KAMPUNG NAGA Wisata Desa Asri & Asli April 2024

  • Harga Tiket Masuk Kampung Naga: SEIKHLASNYA - Rp300.000
  • Jam Buka: 08.00 - 18.00
  • Nomor Telepon: +6282130744078
  • Alamat: Neglasari, Salawu, Tasikmalaya, Jawa Barat, Indonesia, 46471

Pernah merencanakan untuk menyingkir dari kehidupan perkotaan yang ramai? Atau ingin liburan berfaedah yang sarat edukasi? Kedua pertanyaan tersebut bisa dijawab oleh sebuah tempat bernama Kampung Naga di Tasikmalaya.

Kampung ini bukanlah tempat hunian hewan magis, melainkan salah satu kampung adat yang dimiliki oleh Jawa Barat. Meski bukan objek wisata, namun area pedesaan ini banyak mengundang perhatian wisatawan yang tertarik pada kehidupan tradisional yang sarat akan budaya serta penghormatan terhadap alam.

Harga Tiket Masuk Kampung Naga

Tidak ada tiket masuk yang diberlakukan. Pengunjung dapat memasuki kampung ini secara cuma-cuma, syaratnya hanya wajib lapor pada petugas keamanan yang berjaga. Sangat disarankan untuk berkunjung menggunakan paket tur wisata dan pemandu yang berasal dari warga lokal.

Jenis TiketHarga
Tiket MasukSEIKHLASNYA
PemanduRp150.000
NarasumberRp300.000
Parkir Motor / MobilRp3.000 / Rp10.000
Parkir Elf / Mini BusRp15.000 / Rp25.000
Parkir BusRp40.000
Harga Tiket Masuk Kampung Naga

Baca: Curug Dengdeng Tasikmalaya Tiket Masuk & Aktivitas

Jam Buka Kampung Naga

Desa wisata ini terbuka untuk umum setiap hari dari jam 8 pagi sampai jam 6 sore. Pada tanggal tertentu, diadakan Hajat Sasih yang dapat disaksikan oleh pengunjung.

Pesona Kampung Naga

Suasana Kampung Naga
Suasana Kampung Naga yang dikelilingi oleh keadaan alam yang masih asri dan terjaga – Foto: Google Maps/Ahmad Nurkhin

Baca: Taman Wisata Karang Resik Tiket Masuk & Wahana

Kampung Naga adalah kampung adat yang berada di Tasikmalaya, Jawa Barat. Lokasinya hanya sekitar 30 kilometer dari pusat Kota Tasikmalaya. Nama “Naga” berasal dari kata “nagawir” yang berarti “menggantung”. Ini karena posisinya yang berada di lembah dan tampak seolah menggantung di bukit.

Desa ini memang bukan objek wisata secara resmi, namun tidak pernah sepi dari kunjungan wisatawan. Kehidupan bermasyarakat yang serba sederhana membuat banyak wisatawan, terutama dari kota, tertarik untuk berkunjung. Di sini, wisatawan dapat melihat secara langsung bagaimana kearifan warga serta budaya yang hidup di dalamnya.

Kampung di Lembah Bukit

Tangga menurun
Tak kurang dari 400 anak tangga harus dilewati untuk bisa sampai ke Kampung Naga – Foto: Google Maps/Christian Andrianto

Baca: DARAJAT PASS Garut Tiket Masuk & Aktivitas

Kampung Naga adalah area permukiman adat yang menempati kawasan lembah. Kampung ini berada di atas lahan seluas 1,5 hektar. Untuk mencapainya, wisatawan harus menuruni tangga berjumlah lebih dari 400 buah. Tangga ini terbuat dari batu alam sehingga aman untuk dilalui meski perjalanan menurun yang cukup panjang.

kampung naga Dikelilingi hutan dan sawah
Penduduk selain menjaga juga menghormati alam di sekitarnya – Foto: Google Maps/Eko Wahyudi

Baca: Ampera Waterpark Tasik Tiket Masuk & Wahana

Dari atas sudah terlihat sekumpulan bangunan dengan atap berwarna seragam. Permukiman ini diapit oleh area hutan yang masih alami karena larangan untuk mengunjunginya. Hutan di sisi timur dibatasi oleh aliran Sungai Ciwulang yang jernih.

Sebelah utara dan selatan terdapat hamparan sawah. Sawah ini berbentuk terasering dan salah satu sumber pangan serta mata pencaharian sebagian besar warga. Udara di sini sangat bersih karena hampir tidak ada emisi karbon di kawasan ini.

Sederhana dalam Tradisi

Jajaran rumah penduduk
Jajaran rumah penduduk yang terbuat dari bilik bambu dan atas ijuk sederhana – Foto: Google Maps/Bhekti Lestari

Baca: TEEJAY Waterpark Tiket Masuk & Wahana

Kampung Nada disebut sebagai kampung adat karena warganya setia menjalankan adat istiadat. Budaya yang terjaga ini meliputi berbagai aspek, mulai dari bangunan hingga kebiasaan tertentu. Inilah salah satu daya tarik Kampung Naga sehingga tidak pernah sepi dari kunjungan wisatawan.

Jumlah rumah dan bangunan yang ada di kampung ini selalu sama sejak dulu hingga kini, yaitu 111 buah. Tidak boleh ada bangunan yang dibuat dari tembok semen atau batu-bata. Di sini, seluruh bangunan terbuat dari bilik bambu, papan kayu, atap daun nipah atau ijuk, serta bahan-bahan alami lainnya. Setiap rumah juga hanya memiliki satu pintu di depan dan tidak dilengkapi dengan perabotan seperti meja dan kursi di dalamnya.

Bale dan toilet di kampung naga tasikmalaya
Toilet tidak boleh dibangun di dalam rumah, sehingga sengaja dibuat di luar dan selalu berada di atas kolam – Foto: Google Maps/bayu arif

Baca: Bukit Kacapi Tasikmalaya Lanskap Hijau Pegunungan Memukau

Di samping itu, Kampung Naga juga tidak menggunakan listrik dan gas sama sekali untuk hidup sehari-hari. Untuk penerangan, masyarakat memanfaatkan lampu minyak dan cahaya alami matahari. Keperluan memasak pun dilakukan dengan tungku.

Seluruh penduduk merupakan penganut Islam. Pada waktu-waktu tertentu, diadakan acara Hajat Sasih, sebuah ritual adat untuk berdoa pada leluhur. Pemandangan pelaksanaan ritual ini bisa disaksikan juga oleh para wisatawan asalkan tidak mengganggu berlangsungnya acara.

Pantangan dan Larangan

Selain adat istiadat, masyarakat juga memiliki tradisi dan pantangan tertentu. Tradisi ini harus dipatuhi tidak hanya oleh warga asli, tetapi juga tamu yang berkunjung. Salah satunya adalah larangan memutar musik. Di desa ini, tidak boleh ada musik selain yang berasal dari alat musik tradisional asli setempat.

Di samping itu, ada juga larangan untuk memasuki hutan yang ada di sekitar area perkampungan. Di dalam kampung pun terdapat bangunan tertentu yang tidak boleh dimasuki atau bahkan difoto oleh wisatawan. Seluruh pantangan ini harus dipatuhi demi terjaganya ketenteraman.

Berdampingan dengan Alam

Penduduk menjamu para wisatawan
Wisatawan yang datang akan disambut dengan ramah oleh penduduk Kampung Naga – Foto: Google Maps/miptahul ulum

Ketenangan yang bisa didapatkan di sini adalah daya tarik utama bagi wisatawan. Bermalam sini akan memberikan pengalaman berlibur yang sangat berbeda dari rekreasi lainnya. Untuk menginap, wisatawan harus meminta izin pada petugas atau warga setempat.

Wisatawan bisa ikut serta mencicipi kehidupan sehari-hari warga Kampung Naga yang sederhana. Waktu malam hari yang hening dan minim penerangan hanya akan terisi oleh suara alam. Suara dedaunan, aliran air, dan semilir angin pegunungan jadi teman yang akan menenangkan.

Fasilitas Kampung Naga

Pengunjung memilih suvenir yang tersedia di kampung naga
Wisatawan dapat berkontribusi pada keberlangsungan desa wisata ini dengan membeli suvenir hasil karya penduduk kampung asli – Foto: Google Maps/Handi Nurpalah

Pengunjung yang datang menggunakan kendaraan harus parkir di area di atas tebing yang sudah disediakan. Jalan masuknya berupa pos jaga keamanan diikuti rangkaian anak tangga menuju lembah. Fasilitas umum seperti masjid dan warung cemilan tersedia di kampung ini.

Pengunjung yang datang dalam rombongan biasanya dijamu dengan masakan buatan warga. Bagi pengunjung yang ingin bermalam, warga menyediakan rumahnya sebagai tempat homestay. Ada juga toko suvenir yang menjajakan hasil karya penduduk.

Lokasi Kampung Naga

Desa wisata ini terletak di Desa Neglasari, Kecamatan Salawu, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat. Jalan masuknya berada di pinggir jalan raya, sehingga tidak sulit untuk dicari. Wisatawan bisa menggunakan kendaraan roda dua atau roda empat.

Berikan Rating

4.6 - 10 Pembaca

Berikan Nilai

Harga dapat berubah sewaktu-waktu terutama pada saat peak season seperti Hari Raya Lebaran, Musim Liburan serta Natal dan Tahun Baru. Oleh karena itu ada baiknya pembaca langsung menghubungi kontak tempat wisata atau akomodasi terkait. Meskipun begitu kami juga secara berkala melakukan pembaruan harga.
Bagikan konten ke:

Berikan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *