Kraton Gunung Kawi
Alamat: Area Gn. Pitrang, Balesari, Ngajum, Malang, Jawa Timur, Indonesia, 65164- Harga Tiket Masuk: Rp10.000
- Jam Buka: 07.00 - 16.00
- Nomor Telepon: -
Kraton Gunung Kawi salah satu tempat yang terkenal di Kabupaten Malang. Tak hanya bagi warga Malang, namun warga dari daerah lain pun mengenal tempat ini. Karena tempat ini tak hanya sebagai objek wisata saja. Melainkan juga tempat melakukan ibadah atau ritual.
Dari orang biasa hingga orang terkenal, pernah datang ke tempat ini untuk melakukan ritual. Jika menilik dari sisi wisata, tempat ini memang begitu indah, berbalut hijaunya pepohonan hutan. Ditambah dengan sejuknya udara, menjadikan siapapun akan betah berlama-lama di sini. Yang paling unik, di sini terdapat lima tempat ibadah yang melambangkan kerukunan antar umat.
Harga Tiket Masuk Kraton Gunung Kawi
Objek wisata ini dapat dinikmati dengan harga yang sangat terjangkau. Wisatawan juga tidak dikenakan harga yang berbeda, baik dewasa ataupun anak-anak. Atau di hari biasa maupun hari libur, harga tiket tetap sama.
Harga Tiket Masuk | |
Tiket masuk | Rp10.000 |
Baca: TAMAN LANGIT Malang Tiket & Ragam Spot Foto
Jam Buka Kraton Gunung Kawi Malang
Objek wisata ini dapat buka dari pagi hingga sore hari. Waktu yang tepat tentunya di pagi hari, karena udara masih sangat sejuk. Dan jika berkunjung di hari biasa, objek wisata lebih sepi. Serasa objek wisata milik sendiri dan tidak banyak terganggu dengan lalu lalang wisatawan lain.
Jam Operasional | |
Setiap hari | 07:00 – 16:00 WIB |
Keindahan Alam Kraton Gunung Kawi Malang
Jika berekspektasi menemukan megahnya bangunan keraton, tidak akan didapatkan di objek wisata ini. Kraton Gunung Kawi merupakan sebuah bangunan yang dulunya menjadi tempat pertapaan. Oleh karena itu areanya tidak megah seperti layaknya keraton pada umumnya. Tempat yang terkenal dengan kraton ini merupakan sanggar pemujaan.
Tempat pemujaan ini dulunya digunakan oleh Mpu Sindok untuk bermeditasi. Untuk mencapai tempat ini, wisatawan harus menaiki anak tangga. Di ujung anak tangga terdapat sebuah bangunan yang berfungsi sebagai tempat meditasi. Di mana pada kanan dan kiri bangunan terdapat patung kuda terbang berwarna hitam.
Alam yang menyelimuti objek wisata ini masih sangat asri. