembang di Zaman Kolonial Belanda
Sarkem sudah ada sejak zaman kolonial Belanda dan pusat prostitusi sudah berkembang pada masa itu. Keberadaan Sarkem yang dekat dengan Stasiun Yogyakarta pun tidak bisa dipisahkan dari keberadaan rel kereta. Dulunya, wilayah yang disebut dengan Balokan ini memiliki peran penting dalam proyek pembangunan rel kereta. Dimana material pembangunan ditempatkan di area Balokan atau sekarang disebut Sarkem.
Rel kereta api yang dibangun ini menghubungkan kota Batavia, Bogor, Cianjur, Cilacap, hingga Surabaya. Proses pembangunannya terjadi sekitar tahun 1884, dimana berbanding lurus dengan terbangunnya fasilitas di Sarkem. Banyaknya pekerja yang didatangkan dari luar Jogja membuat para warga membuka penginapan untuk para pekerja. Hal ini diikuti dengan bermunculannya wanita penghibur untuk melayani para pekerja pembangunan ini.
Baca: Museum Benteng VREDEBURG Tiket Masuk & Koleksi
Mulai saat itulah, tradisi “jajan” di area Sarkem mulai muncul hingga saat ini. Julukan Pasar Kembang sendiri baru muncul di tahun 1970-an, bukan lagi menyebutnya daerah Balokan. Berbanding terbalik dengan kondisi prostitusi, di tahun ini dulunya banyak penjual bunga. Namun kemudian, dipindahkan ke daerah Kotabaru, yang mana mengubah ikon Sarkem lebih ke ikon prostitusi.
Event Tahunan Sarkem Fest di Pasar Kembang
Pemerintah serta masyarakat bekerjasama untuk mengubah ikon Sarkem bukan sebagai tempat prostitusi, melainkan tempat wisata. Hal ini dibuktikan dengan diselenggarakan Sarkem Fest yang pertama kali diadakan di tahun 2019. Event Sarkem Fest ini merupakan rangkaian acara Jogja Heboh yang berlangsung pada 1-28 Februari 2019. Namun, untuk Sarkem Fest sendiri hanya digelar satu hari saja.
Pada acara yang digelar dari sore hingga malam hari ini, pengunjung disuguhkan berbagai pertunjukan budaya. Salah satunya adalah atraksi pasukan bergada di Jalan Sarkem. Ada juga pertunjukan barongsai, pementasan teater, serta arak-arakan penari dan pawai budaya. Selain itu, acara juga diramaikan dengan pameran kuliner, fashion, belanja, budaya, olahraga, pariwisata, serta hotel.
Baca: TAMAN PINTAR Yogyakarta Tiket Masuk & Wahana
Harapannya, Sarkem Fest dapat digelar setiap tahun dan dapat mengubah ikon Sarkem menjadi tempat wisata. Acara ini juga diharapkan mampu meningkatkan perekonomian masyarakat Sarkem khususnya, dan masyarakat Jogja pada umumnya. Dan secara menyeluruh, dapat meningkatkan kembali sektor pariwisata budaya di Jogja. Sayangnya, Sarkem Fest hanya diadakan satu hari karena acara ini harus menutup akses jalan utama.
Ramai di Akhir Pekan
Terlepas dari pro kontra Sarkem, kawasan Sarkem masih ramai dikunjungi wisatawan. Utamanya pada akhir pekan, dan wisatawan datang di kala hari terang. Bukan di malam hari yang mana tentu tujuannya bukan hanya untuk berwisata.
Banyak becak yang menawarkan jasa berkeliling di area ini. Wisatawan juga dapat berjalan santai menyusuri gang sempitnya. Di dalam gang ini, wisatawan juga dapat beramah tamah dengan penduduk Sarkem. Dan ketika memasukinya, Sarkem memang hanyalah kampung biasa.
Bahkan, untuk menghilangkan image buruk, beberapa rumah menempelkan tulisan “Rumah Tangga” di pintunya. Hal ini untuk menunjukkan bahwa rumah tersebut hanya rumah biasa. Bukan rumah bagi para pekerja prostitusi.
Lokasi Pasar Kembang Yogyakarta
Kawasan Sarkem berlokasi di Jalan Pasar Kembang, masuk wilayah Kecamatan Gedong Tengen. Lokasinya berdekatan dengan Jalan Malioboro dan Stasiun Yogyakarta atau Stasiun Tugu. Sangat mudah dijangkau dan banyak transportasi umum yang melewati kawasan ini.