Beranda Tempat Wisata

MUSEUM SUMPAH PEMUDA Tiket dan Koleksi Bersejarah - Desember 2024

0
Replika Pemuda yang sedang Membaca Koran Benih Mardika
Replika Pemuda yang sedang Membaca Koran Benih Mardika. Foto: Gmap/Bayu Indra Kahuripan

Museum Sumpah Pemuda

Harga Tiket Masuk: Rp 500 - Rp 10.000Jam Buka: 08:00 - 16:30 WIBNomor Telepon: 0213103217Alamat: Jalan Kramat Raya No.106, RT.2/RW.9, Kwitang, Senen, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, 10420

Sumpah Pemuda adalah peristiwa besar yang melatarbelakangi kemerdekaan, yang kini terabadikan dalam museum. Museum ini memiliki nama yang sama dengan peristiwa tersebut, yaitu Museum Sumpah Pemuda. Dengan bangunan yang tampak seperti rumah masa lalu pada umumnya. Tak heran, karena memang dulunya museum ini merupakan rumah milik seorang Tiongkok.

Pengelola mempertahankan bentuk bangunan dan beberapa bagian bangunan supaya sejarah tetap terjaga. Di dalamnya, terdapat berbagai peninggalan sejarah berkaitan dengan Sumpah Pemuda. Tak hanya itu, replika dari pahlawan nasional pun dihadirkan juga di museum ini. Tak lupa, suasananya juga seolah saat perumusan itu terjadi, lengkap dengan penjelasan sejarahnya.

Harga Tiket Masuk Museum Sumpah Pemuda

Objek wisata ini menetapkan tarif yang sangat terjangkau bagi pengunjung. Tarif berlaku berdasarkan usia pengunjung, serta jumlah pengunjung. Semakin banyak rombongan, maka harga tiket masuk juga semakin murah. Bagi pengunjung mancanegara, tarif yang dikenakan berbeda dengan wisatawan domestik.

Harga Tiket Masuk
DewasaRp 2.000
Anak-anakRp 1.000
Wisatawan MancanegaraRp 10.000
Tiket Rombongan
DewasaRp 1.000
Anak-anakRp 500

Baca: MOJA MUSEUM Tiket Masuk & Spot Foto Spektakuler

Jam Buka Museum Sumpah Pemuda

Objek wisata ini dapat dikunjungi dari pagi hingga sore hari. Namun di hari Senin dan hari libur nasional, museum akan tutup.

Jam Operasional
Selasa – Kamis, Sabtu – Minggu08:00 – 16:00 WIB
Jum’at08:00 – 16:30 WIB
Senin dan hari libur nasionalLibur

Mengenal Museum Sumpah Pemuda

Dari luar, museum ini tampak tak terlalu luas, dan tampak seperti rumah penduduk pada umumnya. Dengan gaya khas rumah Jawa Kolonial pada masa lalu, dengan atap joglo berbentuk tinggi. Museum ini memiliki luas lahan 1.040 meter persegi dan luas bangunan 460 meter persegi. Dengan halaman yang cukup menampung beberapa mobil pengunjung.

Bangunan ini dulunya milik seorang Tiongkok bernama Sie Kong Liong. Lalu di tahun 1925, bangunan disewakan kepada mahasiswa kedokteran STOVIA dan Rechts Hoge School. Kemudian di tahun 28 Oktober 1928, gedung ini menjadi tempat Kongres Pemuda Indonesia Kedua. Dan dari peristiwa tersebut menghasilkan Soempah Pemoeda.

Baca: Museum Satria Mandala Jakarta Tiket Masuk & Koleksi Alutsista

Museum yang Mempertahankan Keaslian Bangunan

Bagian Teras dengan Desain Aslinya
Bagian Teras dengan Desain Aslinya. Foto: Gmap/Ratih Kusumawanti

Antara tahun 1973 – 1974, museum berlangsung pemugaran oleh Dinas Tata Bangunan dan Pemugaran Pemerintah DKI Jakarta. Pemugaran ini tanpa mengubah gaya arsitektur dan susunan tata ruangnya. Kemudian bangunan ini diresmikan oleh Presiden Soeharto pada tahun 1974, tepatnya tanggal 20 Mei. Dengan ini, bangunan yang dulunya merupakan rumah milik pribadi, resmi menjadi cagar budaya.

Meskipun telah mengalami pemugaran, tidak semua bagian dari bangunan ini diganti. Ada beberapa bagian yang mempertahankan bahan-bahan lama dan ada juga yang diganti atau ditambah sebagian. Bagian genteng sengaja diganti, karena genteng yang serupa tidak diproduksi lagi. Sementara untuk pegangan-pegangan pintu juga berganti karena tidak ada bentuk yang sama.

Untuk lantainya tetap sama, dan hingga saat ini masih mempertahankan bentuk asli lantai tersebut. Di tahun 1983, ada penambahan beberapa bagian tanpa merusak bangunan utama. Lalu ada juga penambahan relief para pejuang di beberapa sisi di tahun 2000. Yang terbaru adalah di tahun 2011, di mana ada penambahan kaca tembus pandang di bagian belakang sebagai tutupnya.

Baca: Art1 Museum Jakarta Tiket Masuk & Koleksi Seni

Berbagai Ruang Pamer

Atribut Milik Organisasi sebelum adanya Sumpah Pemuda
Atribut Milik Organisasi sebelum adanya Sumpah Pemuda. Foto: Gmap/Galih Khairulfalah Sayono

Memasuki museum, wisatawan seolah terbawa kembali ke masa pada saat perumusan Sumpah Pemuda. Ruangan dalam rumah yang masih terjaga keasliannya menambah kuat suasana pada masa itu. Di teras, wisatawan akan disambut dengan beberapa patung data para tokoh nasional yang berjumlah enam buah. Ada juga replika bangunan museum dan dua meja lingkar yang dengan masing-masing empat kursi.

Lantai masih khas dengan motif jaman kolonialnya, yaitu ubin dengan motif bunga. Serta tiang-tiang kayu sederhana sebagai penyangga rumah. Setelah membuka pintu utama, wisatawan akan masuk pada Ruang Pengenalan. Ruang ini memamerkan suasana Kota Batavia tahun 1920an. Di sini terdapat diorama pemuda yang berdiskusi saat masih bersekolah di STOVIA dan Rechtschoogeschool.

Berjalan di sebelahnya, terdapat ruang organisasi sebelum Sumpah Pemuda. Di sini terpajang bukti kemunculan organisasi-organisasi pemuda setelah berdirinya Budi Utomo. Di antaranya Jong Sumatranen Bond, Jong Java, Perhimpunan Indonesia, Jong Islamieten, dan Pemuda Kaum Betawi. Terpajang juga vandel organisasi pemuda tersebut, ditambah PPPI, Kepanduan, dan Hizbulwathon.

Baca: MUSEUM NASIONAL Jakarta Tiket Masuk & Aktivitas

Merasakan Detik-detik Peristiwa Sumpah Pemuda

Ruang Kongres II dengan diorama dan replikanya
Ruang Kongres II dengan diorama dan replikanya. Foto: Gmap/Deedee Chantique

Berjalan ke ruang selanjutnya, terdapat Ruang Kongres I, lengkap dengan diorama aktivitasnya. Di sini terpampang proses terjadinya peristiwa Kongres Pemuda I. Tak hanya itu, di ruangan ini juga terjadi proses berdirinya organisasi di tahun 1926. Diantaranya ada PPPI (Perhimpunan Pelajar-Pelajar Indonesia) dan PNI (Partai Nasional Indonesia).

Beralih ke ruang di sebelahnya yaitu Ruang Kongres II. Tempat tersebut menjadi ruang teks Sumpah Pemuda dibacakan pada malam 28 Oktober 1928. Di sini juga terdapat bukti penting peristiwa tersebut, yaitu diorama peserta Kongres Pemuda II. Ada juga relief Lagu Indonesia Raya, Undangan Kongres Pemuda II, hingga Keputusan Kongres Pemuda II.

Ruang Kongres Pemuda II terbilang terluas daripada ruangan lainnya, dan wisatawan dapat melanjutkan ke Ruang Kepanduan. Letaknya ada di sebelah ruang Kongres Pemuda II namun harus keluar ruangan untuk menuju ke sana. Di Ruang Kepanduan, menampilkan proses kemunculan organisasi kepanduan serta bendera dan alat-alat kepanduan. Di sini terdapat diorama pemuda kepanduan atau yang sekarang lebih dikenal umum dengan nama Pramuka.

Baca: MUSEUM MACAN Jakarta Tiket Masuk & Art Collection

Ruangan Suasana setelah Sumpah Pemuda

Replika Pemuda yang sedang Membaca Koran Benih Mardika
Replika Pemuda yang sedang Membaca Koran Benih Mardika. Foto: Gmap/Bayu Indra Kahuripan

Keluar dari Ruang Kepanduan, wisatawan dapat menuju ke Ruang Organisasi setelah Sumpah Pemuda. Di sini terdapat peristiwa pembentukan organisasi Indonesia Muda. Ada juga replika pemuda yang sedang membaca koran di tahun 1930, yaitu Koran Benih Mardika.

Di sebelahnya terdapat Ruang Sejarah Lagu Indonesia Raya, yang memamerkan biola WR Supratman. Di sini terdapat biola asli milik WR Supratman, yang digunakan untuk menciptakan lagu Indonesia Raya. Digunakan juga saat melantunkan lagu tersebut pada Kongres Pemuda II.

Dan yang terakhir adalah Ruang Perenungan, di mana bertujuan sebagai ruang merefleksikan diri. Untuk memaknai Sumpah Pemuda melalui pesan Ki Hajar Dewantara dan Soekarno. Serta terpajang pula puisi berjudul Tanah Air karya Mohammad Yamin. Di halaman belakang sendiri terdapat lapangan dengan dinding relief perjuangan bangsa Indonesia.

Lokasi Museum Sumpah Pemuda

Objek wisata ini berlokasi di Jalan Kramat Raya No.106, RT.2/RW.9, Kwitang. Yang masuk pada Kecamatan Senen, Kota Jakarta Pusat.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan berkomentar
Silakan masukkan nama Anda di sini