Dengan ciri khas bentuk atap menyerupai 'tusuk sate' pada puncak menara sentralnya, Gedung Sate telah lama menjadi penanda Kota Bandung
Dengan ciri khas bentuk atap menyerupai 'tusuk sate' pada puncak menara sentralnya, Gedung Sate telah lama menjadi penanda Kota Bandung. Foto : Instagram/ak3ru

Gedung Sate

Harga Tiket Masuk: Rp5.000Jam Buka: 09.30 - 16.00Nomor Telepon: 0224233347Alamat: Jl. Diponegoro No.22, Citarum, Bandung Wetan, Bandung, Jawa Barat, 40115

Gedung Sate merupakan landmark kebanggaan Jawa Barat dan menjadi destinasi wisata populer Bandung. Bangunan aset sejarah ini berfungsi sebagai kantor pemerintahan sekaligus Kantor Gubernur Jawa Barat. Bentuk bangunannya khas dengan menara beratap susun menjadi ciri visual Provinsi Jawa Barat.

Lebih dari 90 tahun, Gedung Sate kokoh berdiri di atas lahan dengan luas setidaknya 27.000 m2. Gedung yang berlokasi persis di jantung kota ini berdiri pada 27 Juli 1920 dengan nama Gouvernements Bedrijven.

Baca: 49 Tempat Wisata Di Bandung Terlengkap

Harga Tiket Masuk Gedung Sate

Pengunjung yang ingin memasuki gedung ini akan perlu menyiapkan biaya tiket yang cukup murah. Harga tiket masuk Gedung Sate hanya Rp5.000 saja. Harga tiket ini berlaku sama baik untuk hari biasa maupun akhir pekan.

Baca: Situ Patenggang Tiket & Daya Tarik Wisata

Jam Buka Gedung Sate

Wisatawan bisa datang ke objek wisata ini setiap hari. Gedung ini terbuka untuk umum mulai dari pagi 09.30 sampai sore hari pukul 16.00.

Aktivitas Wisata dan Wahana

Selain keunikan gedung, menara dan ornamennya, keindahan Gedung Sate semakin lengkap dengan taman-taman luas. Banyak wisatawan yang berkali-kali berkunjung karena menyukai aspek wisatanya. Gedung ini juga menyimpan cerita sejarah perjuangan bangsa dalam mempertahankan kemerdekaan.

Ikon Simbol Tusuk Sate

Bentuk 'tusuk sate' pada puncak menara sentralnya
Dengan ciri khas bentuk atap menyerupai ‘tusuk sate’ pada puncak menara sentralnya, Gedung Sate telah lama menjadi penanda Kota Bandung. Foto : Instagram/ak3ru

Sebutan Gedung Sate dipakai masyarakat Bandung dan sekitarnya sejak 1960-an hingga sekarang. Hal tersebut karena bentuk atap menyerupai ‘tusuk sate’ pada puncak menara sentralnya. Dengan ciri khas tersebut, gedung ini telah lama menjadi penanda Kota Bandung yang terkenal ke seluruh Indonesia.

Material ornamen sate (versi lain menyebutkan jambu air atau melati) berbahan perunggu berwarna hijau. Konon, keenam ornamen melambangkan modal awal pembangunan gedung pusat pemerintahan tersebut. Pemerintah Hindia-Belanda menghabiskan biaya sebesar enam juta gulden.

Dengan keunikan simbol tersebut, menjadi daya tarik wisatawan untuk berfoto berlatar ikon Bandung ini.

Gedung Putih Bandung

area gedung sate dan lapangan gasibu
Gedung ini merupakan ikon kota Bandung sekaligus gedung pemerintahan dan kantor Gubernur Propinsi Jawa Barat. Foto : Instagram/ervinerwin

Gedung Sate beralih fungsi menjadi pusat pemerintahan Jawa Barat sejak 1982. Layaknya bangunan-bangunan pusat pemerintahan berbagai ibukota negara, gedung ini pun berdiri di tengah kompleks hijau. Satu persamaan lainnya yaitu gedung ini memiliki menara sentral megah.

Wisatawan mungkin sungkan masuk ke dalam kompleks kawasan Gedung. Hal tersebut karena peruntukannya sebagai Kantor Gubernur Jawa Barat. Kesan pertama saat memasuki bagian dalam gedung, wisatawan seolah berada di sebuah istana indah nan megah.

Saat akhir pekan, kawasan ini terbuka untuk umum dan wisatawan dapat menjelajahi areanya dalam skala terbatas. Seperti halnya Gedung Putih, Amerika Serikat yang terbuka untuk umum dan menjadi destinasi wisata. Pemerintah Provinsi Jawa Barat pun memugar, mempercantik menara, dan membuka Gedung Sate untuk publik.

Baca: Peta Park Bandung Tiket & Aktivitas

Memasuki Halaman dan Berfoto

Bagian depan Gedung Sate yang sering dijadikan latar berfoto wisatawan yang datang ke kota Bandung
Bagian depan gedung yang sering menjadi latar berfoto wisatawan yang datang ke kota Bandung.
Foto : Instagram/dewi_ai

Saat mengunjungi Bandung, wisatawan tidak akan melewatkan untuk berfoto di depan Gedung Sate. Pada hari libur dan akhir pekan, wisatawan boleh memasuki dan berfoto di halamannya.

Sebagai bangunan yang menjadi landmark kota Bandung, menjelajahi bagian luar gedung pun sangat menarik. Terlebih bangunan Kantor Gubernur Jawa Barat hasil perpaduan arsitektur Eropa dan Indonesia ini sangat megah. Dilengkapi taman di sekelilingnya, menjadi daya tarik bagi wisatawan, baik domestik maupun mancanegara.

Di akhir pekan, halaman gedung menjadi tempat untuk bersantai, menikmati udara segar. Banyak juga yang berolahraga, berlari-lari kecil mengitari lapangan, dan menikmati jajanan kaki lima di sekitarnya. Lokasi ini sering menjadi lokasi shooting video klip musik, berfoto keluarga, swafoto hingga pranikah.

Menjelajahi Keunikan Arsitektur

Taman di sekitar area gedung sate
Dengan pohon-pohon rimbun, kompleks Gedung Sate sering sebagai tempat berjalan-jalan, bersantai, atau lokasi pemotretan. Foto : Instagram/kangdamz

Awalnya pendirian Gedung Sate sebagai pusat Pemerintahan Hindia-Belanda yang saat itu ibu kotanya berada di Bandung. Yang beroperasi pada tahun 1920 – 1924, gedung megah ini rancangan arsitek muda Belanda, J. Gerber. Pembangunannya melibatkan sekitar 2.000 pekerja, termasuk 150 pemahat batu dan pengukir kayu dari Canton, Cina.

Desainnya perpaduan tradisional Indonesia dengan teknik konstruksi barat atau Indo-Eropeesche architectuur Stijl (gaya arsitektur Indo-Eropa). Untuk jendela, bertema Moorish Spanyol, dan bangunannya adalah Rennaisance Italia yang anggun, megah dan monumental. Sedangkan menara beratap susun seperti Meru di Bali atau atap Pagoda dengan fasade depan berornamen tradisional.

Luas kawasannya sekitar 27.990 m² dan luas gedung  kurang lebih 10.877 m². Dengan pohon-pohon rimbun, kompleks pemerintahan ini sering menjadi tempat untuk berjalan-jalan, bersantai, atau lokasi pemotretan.

Menyusuri Bagian Dalam Gedung

Gedung Sate terdiri dari 4 lantai berbentuk bangunan persegi panjang. Bangunannya membentang dari selatan ke utara, dan bersumbu lurus ke tengah-tengah Gunung Tangkuban Parahu. Sayap timur merupakan Kantor Pusat Pos dan Giro, sedangkan sayap barat merupakan gedung DPRD.

Lantai dasar merupakan basement yang terhubung lorong-lorong dengan ruang-ruang kantor serta musala. Lantai pertama merupakan pintu masuk utama dengan reception hall, mengarah pada ruang upacara resmi. Pilar-pilar kokoh mengisi dengan dekorasi karpet beludru berwarna hijau, serta lampu hias mewah.

Lantai dua berisi ruang kerja Gubernur Jawa Barat, tiga wakilnya, serta sekretaris daerah. Wisatawan dapat melihat ruangan diorama yang memajang foto-foto gubernur dan para pejabat DPRD. Ruangan yang didesain serba kayu ini juga memajang alat-alat kesenian tradisional Jawa Barat.

Menikmati Panorama di Teras Kopi

menikmati kopi di teras atas gedung sate
Dari Teras kopi di menara Gedung Sate, wisatawan dapat merasakan udara serta panorama Kota Bandung dan pegunungan yang mengelilinginya. Foto : Instagram/ruli_tv

Di lantai teratas gedung terdapat menara yang terdapat ‘Teras Kopi’. Untuk menuju tempat ini, wisatawan harus menaiki menaiki tangga kayu atau menggunakan lift.

Teras kopi berbentuk layaknya kafe-kafe terkenal di Kota Paris dengan berbatas dinding-dinding berkaca. Dari sini wisatawan dapat merasakan udara serta panorama Kota Bandung dan pegunungan yang mengelilinginya. Tersaji juga pemandangan Lapangan Gasibu dan Monumen Perjuangan Jawa Barat berlatar Gunung Tangkuban Parahu.

Di puncaknya, wisatawan dapat melihat suasana apik tempat terpajangnya hasil-hasil pembangunan di Jawa Barat. Tempat ini juga sering untuk menjamu para wisatawan Gedung Sate. Terdapat juga teleskop tua untuk melihat lebih detail pegunungan di sisi utara Bandung.

Baca: Kawah Putih Tiket & Daya Tarik

Mencoba Smart Museum Gedung Sate

smart museum
Teknologi yang menyajikan informasi melalui grafis menjadi daya tarik atraksi Museum Gedung Sate Bandung. Foto : Instagram/lastibelievita

Museum Gedung Sate terletak di sayap timur basement dengan luas 500 m2. Museum ini membahas arsitektur Gedung Sate dalam tiga segmen, yaitu prolog, eksplorasi, dan kontemplasi. Bertema sejarah, wisatawan akan merasakan sensasi teknologi digital yang interaktif.

Teknologi seperti layar sentuh yang menyajikan informasi melalui grafis menjadi daya tarik atraksinya. Museum ini memberikan keleluasaan untuk penggalian informasi melalui audio visual, gambar-gambar, dan maket. Mampu menyedot antusiasme wisatawan, rekor kunjungan menembus angka 1.200 orang dalam satu hari.

Museum buka setiap hari pukul 09.30-16.00 WIB, kecuali Senin dan hari besar nasional libur. Peresmiannya tanggal 8 Desember 2017, museum ini memajang foto-foto pembangunan Gedung Sate tahun 1920. Selain itu wisatawan juga dapat mengetahui susunan material untuk membangun gedungnya.

Wahana Virtual Reality Balon Udara

wahana virtual reality di gedung sate
Wahana Virtual Reality yang tersedia di Museum Gedung Sate membuat wisatawan seolah-olah menaiki balon udara mengelilingi area Gedung. Foto : Instagram/ninairnaanggita

Di dalam Museum Gedung Sate, wisatawan dapat menikmati Konsep smart museum memanfaatkan kemajuan teknologi. Seperti Interactive 3D Scale Model, Interactive Glass Display, Hologram, dan Wall Video Mapping. Pemanfaatan Augmented Reality pun membuat wisatawan seolah-olah terlibat pada pengerjaan pembangunan Gedung bersejarah ini.

Wahana Virtual Reality yang tersedia membuat wisatawan seolah-olah menaiki balon udara mengelilingi Gedung Sate. Wisatawan juga dapat menikmati Architarium (TV 270º), Interactive Floor Display, dan Interactive Picture Frame. Virtual Reality Balon Udara tidak untuk wisatawan dengan kelainan jantung, vertigo, dan darah tinggi.

Ada juga display yang mengupas desain pilar, hingga eksterior dan interior Gedung Sate. Setiap sudut museum juga menjadi pojok swafoto karena interior Museum ini menarik sebagai latarnya. Diorama Gubernur Ahmad Heryawan dan Deddy Mizwar pun menjadi spot favorit wisatawan untuk berfoto.

Baca: D’Dieuland Bandung Tiket & Aktivitas

Mengenang Jasa Pahlawan lewat Prasasti

Di halaman gedung, wisatawan dapat menjumpai monumen untuk mengenang gugurnya tujuh pemuda. Pada masa mempertahankan kemerdekaan, tentara sekutu menyerbu kota Bandung saat agresi militer Belanda. Senin, 3 Desember 1945, terjadi serbuan tentara Gurkha yang ditunggangi Inggris dan Belanda. Gurkha yang mahir menggunakan pisau dari Nepal menjadi tentara kontrak Hindia Timur Britania.

Meskipun berhasil mempertahankan Gedung Sate, para pejuang harus kehilangan nyawa tujuh pemuda. Sebagai penghargaan, dibangunlah monumen peringatan berupa prasasti pada 31 Agustus 1952. Prasasti batu itu terletak di halaman depan sejajar pintu masuk yang sekelilingnya berupa taman dan air mancur.

Alamat Gedung Sate

Landmark kota Bandung ini terletak di Jalan Diponegoro No. 22 Kelurahan Cihaurgeulis, Kecamatan Coblong, Kota Bandung. Aksesnya bisa melalui jalan raya dengan kondisi baik mengendarai kendaraan pribadi. Dapat juga menggunakan kendaraan angkutan umum dan bus yang banyak melewati kawasan ini.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan berkomentar
Silakan masukkan nama Anda di sini