Beranda Tempat Wisata

Keunikan SUMUR GUMULING Taman Sari Jogja

0
sumur gumuling berarsitektur unik
Sumur Gumuling memiliki arsitektur bangunan unik. Foto: Google Maps/very daendels

Sumur Gumuling

Harga Tiket Masuk: Rp3.000 - Rp7.000Jam Buka: 09.00 - 15.30Nomor Telepon: -Alamat: Patehan, Kraton, Yogyakarta, DI Yogyakarta, 55133

Yogyakarta memang penuh pesona, wisata alam dan sejarahnya begitu lestari dan dapat dinikmati hingga kini. Salah satunya adalah Taman Sari di pusat kota Jogja. Namun yang lebih hebat lagi, ada wisata tersembunyi di bawah Taman Sari. Yaitu Sumur Gumuling yang berada di lorong Taman Sari.

Sumur Gumuling sejatinya merupakan masjid yang didirikan oleh pihak keraton. Tempat ini sudah ada sejak zaman penjajahan Belanda. Pengunjung yang datang ke Taman Sari pun dapat mengunjungi objek wisata ini. Yang mana harus melewati lorong-lorong gelap tembok Taman Sari.

Harga Tiket Masuk Sumur Gumuling

Untuk mengunjungi objek wisata ini, pengunjung diharuskan membayar tiket masuk yang murah. Harga untuk wisatawan domestik dan mancanegara juga dibedakan. Namun tantu saja, harga masih sangat terjangkau.

Harga Tiket Masuk
Wisatawan domestik Rp3.000
Wisatawan mancanegara Rp7.000

Baca: Taman Sari Yogyakarta Tiket & Aktivitas

Jam Operasional

Karena menjadi satu kawasan dengan Taman Sari, jadi jam operasionalnya pun mengikuti Tamansari. Yang mana dibuka dari pagi hingga malam hari.

Jam Operasional
Setiap hari 08.00-14.00 WIB

Keunikan Arsitektur Sumur Gumuling

Lima Tangga di Sumur Gumuling
Lima Tangga di Sumur Gumuling. Foto: Gmap/Ariani

Dari bagian luar, pengunjung akan menemukan bangunan berupa taman dan kolam air yang indah. Inilah Taman Sari yang merupakan tempat peninggalan bersejarah keraton Jogja. Di dalam Taman Sari, tepatnya di bagian lorong bawah tanahnya terdapat sebuah bangunan unik. Inilah Sumur Gumuling, yang mana merupakan masjid pada masa penjajahan dulu.

Sumur ini dibangun dengan gaya arsitektur Jawa Portugis. Bentuknya menyerupai teater melingkar dengan telaga buatan di bagian tengahnya serta rongga pada kubahnya. Sehingga masjid ini tidak memiliki atap, hanya rongga berbentuk bulat. Gumuling dalam bahasa Jawa memiliki arti berputar dalam lingkaran.

Baca: KERATON YOGYAKARTA Tiket & Area Wisata

Dinamakan sumur karena di dalamnya terdapat sumur. Uniknya, hanya ada satu pintu masuk menuju Sumur Gumuling. Hal ini memiliki filosofi manusia tercipta dari tanah dan akan kembali ke tanah. Sementara lima tangga pada Sumur memiliki filosofi jumlah rukun Islam.

Keunikan Bangunan Sumur Gumuling

Berjalan di Lorong menuju sumur
Berjalan di Lorong Sumur Gumuling. Foto: Gmap/Saeful

Sumur Gumuling memang tidak memiliki bentuk seperti masjid kebanyakan, namun tempat ini begitu unik. Karena dibangun di bawah tanah dan tidak memiliki pengeras suara. Ruangannya yang tertutup dan berupa lorong-lorong memungkinkan suara dapat menyebar tanpa pengeras suara.

Ini juga membuat suara muadzin dan khatib terdengar ke seluruh penjuru masjid. Meskipun berada di bawah tanah, masjid ini ternyata memiliki dua lantai. Dimana pada masing-masing lantai terdapat dua mihrab atau tempat berdiri imam untuk memimpin sholat. Selain atap yang berlubang, dinding masjid juga diberi ventilasi sehingga cahaya dapat masuk ke masjid.

Baca: Museum Benteng VREDEBURG Tiket & Koleksi

Karena terdiri dari dua lantai, lantai atas digunakan untuk jamaah laki-laki. Sementara lantai bawah dikhususkan untuk jamaah perempuan. Atap yang berlubang dan dinding berventilasi memiliki manfaat tersendiri. Meskipun di dalam lorong, ruangan ini tidak pengap.

Daya Tarik Sumur Gumuling

bagian tengah sumur
Bagian Tengah yang tidak Beratap Membuat Sinar Matahari Masuk ke Ruangan. Foto: Gmap/very daendels

Sumur Gumuling sudah didirikan sejak tahun 1765, namun pada tahun 1812 sudah tidak difungsikan. Hal ini dikarenakan Keraton telah membangun Masjid Gede Kauman di barat Alun-alun Lor Yogyakarta. Masjid bawah tanah ini merupakan peninggalan dari Sri Sultan Hamengkubuwono I. Digunakan hingga masa kepemimpinan Sri Sultan Hamengkubuwono II.

Masjid ini dibangun dengan tembok yang tebal, dengan ketebalan mencapai 1,25 meter. Menggunakan batu bata yang direkatkan satu sama lain sehingga kuat dan kokoh. Uniknya, untuk merekatkan tidak menggunakan semen dan pasir, melainkan dengan putih telur. Meskipun hanya dengan putih telur, anehnya tembok ini tetap kokoh hingga sekarang.

Baca: Situs Warungboto Kenuikan Pemandian Para Sultan

Di bagian dalam masjid juga terdapat kolam yang airnya berasal dari sumur ini. Lokasinya tepat di bawah tangga yang saling bertemu. Sayangnya, kini kolam sudah tidak tergenangi air lagi. Pengunjung hanya mendapati kolam air di halaman utama Taman Sari.

Menyusuri Lorong

Lorong-lorong menuju area sumur
Lorong Sumur Gumuling. Foto: Gmap/Shofyan A Hassya

Berada di kompleks Taman Sari membuat Sumur Gumuling cukup mudah diakses. Untuk menuju ke lokasi, pengunjung dapat berjalan kaki menyusuri lorong bawah tanahnya. Suasana debu, pengap, dan gelap segera sirna karena takjubnya dengan bangunan megah dan kuat ini. Suasana klasik akan langsung terasa ketika menjejaki anak tangga melewati lorong.

Lokasi masjid sendiri dapat dijangkau dari parkiran sepeda motor di depan pintu masuk. Dari pintu masuk Taman Sari, kemudian menuju ke arah utara. Setelah itu belok kiri hingga menemukan pintu masuk. Ikuti terus lorong tersebut hingga menemukan bangunan masjid.

Baca: Gembira Loka Zoo Tiket & 11+ Aktivitas

Bangunan masjid ini memiliki bentuk yang bulat serta berwarna cokelat muda. Tujuan dibangunnya masjid di lorong bawah tanah ini supaya tidak ketahuan oleh Belanda. Karena, Belanda dulu melarang umat Islam untuk melaksanakan ibadah sholat. Letaknya di bawah tanah, jadi tidak perlu khawatir akan diketahui oleh Belanda.

Fasilitas Sumur Gumuling

Di kawasan wisata telah tersedia berbagai fasilitas lengkap. Ada toilet, warung-warung kecil milik masyarakat setempat. Selain itu, pengunjung juga dapat menggunakan jasa pemandu untuk menjelaskan tentang seluk beluk sumur ini.

Lokasi Sumur Gumuling

Objek wisata unik ini berada di kawasan wisata Taman Sari. Terletak di Kelurahan Patehan, Kecamatan Kraton, Kota Yogyakarta.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan berkomentar
Silakan masukkan nama Anda di sini