Museum Kailasa Dieng
Harga Tiket Masuk: Rp5.000Jam Buka: 07.30 - 16.00Nomor Telepon: -Alamat: Karangsari, Dieng Kulon, Batur, Banjarnegara, Jawa Tengah, -Budaya dan sejarah Indonesia sangat kaya dan beragam, serta begitu menarik untuk dipelajari. Tidak hanya sejarah penjajahan saja, tapi juga sejarah kerajaan yang berjaya pada masa lalu. Hal ini terbukti dengan peninggalan-peninggalan kerajaan yang masih lestari dan sering ditemukan di pemukiman. Benda sejarah ini tersimpan dalam museum, salah satunya adalah Museum Kailasa Dieng.
Museum Kailasa Dieng menjadi pelindung bagi temuan-temuan benda bersejarah yang ditemukan dimanapun. Tidak hanya itu, museum itu tidak menyajikan benda bersejarah saja. Tapi juga wisata lain yang menarik diikuti, seperti menonton film sejarah. Semua dapat dinikmati di Museum Kailasa Dieng, dan wisatawan pun akan dibuat takjub ketika mengunjunginya.
Harga Tiket Masuk Museum Kailasa Dieng
Objek wisata ini dapat dinikmati oleh semua kalangan. Karena harga tiket masuknya sangatlah terjangkau. Tak peduli hari libur atau tidak, harga tiketnya tetap sama.
Harga Tiket Masuk | |
Tiket masuk | Rp 5.000 |
Baca: 8 Tempat Wisata Terbaik di Dieng
Jam Operasional
Objek wisata ini buka dari pagi hingga sore hari. Namun disarankan, datanglah lebih awal. Karena banyak sekali informasi yang dapat dipahami dan tidak bisa dilakukan dalam waktu cepat. Apalagi jika berencana untuk menonton film, sebaiknya datang mulai pagi.
Jam Operasional | |
Setiap hari | 07.00-16.00 WIB |
Menikmati Waktu Luang dengan Berkunjung ke Museum Kailasa Dieng
Dieng menjadi salah satu tempat wisata favorit di Indonesia. Setiap tahunnya, Dieng selalu ramai dikunjungi wisatawan. Terlebih, dengan adanya festival musik dan festival budaya tahunan yang sangat menarik kunjungan wisatawan. Terlepas dari itu semua, Dieng menjadi tempat dengan beragam wisata, terutama wisata sejarahnya.
Museum Kailasa Dieng menjadi salah satu bukti wisata sejarah Dieng yang wajib dikunjungi sebelum mengeksplor alamnya. Di sini, wisatawan dapat melihat sejarah, catatan kehidupan masyarakat, budaya, hingga flora dan fauna. Museum ini sendiri terdiri dari dua bangunan di lahan seluas 560 meter. Yang berdiri pertama kali pada tahun 1984.
Baca: Dataran Tinggi Dieng Tiket & Area Wisata
Bangunan museum layaknya bangunan rumah pada umumnya, dengan atap genteng berbentuk Joglo. Plang nama museum ini juga dibuat dari batu hitam seperti halnya candi. Pemandangan sekitar dari bangunan pun begitu indah. Hijaunya rerumputan serta perbukitan dan pepohonan di berbagai penjuru turut menjadi pemandangan yang indah.
Bangunan Pertama Museum Kailasa Dieng
Museum ini terbagi menjadi dua bangunan. Di bangunan pertama, wisatawan akan menemui berbagai benda yang berhubungan dengan candi. Seperti mala, arca, makara, atap candi atau kemuncak, lingga dan yoning, tungku untuk sesaji. Ada juga nandi, yaitu tunggangan Dewa Syiwa dan Dewi Durga dengan tubuh singa berkepala sapi.
Ada juga batu penutup, mahakala, makhluk khayangan yang disebut kinara kinari, serta Siva Trisirah. Siva Trisirah ini dikenal juga dengan Dewa Syiwa yang memiliki tiga wajah. Benda-benda yang ada di sini adalah bagian dari candi-candi di sekitar Dieng. Museum inilah yang menjadi tempat berlindung bagi benda-benda bersejarah tersebut.
Baca: Telaga Warna Dieng Tiket & Pesona
Pasalnya, terkadang benda-benda ini tidak ditemukan posisinya di suatu candi. Sehingga lebih baik disimpan di museum untuk alasan pelestarian dan tentu keamanan. Karena tak sedikit oknum yang mengincar bangunan candi ini untuk dijual. Bahkan ada juga yang mengambilnya untuk tujuan suatu ritual.
Menjelajah Bangunan Kedua Museum Kailasa Dieng
Bangunan kedua adalah bangunan yang lebih baru dari bangunan yang pertama. Diresmikan pada 28 Juli 2008 oleh Jero Wacik, saat itu menjabat Menteri Kebudayaan dan Pariwisata. Di sini, wisatawan akan menjumpai koleksi yang lebih beragam. Tidak hanya koleksi benda-benda dari bagian candi saja.
Dimana wisatawan dapat menyaksikan sejarah terbentuknya Dieng. Tepatnya setelah letusan Gunung Prau Tua, serta sistem kepercayaan masyarakat Dieng. Ada juga sumber batu andesit, yang merupakan batu untuk pembuatan candi.
Baca: Bukit Sikunir Dieng Tiket & Aktivitas Seru
Di bangunan ini jugalah wisatawan dapat menonton film tentang Dieng. Yang menceritakan cerita keseharian masyarakat Dieng yang begitu unik. Bahkan, wisatawan juga dapat mengetahui sejarah dan budaya anak rambut gimbal. Serta upacara pemotongan rambut gimbal yang begitu unik dan tak lekang oleh zaman.
Penemuan Sisa-Sisa Candi
Keberadaan candi yang ada di Dieng memang sudah ada sejak zaman dahulu. Sudah dilakukan pembersihan puing dan penataan ulang sehingga kini menjadi tempat wisata yang nyaman. Namun siapa sangka, hingga kini di sekitar Dieng masih ditemukan peninggalan sisa-sisa candi. Seperti halnya arca dengan berbagai bentuk, yang ditemukan di wilayah Dieng.
Bulan Januari 2020 lalu, terdapat penemuan Arca Ganesha yang menjadi salah satu bagian dari candi. Arca ini ditemukan di kebun kentang milik warga Dieng Wetan. Lokasi penemuannya hanya berada di kedalaman 50 centimeter. Yang mana, arca itu kemudian ditempatkan di Museum Kailasa Dieng.
Baca: Gardu Pandang Tieng Tiket & Aktivitas
Dikatakan bahwa Arca Ganesha ini adalah arca terbesar yang pernah ditemukan di Dieng. Bahkan, evakuasi arca ini melibatkan hingga 30 orang. Ini merupakan penemuan berharga ke sekian kalinya di Dieng. Yang mana tentunya benda bersejarah ini harus segera diamankan.
Lokasi Museum Kailasa Dieng Dieng
Museum ini berlokasi di komplek candi-candi Dieng. Tepatnya di Karangsari, Desa Dieng Kulon, Kecamatan Batur, Kabupaten Banjarnegara. Jadi setelah mengunjungi museum, wisatawan dapat lanjut mengunjungi candi-candi di Dieng.