Prasasti Pasir Awi
Alamat: Jl. Sukamakmur, Sukamakmur, Jonggol, Bogor, Jawa Barat, Indonesia, 16830- Harga Tiket Masuk: Gratis
- Jam Buka: 08.00 - 16.00
- Nomor Telepon: -
Prasasti Pasir Awi merupakan salah satu peninggalan sejarah milik Kerajaan Tarumanagara. Jejak sejarah ini bisa berada di Bukit Pasir Awi, Bogor. Meski bertajuk cagar budaya nasional, lokasinya ternyata tidak terlalu mudah dijangkau. Meski begitu, prasasti ini laik sebagai destinasi wisata bagi penyuka sejarah.
Harga Tiket Masuk Prasasti Pasir Awi
Pengunjung lokasi prasasti tidak perlu membayar untuk berkunjung kemari. Siapa saja bisa datang tanpa harus membeli tiket masuk. Tentu saja pengunjung tidak boleh melakukan kerusakan atau mengotori prasasti maupun area sekitarnya.
Tiket Masuk | |
Tiket Masuk | Gratis |
Baca Juga: 29 TEMPAT WISATA di BOGOR Paling Spektakuler
Jam Buka
Area Prasasti terbuka setiap hari. Prasasti ini terbuka untuk dilihat dari dekat sejak pagi hari hingga sore hari. Pagar pelindung area akan dikunci pada malam hari. Karena akses jalannya tidak begitu bagus serta minim penerangan maka lebih baik tidak datang pada saat sore hari.
Jam Buka | |
Setiap Hari | 08.00 – 16.00 WIB |
Prasasti Pasir Awi
Prasasti Pasir Awi merupakan batu bertulis peninggalan Kerajaan Tarumanagara. Kerajaan ini merupakan kerajaan tertua di Pulau Jawa. Selain Pasir Awi, setidaknya ada 6 prasasti lain yang masih termasuk peninggalan kerajaan tersebut.
Enam prasasti lainnya mayoritas berlokasi di dekat atau sekitar aliran sungai. Sedangkan Prasasti Pasir Awi adalah satu-satunya yang berada di kawasan bukit. Tepatnya di Bukit Pasir Awi dengan ketinggian sekitar 559 mdpl. Bukit ini cukup asri karena sebagian besar tertutup area hutan.
Peneliti berkebangsaan Belanda menemukan prasasti ini pada tahun 1867. Prasasti ini terkenal juga dengan nama Prasasti Cemperai. Ada juga yang menyebutnya sebagai situs batu tapak karena adanya pahatan telapak kaki. Ia dipahat di sebuah batu alam besar dengan keliling sekitar 4 meter.
Jalan Makadam
Untuk mencapai lokasi prasasti, wisatawan harus menempuh jalan dengan medan yang tidak mudah. Selain berada di atas bukit, tempatnya juga cukup jauh dari keramaian. Tapi tidak ada salahnya berkunjung untuk mencari suasana alam sekaligus melihat jejak sejarah.
Prasasti ini berada di sisi selatan Bukit Pasir Awi. Lokasi tepatnya di Desa Sukamakmur, Kecamatan Sukamakmur. Akses jalan masuk hanya berupa jalan makadam yang sempit.
Jalan berbatu ini memiliki kontur lumayan menanjak. Medannya yang menantang tidak jarang menarik perhatian para pesepeda. Jika ingin mencoba gowes kemari, waktu terbaik adalah pagi atau sore hari. Cuaca siang hari di kawasan ini seringkali panas terik.
Pengunjung juga bisa mencoba menjajal akses jalan ini sebagai jalur trekking. Dari pinggir Jalan Sukaraja Dayeuh, membutuhkan waktu sekitar 30 menit berjalan kaki santai hingga lokasi. Gunakan alas kaki yang pas untuk melewati medannya yang bebatuan tajam. Hindari berjalan pada musim kemarau karena udara gersang dan jalan akan sangat berdebu.
Cagar Budaya Terasingkan
Tiba di sekitar lokasi prasasti, pengunjung bisa memarkirkan kendaraannya di pinggir jalan. Perjalanan ke tempat prasasti berlanjut dengan menyusuri jalan setapak dan tangga dari batu. Jalan menanjak ini cukup nyaman karena terlindungi pepohonan.
Tidak sampai 5 menit, pengunjung sudah tiba di pagar yang melindungi area prasasti. Batu prasasti berada di atas panggung batu yang diberi atap. Pilar-pilarnya terbuat dari batang pohon tanpa polesan. Sementara atapnya tampak sederhana dengan material dari seng yang sudah berkarat di sana-sini.
Di sudut-sudut atap terpasang peringatan larangan perusakan. Jika tidak membacanya, pengunjung yang baru datang mungkin tidak akan mengetahui statusnya sebagai cagar budaya. Namun tidak ada larangan untuk melihat dari dekat dan menyentuh batu tulis ini.
Telapak Kaki
Prasasti ini berdiri di atas batu alam dengan diameter sekitar 1,5 hingga 2 meter. Di sisi timur, terdapat ukiran halus yang menggambarkan bagian-bagian pohon. Jika diperhatikan, ukiran tersebut mewakili daun, rating, dan batang dari pohon Bodhi.
Selain itu, ada peneliti yang menyebutkan ukiran pohon ini memiliki arti lain. Daun, batang, ranting, dan buah yang tergambar katanya melambangkan tahun pembuatan. Sayangnya, hingga saat ini belum terjawab kebenaran dari dugaan tersebut.
Bagian puncak prasasti ini terpahat jejak sepasang telapak kaki. Kaki kanan menghadap ke timur, sementara kaki kiri menghadap ke utara. Ada sumber yang mengatakan pahatan tersebut melambangkan jejak kaki Raja Purnamawarman. Diduga prasasti ini dibuat pada masa kejayaan Kerajaan Tarumanagara yaitu pada rentang abad ke-4 hinga ke-7.
Sementara peneliti lain menyatakan bahwa jejak kaki itu bukanlah milik raja. Kedua tapak tersebut mewakili jejak kaki Sang Budha. Selain piktogram pohon dan jejak kaki, tidak ada ukiran lain di prasasti ini.
Peninggalan Tarumanagara
Tidak banyak aktivitas yang tersedia di kawasan cagar budaya ini. Minimnya fasilitas jadi alasan tempat ini belum banyak orang yang mengetahui keberadaanya. Akses jalannya terbatas dan tidak ada penanda lokasi yang layak. Namun setidaknya ada papan penjelasan terkait prasasti ini di dalam areanya.
Peninggalan Kerajaan Tarumanagara lainnya bisa dijumpai di sisi lain Bogor. Di sekitar Sungai Cisadane, terdapat Prasasti Muara Cianten, Kebonkopi, dan Ciaruteun. Ketiganya juga bisa dikunjungi sebagai rangkaian wisata sejarah kerajaan tatar Sunda.
Fasilitas Prasasti Pasir Awi
Fasilitas yang tersedia di area prasasti adalah jalan setapak. Selain itu, tidak ada sarana pendukung yang berarti lainnya. Ketiadaan area parkir membuat pengunjung hanya bisa parkir di pinggir jalan. Sekitar area juga tidak ada warung atau kios.
Lokasi Prasasti Pasir Awi
Prasasti bersejarah ini terletak di Desa Sukamakmur, Kecamatan Sukamakmur, Kabupaten Bogor. Dari arah Bogor, lewati Jalan Tajur Raya Leuwi dan belok ke Jalan Sukaraja Dayeuh. Ikuti jalan hingga di pertigaan dengan petunjuk arah menuju lokasi. Pastikan kendaraan dalam kondisi baik karena medan jalan makadam yang berbatu penuh tanjakan dan turunan.
Pemda Bogor Timur memiliki potensi wisata sejarah, kebanggaan tatar Sunda, yg mewarisi artefak era Kerajaan Tarumanegara. Jika saja akses jalan dibuat lebih layak, tersedia fasilitas parkir/MCK, wisatawan tentu lebih banyak yang mengunjungi.