DAGO PAKAR Tiket Terjangkau Wisata Alam Lengkap - Oktober 2024

Dago Pakar Bandung

Alamat: Jalan Ir.H. Juanda No.497A, Coblong, Bandung, Jawa Barat, Indonesia, 40135
  • Harga Tiket Masuk: Rp12.000
  • Jam Buka: 08:00 - 17:00 WIB
  • Nomor Telepon: -

Bandung identik dengan kawasannya yang sejuk, dan Dago Pakar adalah salah satunya. Dago Pakar merupakan kawasan wisata alam, yang mana aslinya bernama Taman Hutan Raya Ir. H. Djuanda. Di sini, wisatawan dapat menyaksikan berbagai jenis tanaman. Lokasinya yang teduh serta sejuk, membawa kedamaian tersendiri bagi pengunjung.

Tak hanya tanaman, di sini juga terdapat tempat bersejarah seperti Gua Belanda dan Gua Jepang. Alam di sini juga indah, terbukti dengan adanya air terjun seperti Curug Dago, Curug Omas, dan Curug Lalay. Selain itu, ada juga Bukit Bintang dan berbagai cafe serta restoran yang menarik dikunjungi. Berkunjung ke Dago Pakar, wisatawan tak hanya mendapatkan wisata alam, tapi juga sejarah dan kekinian.

Harga Tiket Masuk Dago Pakar

Untuk masuk ke kawasan hutan di Dago Pakar dikenakan tiket khusus.

Harga Tiket Masuk
Tiket masukRp12.000

Baca: KIARA ARTHA PARK Tiket Masuk, Aktivitas & Atraksi

Jam Buka Dago Pakar

Kawasan Tahura Dago Pakar buka dari pagi hingga sore hari. Hingga saat ini, wisatawan belum dapat berkemah di kawasan hutan tersebut. Jadi, manfaatkan waktu di pagi hingga sore hari untuk menikmatinya.

Jam Operasional
Setiap hari08:00 – 17:00 WIB

Mengenal Hutan Dago Pakar yang Sejuk

Taman Hutan Raya Ir. Djuanda
Taman Hutan Raya Ir. Djuanda. Foto: Gmap/Hentje Alvy Pongoh

Dago Pakar merupakan kawasan hutan lindung terbesar yang menurut sejarah dibuat oleh pemerintah Belanda. Nama aslinya adalah Hutan Lindung Gunung Pulosari, yang berdiri pada tahun 1912 silam. Pembuatan hutan lindung ini bersamaan dengan pembangunan terowongan penyadap aliran sungai. Yaitu Sungai Cikapundung, dan kini terkenal dengan Goa Belanda.

Pada tahun 1985, pemerintah Indonesia menetapkan kawasan ini untuk menjadi lokasi wisata. Kemudian lokasi ini mendapat nama Taman Hutan Raya Ir. Juanda. Nama Juanda sebagai bentuk penghargaan pada pahlawan nasional. Dan sosok Ir. Juanda diabadikan dalam sebuah patung yang ada di hutan ini.

Kini, kawasan hutan lindung semakin terkenal dengan nama Hutan Dago Pakar. Suasana hutan di sini begitu sejuk, berbagai pohon yang tumbuh menambah asri dan teduh tempat ini. Ada Pohon Pinus Meksiko, Cedar Hondura, hingga Mahoni Uganda. Pepohonan ini menjadi rumah berbagai burung, yang kicaunya memberi musik unik tersendiri.

Baca: DUSUN BAMBU Lembang Tiket & 8 Aktivitas Pilihan

Berkunjung ke Goa Jepang

Pada tahun 1942, berdiri sebuah gua di kawasan Dago Pakar. Gua ini adalah Gua Jepang, yang dulunya menjadi tempat persembunyian tentara Jepang. Lokasinya berjarak sekitar 600 meter dari pintu masuk Dago Pakar. Panjang dari gua kurang lebih 70 meter, yang juga sebagai benteng pertahanan Jepang.

Gua ini memiliki empat pintu yang saling berhubungan, kecuali pintu kedua. Pintu kedua sendiri sengaja tidak terhubung karena hanya sebagai pengecoh musuh. Selain itu, ada juga kamar sejumlah empat ruangan sebagai tempat istirahat panglima tentara Jepang. Dan setelah Jepang meninggalkan Indonesia, gua ini menjadi tidak terawat dengan banyaknya semak belukar.

Pada tahun 1965, gua Jepang ini kembali ditemukan dan dibersihkan. Yang mengejutkan adalah terdapat senjata dan amunisi lengkap milik tentara Jepang. Kini, Gua Jepang dapat dikunjungi wisatawan dengan bebas. Tapi biasanya, wisatawan hanya berfoto di bagian luar gua saja, karena pintu masuk cukup sempit.

Baca: KEBUN BINATANG Bandung Harga Tiket & Atraksi Satwa

Mengunjungi Sisa Sejarah di Gua Belanda

Pintu Gua Belanda
Pintu Gua Belanda. Foto: Gmap/cep budhi darma

Berjarak kurang lebih 400 meter dari Gua Jepang, terdapat Gua Belanda. Usia gua ini lebih tua satu tahun dibanding Gua Jepang, karena berdiri pada 1941. Ukuran Gua Belanda lebih luas dari Gua Jepang, dan kondisinya juga lebih baik. Gua Belanda pernah mengalami renovasi beberapa kali, sehingga wisatawan juga berani masuk ke dalamnya.

Pembangunan Gua Belanda ini dulunya sebagai terowongan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Bengkok. Setelah itu, gua berfungsi sebagai pusat komunikasi rahasia tentara Belanda. Pernah juga gua ini menjadi tempat penyimpanan mesiu. Dan kini terbuka untuk umum sebagai tempat wisata.

Penampakan dari luar, terdapat sebuah lubang sebagai pintu masuk yang dicat berwarna putih. Lengkap dengan pintu untuk menutup berwarna hijau terbuat dari besi. Bangunan di dalamnya juga masih tampak kuat, dengan dinding yang utuh tanpa lubang. Tampak jika bangunan ini dirawat dengan baik oleh pengelola.

Baca: ALUN-ALUN BANDUNG 5 Daya Tarik Wisata

Mengagumi Tingginya Curug Omas

Curug Omas yang Tinggi Menawan
Curug Omas yang Tinggi Menawan. Foto: Gmap/Richard Sagala

Berjalan memasuki kawasan hutan, terdapat air terjun yang tidak boleh terlewatkan, yaitu Curug Omas. Curug ini terletak di aliran Sungai Cikawari. Tinggi air terjun ini yaitu 30 meter, yang langsung turun ke dalam kolam. Kolam di sini memiliki kedalaman sekitar 10 meter.

Keunikan dari air terjun ini, wisatawan dapat menyaksikan pemandangan dari atas air terjun. Karena tepat di atas curug, terdapat sebuah jembatan sebagai lintasan pengunjung. Dari jembatan ini, wisatawan dapat menyaksikan keindahan air terjun dari sudut berbeda. Serta menyaksikan pertemuan aliran Sungai Cigulun dan Cikawari, yang membentuk aliran Sungai Cikapundung Hulu.

Baca: DAGO DREAM PARK Tiket & 10 Wahana Terbaik

Curug Dago dan Prasasti Kerajaan Thailand

Curug Dago dan Prasasti Kerajaan Thailand
Curug Dago dan Prasasti Kerajaan Thailand. Foto: Gmap/Dent Yoel

Air terjun selanjutnya adalah Curug Dago, yang berada pada ketinggian 800 mdpl. Tinggi air terjun ini adalah 12 meter, yang terbentuk dari aliran Sungai Cikapundung. Air terjun ini terbilang sempit, tidak selebar Curug Omas. Dengan kolam di bawahnya yang tenang, karena berpagar bebatuan.

Uniknya curug ini adalah adanya peninggalan sejarah Kerajaan Thailand. Di mana terdapat batu prasasti peninggalan Raja Rama V dan Raja Rama VII. Peninggalan ini diberikan ketika sang raja berkunjung pada tahun 1818. Dengan alasan Raja begitu mengagumi keindahan Curug Dago.

Curug Lalay tempat Tinggal Kelelawar

Satu lagi curug yang memiliki ketinggian 30 meter, adalah Curug Lalay. Di dekat air terjun ini terdapat sebuah gua yang dihuni oleh banyak kelelawar. Sehingga disebut dengan nama “Curug Lalay”, dimana “lalay” berarti “kelelawar”.

Pemandangan air terjun ini begitu indah, dengan pepohonan yang tumbuh tinggi dan rimbun. Wisatawan dapat berfoto sembari menikmati kesejukan udara di sekitar air terjun.

Lokasi Dago Pakar Bandung

Kawasan wisata alam ini beralamat di Jalan Ir.H. Juanda No.497A, Dago, Kecamatan Coblong, Kota Bandung.

Ulasan Pembaca

4.4 - 21 Pembaca

Berikan Nilai

Harga dapat berubah sewaktu-waktu terutama pada saat peak season seperti Hari Raya Lebaran, Musim Liburan serta Natal dan Tahun Baru. Oleh karena itu ada baiknya pembaca langsung menghubungi kontak tempat wisata atau akomodasi terkait. Meskipun begitu kami juga secara berkala melakukan pembaruan harga.
Bagikan konten ke:

Berikan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *