CAGAR ALAM KRAKATAU: Bentang Alam Memukau - Juli 2024

Nama Krakatau tentu sudah tidak asing di telinga. Gunung Krakatau adalah salah satu gunung berapi aktif yang letusannya pernah tercatat sejarah. Krakatau juga merupakan nama kepulauan yang menjadi rumah dari gunung berapi ini. Wilayah ini telah ditetapkan sebagai kawasan konservasi alam dengan nama Cagar Alam Kepulauan Krakatau.

Cagar alam di Selat Sunda ini terkenal juga sebagai salah satu laboratorium alam raksasa. Keanekaragaman hayatinya yang tinggi membuatnya seringkali jadi tempat penelitian. Kondisi alamnya sangat terjaga demi melindungi kelangsungan ekosistem di dalamnya. Karenanya, ada banyak sisi menarik yang bisa dinikmati di cagar alam ini.

Tiket Masuk Cagar Alam Krakatau

Untuk bisa memasuki kawasan Cagar Alam Krakatau, pengunjung akan perlu membayar biaya SIMAKSI. Biaya ini terbilang mahal karena merupakan donasi untuk pengelolaan cagar alam. Ada juga jasa tur pariwisata yang menyediakan biaya paket kegiatan. Namun, tur ini hanya bisa ketika status Krakatau sedang aman.

Tiket Masuk
SIMAKSI Rp1.000.000

Baca: 11 Tempat Wisata Menarik di Lampung

Jam Buka

Pengajuan SIMAKSI menuju Cagar Alam Krakatau sebenarnya bisa dilakukan selama jam kerja. Kunjungannya pun bisa terlaksana kapan saja. Hanya saja, petugas akan menutup izin kunjungan jika kondisi terlalu berbahaya.

Jam Operasional
Setiap Hari 24 Jam

Kemolekan Cagar Alam Krakatau

Gunung Anak Krakatau dan gugusan hutannya
Cagar Alam Krakatau meliputi Gunung Anak Krakatau serta daratan dan perairan yang ada di sekitarnya – Foto: Google Maps/Halim Harun

Cagar Alam Krakatau merupakan kawasan konservasi yang ditetapkan secara resmi sejak tahun 1990. Kawasan ini meliputi 130 hektare lebih daratan dan perairan pantai sekitar Pulau Anak Krakatau. Karenanya, kawasan ini disebut juga Cagar Alam (CA) dan Cagar Alam Laut (CAL).

Pulau Anak Krakatau sendiri merupakan pulau yang sebagian besar terbentuk oleh gunung. Gunung ini merupakan peninggalan peristiwa letusan dahsyat di tahun 1883. Sisa letusannya membentuk gunung kecil bernama Anak Krakatau yang masih aktif hingga saat ini.

Selain menjadi area konservasi, Cagar Alam Krakatau juga merupakan kawasan penelitian. Ekosistem alamnya selalu terjaga dan berlangsung tanpa banyak campur tangan manusia. Sesekali juga tempat ini terbuka untuk kunjungan wisatawan. Tentunya dengan tetap memperhatikan kondisi status gunung berapi tersebut.

Baca Juga: PUNCAK MAS Lampung Tiket & Wahana

Kawasan Terbatas

Asap mengepul dari kawab gunung
Status Gunung Anak Krakatau yang tidak pasti membuatnya cukup rawan sebagai tempat wisata – Foto: Google Maps/Sergey Filin

Cagar Alam Krakatau memiliki penjagaan yang lebih ketat dari kawasan konservasi lainnya. Hal ini mengingat statusnya sebagai salah satu gunung berapi paling aktif dan berbahaya di dunia. Sehingga, tidak sembarang orang bisa berkunjung atau berwisata kemari.

Biasanya kunjungan ke cagar alam ini berlangsung untuk kegiatan penelitian atau dokumentasi tertentu. Namun, ada juga waktu khusus di mana Krakatau terbuka untuk tujuan wisata. Salah satunya yaitu ketika acara Lampung Krakatau Festival. Memang acara ini lebih banyak menarik minat wisatawan mancanegara dibanding domestik.

Ada prosedur yang perlu dilalui untuk bisa menginjakkan kaki di sini. Salah satunya yaitu mengajukan SIMAKSI atau Surat Izin Masuk Kawasan Konservasi. Biayanya tidak sedikit, bisa mencapai satu juta rupiah. Karena itu, pastikan tekad benar-benar bulat jika ingin mengunjungi cagar alam ini, ya.

Baca Juga: LEMBAH HIJAU Lampung Tiket & Aktivitas

Bentang Alam Cagar Alam Krakatau

Kelompok wisatawan mendaki ke puncak Gunung Anak Krakatau
Cagar Alam Krakatau menyajikan bentang alam yang unik – Foto: Google Maps/Panji Asmoro

Area Gunung Anak Krakatau jadi area yang paling mendominasi di cagar alam ini. Gunung ini merupakan sisa erupsi dahsyat di tahun 1883. Saat ini, Gunung Anak Krakatau memiliki tinggi kurang-lebih 800 mdpl. Namun, kajian geologi mengungkap bahwa tingginya terus bertambah setiap bulan sebanyak 20 inci.

