Candi Cangkuang
Alamat: Leuwigoong Karanganyar, Cangkuang, Leles, Garut, Jawa Barat, Indonesia, 44119- Harga Tiket Masuk: Rp3.000-Rp5.000
- Jam Buka: 07.30 - 17.00
- Nomor Telepon: -
Keberadaan objek wisata berupa candi identik dengan daerah Jawa Tengah dan Jawa Timur. Namun, ternyata ada juga candi yang berada di Jawa Barat. Salah satu candi yang masih ada secara utuh yaitu Candi Cangkuang yang berada di Kabupaten Garut.
Yang menarik dari keberadaan candi ini adalah lokasinya yang terletak di pulau di tengah danau. Selain itu, Candi Cangkuang justru berdampingan dengan sejarah penyebaran Islam di daerah sekitarnya. Selain sekelilingnya merupakan alam yang cantik, candi ini juga dilingkupi suasana adat yang kental.
Harga Tiket Masuk Candi Cangkuang
Untuk mengunjungi Candi Cangkuang, pengunjung cukup membeli tiket masuk ke kawasan danau wisata Situ Cangkuang. Kemudian lanjutkan perjalanan dengan rakit hingga ke Pulau Panjang di tengah danau. Baik tiket masuk maupun tiket rakit harganya sangat terjangkau. Untuk tiket masuk Candi Cangkuang yaitu Rp5.000 untuk dewasa dan Rp3.000 untuk anak-anak.
Baca: SITU CANGKUANG Garut Tiket & Ragam Aktivitas
Jam Buka Candi Cangkuang
Kawasan wisata candi terbuka untuk umum setiap hari. Pada hari-hari besar Islam tertentu, area candi akan berlangsung perayaan. Jam buka Candi Cangkuang mulai pukul 07.30 pagi dan akan tutup pukul 5 sore.
Daya Tarik Candi Cangkuang
Baca: DARAJAT PASS Garut Tiket & Ragam Aktivitas
Candi Cangkuang merupakan candi hindu yang ditemukan di kawasan Kampung Pulo, Kabupaten Garut, Jawa Barat. Kampung Pulo adalah kampung adat yang sudah ada sejak lama Desa Cangkuang. Kampung ini bertempat di sebuah pulau bernama Pulau Panjang di tengah Situ Cangkuang.
Candi ini menjadi bagian tak terpisahkan dari objek wisata Situ Cangkuang. Candi ini ditetapkan sebagai cagar budaya dan situs bersejarah. Wisatawan yang berkunjung akan dapat belajar mendalami potongan sejarah, ada-istiadat, sekaligus mengapresiasi keindahan alam Swiss van Java.
Candi Cangkuang
Menurut perkiraan Candi Cangkuang sudah berdiri pada abad ke-8 Masehi. Wujud utuhnya yang bisa terlihat pada saat ini bukanlah ornamen aslinya 100 persen. Lebih dari setengah bagian candi sudah mengalami proses pemugaran ulang demi menghasilkan konstruksi yang serupa dengan aslinya. Namun, hal ini tidak mengurangi kemegahan bentuk candi.
Nama candi berasal dari nama daerah setempat. Kata “cangkuang” adalah nama jenis tanaman yang banyak tumbuh di kawasan ini. Akses menuju candi menjadi daya tarik tersendiri. Karena letaknya berada di pulau di tengah danau, wisatawan bisa mencapainya dengan menaiki rakit atau perahu.
Fondasi candi berukuran 4,5 meter kali 4,5 meter, dan tinggi setelah pemugaran adalah 8,5 meter. Bagian dalam candi merupakan ruang untuk menyimpan Arca Syiwa. Petunjuk keberadaan arca ini tertulis dalam catatan arkeologi Belanda. Penemuan arca serta candi ini menjadi bukti bahwa agama Hindu ternyata menyebar hingga ke Jawa Barat.
Baca: Sabda Alam Garut Tiket & Berbagai Aktivitas Seru
Makam Dalem Arief
Reruntuhan makam yang terdapat di dekat candi adalah makam salah satu leluhur penduduk Kampung Pulo, yaitu Dalem Arief Muhammad. Dalem Arief berasal dari Kesultanan Mataram Islam di Yogyakarta. Setelah gagal mengusir VOC di Batavia, Dalem Arief menyingkir dan menetap di kawasan Cangkuang.
Pembuatan Situ Cangkuang merupakan hasil bendungan yang dengan inisiasi oleh Dalem Arief. Ia berhasil menyebarkan ajaran agama Islam di Cangkuang, terutama di Kampung Pulo.
Banyak jejak peninggalan Dalem Arief yang masih terlihat sampai sekarang di Museum Situ Cangkuang. Masjid Kampung Pulo juga merupakan salah satu peninggalannya yang masih berdiri tegak. Makamnya hingga saat ini masih sering menjadi tujuan ziarah oleh warga dari berbagai daerah.
Baca: Pantai Santolo Garut Tiket & 9 Ragam Aktivitas
Museum Situs Cangkuang
Baca: Talaga Bodas Garut Tiket & Aktivitas
Museum Situ Cangkuang masih berlokasi di area yang sama dengan Candi Cangkuang. Museum kecil ini menyimpan berbagai hasil galian dan peninggalan penyebaran agama Islam di Cangkuang.
Di museum ini, pengunjung bisa menyaksikan kitab-kitab tulisan tangan Dalem Arief. Ada juga Al-Quran dan catatan khotbah Jumat yang seluruhnya terbuat dari kulit kayu. Pengunjung yang ingin mengetahui sejarah mengenai menyebarnya agama Islam di Cangkuang bisa menyempatkan untuk berkunjung kemari.
Di hari-hari tertentu, warga Kampung Pulo akan mengadakan pencucian benda dan senjata pusaka yang ada di museum ini. Acara ini biasanya berlangsung pada tengah malam, namun bisa disaksikan oleh masyarakat umum juga.
Kampung Pulo
Kampung Pulo yang menjadi keberadaan Candi Cangkuang adalah salah satu objek wisata menarik lainnya di sini. Masyarakat kampung ini memegang teguh adat-istiadat serta tradisi turun-temurun hingga saat ini.
Salah satunya adalah larangan menambah bangunan tinggal. Oleh karena itu, kampung ini hanya terdiri dari enam buah rumah dan satu masjid kecil, dari dulu hingga sekarang.
Baca: 9 Tempat Wisata Menarik Di Garut
Wisatawan tidak akan menemukan suasana kuno dan gelap di kampung adat ini. Meski memegang teguh tradisi, Kampung Pulo tidak ragu untuk berbenah menjadi objek wisata yang menarik. Kawasan kampung tertata rapi serta berhias dekorasi cantik yang diganti secara berkala. Tidak heran jika kawasan ini selalu jadi primadona bagi para pemburu foto maupun swafoto.
Fasilitas Candi Cangkuang
Fasilitas yang terdapat di sekitar candi sudah lengkap dan memadai. Area parkir tersedia di gerbang masuk Situ Cangkuang. Di dalam kawasan situ dan sekitar candi terdapat toilet, mushola, kios makanan, dan kios suvenir. Untuk menyeberangi danau, wisatawan bisa menggunakan rakit atau perahu.
Lokasi Candi Cangkuang
Untuk mencapai Candi Cangkuang, wisatawan harus menyeberangi Situ Cangkuang terlebih dahulu. Candi ini terletak di Kampung Pulo, Desa Cangkuang, Kecamatan Leles, Kabupaten Garut. Kampung Pulo sendiri menempati Pulau Panjang yang berada di tengah Situ Cangkuang.
Untuk menuju Situ Cangkuang, wisatawan bisa menggunakan kendaraan pribadi roda empat atau roda dua. Jika menaiki kendaraan umum, gunakan bus jurusan Bandung – Leles hingga Alun-Alun Leles. Dari sini, lanjutkan perjalanan dengan menggunakan delman atau ojek dengan jarak tempuh sekitar 3 kilometer.
Berapa tiket masuk untuk prewedding di situ Cangkuang
Dan Wisatanya buka atau tidak untuk bulan oktober
Besok buka?
Buat tempat makan di sama rata harganya berapa?