Curug Mandala Cilacap
Harga Tiket Masuk: Rp3.000 - Rp5.000Jam Buka: 06.00 - 17.00Nomor Telepon: -Alamat: Hutan, Mendala, Jeruklegi, Cilacap, Jawa Tengah, 53274Curug Mandala adalah objek wisata air terjun di Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah. Curug ini salah satu curug populer sebagai tujuan rekreasi. Lokasinya yang berada agak jauh ke dalam hutan tidak membuatnya sepi. Air terjun ini justru sering ramai oleh wisatawan lokal hingga sejumlah wisatawan mancanegara.
Daya tarik utamanya adalah air terjun bertingkat dengan aliran air yang jernih. Untuk menjangkau kawasan air terjun ini juga memerlukan niat dan tenaga ekstra. Memiliki beberapa rute akses, wisatawan bisa memilih yang sesuai dengan selera. Yang pasti, curug ini cocok sebagai destinasi bagi wisatawan yang menyukai trekking dan petualangan.
Tiket Masuk Curug Mandala
Pengunjung tidak perlu merogoh kocek terlalu dalam untuk bisa berwisata ke Curug Mandala. Dengan tak lebih dari lima ribu rupiah saja wisatawan sudah bisa berkunjung kemari.
Tiket Masuk | |
Hari Biasa per orang | Rp3.000 |
Akhir Pekan per orang | Rp5.000 |
Baca: 8 Destinasi Wisata Terbaik di Cilacap
Jam Buka
Air terjun ini buka untuk umum setiap hari. Pengunjung bisa datang pada waktu pagi hingga sore hari. Banyak yang menyarankan untuk kemari saat menjelang musim hujan. Saat itu, debit airnya cukup tinggi dan kondisinya jernih.
Jam Operasional | |
Setiap Hari | 06.00-17.00 WIB |
Pesona Curug Mandala
Untuk menyegarkan pikiran, rekreasi ke air terjun adalah salah satu pilihan tepat. Banyak wisatawan lokal yang menyukai kegiatan bermain air dari mata air alami di alam bebas. Apalagi, Indonesia memiliki banyak air terjun cantik yang lingkungannya masih alami. Satu di antaranya ialah Curug Mandala yang ada di Kabupaten Cilacap.
Lokasi curug ini berada di dalam hutan. Sulit untuk mencapainya, tetapi jalan setapak membuat perjalanan agak lebih mudah. Curug ini dikelilingi bukit dan hutan dengan beragam tanaman liarnya. Di balik itu semua, air terjun ini ternyata menyimpan kisah menarik tentang sejarah kemunculannya.
Naik-Turun Tangga
Berkunjung ke Curug Mandala berarti siap untuk trekking di jalur yang cukup panjang. Ya, jalan dari area parkir hingga lokasi air terjun merupakan jalan setapak. Jalur ini hanya bisa dilalui dengan berjalan kaki atau sepeda. Jaraknya bisa mencapai sekitar 1 kilometer.
Sebagian besar jalan terdiri dari anak tangga yang cukup lebar. Ratusan anak tangga ini lumayan menguras tenaga. Namun, trekking jalur ini adalah salah satu ciri khas Curug Mandala sebagai objek wisata. Rekreasi kemari cocok bagi wisatawan yang menyukai tantangan atau aktivitas fisik.
Baca: Pantai TELUK PENYU Cilacap Tiket & Aktivitas
Trekking Lintas Alam
Jalur trekking menuju air terjun melintasi hutan dan perkebunan warga. Kontur jalannya naik dan turun tergantung area. Rupanya, tantangan ini jadi semakin menarik jika menjajalnya dengan sepeda. Tidak sedikit wisatawan yang datang menggunakan sepeda kemari.
Sepanjang jalan, wisatawan akan disuguhi keteduhan hutan yang masih asri. Sesekali tampak lahan yang dibuka untuk kebun kelapa. Suasana asri hutan yang menemani jadi kenangan tersendiri saat bertandang kemari. Pegal di kaki pun rasanya bisa terlupakan sambil menikmati keindahan alam sekitar.
Baca: Benteng Pendem Wisata Sejarah Era Kolonial
Air Terjun Bertingkat
Mendekati lokasi curug, akan tampak dekorasi sederhana yang menghias kanan-kiri jalan setapak. Dekorasi ini dibuat dari sampah botol plastik yang dicat warna-warni. Meski sederhana, namun tampak menarik dan lumayan instagrammable. Sempatkan juga untuk beristirahat di gazebo nyaman yang tersedia.
Curug Mandala mengalir di lereng perbukitan yang hijau. Kawasan sekitarnya masih alami, dengan pepohonan dan tanaman perdu liar. Airnya yang jernih mengalir ke sebuah kolam alami di bawahnya. Dinding batunya yang bertingkat-tingkat tampak cantik bagaikan air terjun buatan di sebuah taman.
Di kawasan sekitar air terjun, terdapat sejumlah fasilitas penunjang. Toilet serta ruang ganti memudahkan wisatawan yang ingin berenang di kolamnya. Ada juga penyewaan ban bagi anak-anak maupun orang dewasa.
Baca: PANTAI SODONG: Tiket & 5 Aktivitas Seru
Bom Belanda
Menurut kisah setempat yang beredar, Curug Mandala bukanlah air terjun alami. Curug ini terbentuk karena campur tangan manusia pada masa pendudukan Belanda. Sebelum menjadi air terjun, titik keberadaannya merupakan sebuah sumber mata air biasa.
Para tentara Belanda konon mengejar para pejuang hingga ke dalam hutan. Mereka menggunakan bom dan melemparnya ke titik mata air tersebut. Alhasil, sebagian lerengnya hancur dan membuka jalan untuk air mengalir. Aliran air inilah yang kemudian menjadi Curug Mandala sampai sekarang.
Jika melihatnya lebih teliti, tampilan air terjun ini memang tampak selaras dengan kisah tersebut. Dindingnya memiliki bagian yang menyerupai sebuah lubang besar. Mungkinkah sebuah bom yang membuat lubang tersebut? Terlepas dari kebenarannya, Curug Mandala tetaplah keindahan alam yang mempesona.
Fasilitas Curug Mandala
Fasilitas penunjang di kawasan Curug Mandala ternyata cukup lengkap. Warga setempat sudah menyediakan area parkir bagi pengunjung yang membawa kendaraan bermotor. Jalan setapak menuju curug sebagian dibuat dari tangga semen yang kokoh dan aman.
Mendekati lokasi air terjun, terdapat sejumlah tempat duduk untuk beristirahat. Ada juga gazebo yang cukup luas untuk piknik atau beribadah. Di sekitar air terjun pun terdapat toilet, ruang ganti, serta penyewaan ban renang.
Akses & Lokasi Curug Mandala
Seperti namanya, Curug Mandala terletak di Desa Mandala. Desa ini berada di kecamatan Jeruklegi, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah. Jaraknya dari Kota Cilacap berkisar 17-18 kilometer tergantung rute. Dibutuhkan waktu sekitar 40 menit dengan motor atau mobil untuk mencapainya.
Jalan Desa Mandala sudah mengalami perbaikan beberapa tahun silam. Kondisi jalannya baik dengan berlapis aspal. Kontur jalannya naik-turun karena merupakan area perbukitan.
Jalan setapak menuju lokasi air terjun pun terbuat dari semacam cor. Begitu juga dengan tangganya yang cukup lebar dan landai. Jalan ini melewati hutan dan tidak sepenuhnya dilapis. Sebagian masih berupa tanah dan bisa dilalui oleh sepeda.