Gunung ini tertutupi tanah vulkanis berwarna hitam dengan banyak campuran material pasir. Area kakinya penuh tumbuhan berbagai vegetasi. Terdapat aneka ragam jamur, lumut, tanaman paku, serta tumbuhan biji. Beragam fauna seperti burung dan biawak juga hidup di kawasan ini.

Pendakian di gunung ini memungkinkan untuk dilakukan ketika status gunung masih aman. Pantainya juga bisa sebagai tujuan aktivitas seperti snorkeling. Secara keseluruhan, Cagar Alam Krakatau menyajikan bentang alam yang indah dan menakjubkan.

Baca Juga: BUKIT SAKURA Lampung Tiket & Wahana

Pulau-Pulau Sekitar

Pesisir Pulau Sangiang
Pulau Sangiang adalah salah satu pulau di sekitar Kepulauan Krakatau yang menawarkan pesona alam nan memukau – Foto: Google Maps/Intan Permata Sari Sudianto

Kawasan cagar alam ini tidak bisa dikunjungi ketika gunungnya berstatus waspada. Wisatawan hanya boleh melihat dari pulau terdekat atau dari radius tertentu. Namun, masih ada cara lain untuk menikmati pesona gunung ini.

Cagar alam ini terletak di tengah gugusan pulau Kepulauan Krakatau. Terdapat beberapa pulau di sekitarnya yang ternyata tak kalah menarik. Pulau-pulau ini menghadirkan pesona yang berbeda-beda.

Pulau Sebesi yang berada di Kecamatan Rajabasa, Kabupaten Lampung Selatan misalnya. Pulau ini menarik karena penghuninya adalah para pendatang dari Lampung, Jawa, hingga Nusa Tenggara. Pantainya cantik dan menyenangkan sebagai lokasi menyaksikan sunset.

Ada lagi Pulau Umang Umang dan Pulau Sebuku Kecil yang tak jauh dari Sebesi. Pantainya bersih dan lautnya jernih, sangat pas untuk kegiatan snorkeling atau menyelam. Sama halnya dengan Pulau Sebuku Besar. Lain lagi dengan Pulau Sangiang yang punya bukit-bukit indah untuk tracking.

Baca Juga: PANTAI MELASTI Lampung: Tiket & Daya Tarik

Rute Laut dan Darat

Sebuah kapal boat menyusuri perairan dekat cagar alam
Dibutuhkan beberapa kali pindah transportasi untuk bisa sampai ke lokasi cagar alam ini – Foto: Google Maps/Dwi Prasetyo , CHA

Tidak ada rute transportasi langsung untuk menuju ke Cagar Alam Krakatau. Wisatawan harus melalui jalan darat dan laut yang cukup panjang dan melelahkan. Jika dari Pulau Jawa, titik keberangkatannya adalah Pelabuhan Merak di Banten. Wisatawan perlu mencapai Pelabuhan Bakauheni di Lampung dengan menggunakan kapal selama tiga jam.

Dari Bakauheni, perjalanan dilanjutkan sekitar satu jam ke Kalianda dengan bus. Bus akan membawa wisatawan ke Dermaga Bom. Selain dermaga ini, penyeberangan juga bisa melalui dermaga Desa Canti.

Wisatawan harus melanjutkan perjalanan dengan kapal nelayan ke Pulau Sebesi. Pulau Sebesi adalah pulau terdekat dengan Pulau Anak Krakatau. Selanjutnya, wisatawan masih harus menggunakan perahu nelayan menuju lokasi cagar alam.

Lokasi Cagar Alam Krakatau

Cagar Alam Krakatau terletak di Kepulauan Krakatau dan termasuk dalam wilayah Kabupaten Lampung Selatan, Provinsi Lampung. Dari arah Jakarta, pengunjung perlu berangkat dari Pelabuhan Merak Banten menuju Pelabuhan Bakauheni Lampung. Waktu tempuh sekitar 2 hingga 3 jam menggunakan kapal feri biasa atau 45 menit menggunakan kapal cepat.

Dari Bakauheni, lanjutkan perjalanan ke Desa Canti, Kecamatan Kalianda. Dengan menggunakan kapal nelayan, wisatawan akan diantar hingga Pulau Sebesi. Selanjutnya perjalanan dengan perahu nelayan dari Sebesi hingga sampai di tujuan. Untuk informasi terkait izin kunjungan, hubungi BKSDA Bengkulu dan Lampung di nomor (0721) 484990/703882.

Ulasan Pembaca

5 - 1 Pembaca

Berikan Nilai

Harga dapat berubah sewaktu-waktu terutama pada saat peak season seperti Hari Raya Lebaran, Musim Liburan serta Natal dan Tahun Baru. Oleh karena itu ada baiknya pembaca langsung menghubungi kontak tempat wisata atau akomodasi terkait. Meskipun begitu kami juga secara berkala melakukan pembaruan harga.
Bagikan konten ke:

Berikan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *