Museum Taman Prasasti
Harga Tiket Masuk: Rp2.000 - Rp5.000Jam Buka: 09:00 - 15:00 WIBNomor Telepon: 0213854060Alamat: Jalan Tanah Abang I No.1, RT.11/RW.8, Petojo Selatan, Gambir, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, 10160Museum Taman Prasasti Jakarta terbilang unik karena memiliki konsep yang berbeda dari museum lain. Betapa tidak, museum yang biasanya berada di dalam ruangan, ini di luar ruangan. Jadi, panas maupun hujan sudah menjadi hambatan tersendiri ketika mengunjungi museum ini. Namun hebatnya, kondisi koleksi yang ada di museum ini seolah tak lapuk oleh alam meski sudah ada puluhan tahun.
Di sini, wisatawan dapat melihat berbagai koleksi patung, nisan, hingga prasasti-prasasti. Museum ini dulunya adalah makam modern yang terbilang mewah. Karena hanya petinggi-petinggi Belanda dan orang terkenal saja yang dimakamkan di tempat ini. Serta ada juga miniatur makam khas dari 27 provinsi di Indonesia.
Harga Tiket Masuk Museum Taman Prasasti
Meskipun dulu menjadi kawasan mewah, tempat ini tidak mematok harga mahal bagi wisatawan. Hanya saja, wisatawan dewasa, mahasiswa, dan pelajar, berlaku tarif berbeda.
Harga Tiket Masuk Museum Taman Prasasti | |
Dewasa | Rp 5.000 |
Mahasiswa | Rp 3.000 |
Pelajar | Rp 2.000 |
Baca: MOJA MUSEUM Tiket Masuk & Spot Foto Spektakuler
Jam Buka Museum Taman Prasasti
Untuk mengunjungi objek wisata ini, hanya dapat dilakukan pagi hingga sore hari saja. Terkecuali jika ada pengunjung yang ingin datang di malam hari. Yang mana biasanya harus sesuai persetujuan pengelola museum. Dan pada saat mengunjunginya pun harus dengan tour guide.
Jam Operasional | |
Selasa – Minggu | 09:00 – 15:00 WIB |
Menjelajah Ketenangan Museum Taman Prasasti
Menjelajahi museum ini akan membawa wisatawan pada memori masa lalu. Desain dari museum ini sendiri mengingatkan pada interior dan desain bangunan Belanda. Hal ini langsung terasa pada saat memasuki museum, wisatawan akan disambut dengan pintu gerbang. Pintu gerbang ini memiliki gaya Doria arsitektur Yunani dengan tiang-tiang besar.
Berbagai macam patung yang kebanyakan berbentuk malaikat penjaga menjadi hiasannya. Ada juga patung-patung wanita yang khas berpakaian ala Eropa. Patung-patung ini tampak tertunduk sedih, bahkan ada juga yang menunjukkan bahwa ia sedang menangis. Seolah ikut bersedih akan kepergian orang-orang yang terbaring di bawahnya.
Ada juga nisan yang memiliki nama serta waktu kelahiran dan kematian. Pada batu nisan juga terdapat kata-kata mutiara yang mengingatkan akan jasad tersebut. Namun, keberadaan nisan dan prasasti di sini hanyalah penanda dan pengingat saja. Karena jenazah aslinya sudah berpindah ke makam lain atau dikembalikan ke negara asalnya.
Berjalan sembari Mengingat Memori di Museum Taman Prasasti
Dulunya, kawasan makam yang menjadi museum ini memiliki luas 5,5 hektar. Berdiri pada tahun 1795, bertujuan untuk menggantikan kuburan di samping gereja Nieuw Hollandsche Kerk. Beberapa prasasti dan patung dari gereja tersebut pun berpindah, karena lokasinya sudah penuh. Namun, luas museum hanya tersisa 1,3 hektar karena adanya pembangunan kota di kawasan sekitarnya.
Hingga pada 9 Juli 1977, Gubernur Ali Sadikin meresmikan makam ini sebagai museum. Sementara jasad yang sudah bersemayam dipindahkan ke makam lain di Indonesia, atau kembali ke asalnya. Kini hanya tersisa patung, prasasti, serta nisan bernama tanpa jasad terbaring di bawahnya. Hal ini juga yang membuat museum ini dapat lebih leluasa untuk kunjungan, bahkan untuk kegiatan fotografi.
Baca: MUSEUM NASIONAL Tiket Masuk & Aktivitas
Dari Peti Sang Proklamator hingga Kereta Pembawa Jenazah
Tak hanya nisan dan patung, di sini juga terdapat benda bersejarah. Yaitu peti jenazah yang tersimpan dalam sebuah kota mika transparan. Peti jenazah tersebut merupakan milik Sang Proklamator Indonesia. Beliau adalah Ir. Soekarno dan Drs. Mohammad Hatta.
Karena keduanya adalah muslim, jadi pemakaman tanpa menggunakan peti. Sehingga peti tersebut tersimpan di kawasan makam untuk menjadi benda koleksi museum. Ada juga meriam yang mendapat julukan “Si Jaguar”, yang berada di depan museum. Bentuknya yang unik serta kisah sejarah dan mistisnya menjadikan meriam ini begitu terkenal.
Selain itu, ada juga kereta yang dulu digunakan untuk membawa jenazah yang akan dikuburkan di makam ini. Kereta ini merupakan kereta kayu dengan bagian badannya berdinding kaca. Di mana orang-orang di luar dapat melihat peti jenazah dari orang yang akan dimakamkan. Kereta ini berjalan dengan ditarik kuda, bentuknya pun begitu klasik dan antik.
Baca: Art1 Museum Tiket Masuk & Koleksi Seni
Patung Wanita Menangis yang begitu Ikonik
Dari banyaknya patung yang ada di museum ini, terdapat sebuah patung yang begitu terkenal. Patung ini tak memiliki nama, hanya saja orang-orang menyebutnya dengan patung wanita menangis. Seperti namanya, patung ini memperlihatkan seorang wanita yang tengah berbaring sembari menangis. Dengan tangannya menutup wajahnya, yang seolah sedang menutupi kesedihannya.
Patung berwarna putih ini konon milik seorang wanita Belanda. Yang meninggal bunuh diri karena tidak kuat menahan kesedihan atas meninggalnya sang suami. Murut kisanya bahwa mereka baru saja menikah, dan sang suami meninggal karena malaria.
Baca: Museum Satria Mandala Tiket Masuk & Koleksi Alutsista
Tempat Bersemayam Tokoh Terkenal Belanda
Di antara tokoh Belanda yang bersemayam di sini yaitu Olivia Marianne Raffles. Seorang istri Gubernur Jenderal Stamford Raffles, yang usianya 10 tahun lebih tua daripada suaminya. Awalnya, Raffles ingin memakamkan sang istri di Istana Bogor, dan telah membuatkan prasasti. Namun sang istri lebih memilih dimakamkan di sini bersebelahan dengan sang sahabat, Layden.
Ada juga makam Dr.H.f.Roll, dokter pendiri sekolah kedokteran yaitu STOVIA. Yang mana sekolah ini menjadi cikal bakal Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Seorang filolog yang menemukan manuskrip Kakawin Negakarakertagama juga dimakamkan di sini. Yaitu JLA Brandes, yang meninggal pada 26 Juni 1905 di Batavia.
Yang lebih mengerikan adalah makam dari Pieter Erberveld, seorang keturunan Belanda-Siam. Kematiannya akibat eksekusi dengan kedua tangan dan kakinya ditarik oleh empat ekor kuda. Karena secara terang-terangan memberontak pemerintah Hindia Belanda. Dan kematiannya ini ditandai dengan tembok peringatan dengan penggalan kepalanya di atas tembok.
Baca: Museum 3D Kota Tua Tiket Masuk & Koleksi
Tokoh Indonesia di Museum Taman Prasasti
Ada dua tokoh Indonesia yang bersemayam di sini dulunya. Yaitu Soe Hok Gie, seorang aktivis mahasiswa yang senang mengkritik rezim orde baru. Soe Hok Gie meninggal di Gunung Semeru, pada tahun 1969, karena menghirup asap beracun. Dan dimakamkan di sini, hingga kemudian dikremasi dan abunya ditebar di Gunung Pangrango.
Selanjutnya adalah Miss Riboet, tokoh opera yang tersohor di tahun 1920-an. Ia juga dimakamkan di sini, sebelum tempat ini menjadi museum.
Lokasi Museum Taman Prasasti
Taman ini berlokasi di Jalan Tanah Abang I No.1, RT.11/RW.8, Petojo Selatan, Kecamatan Gambir, Jakarta Pusat.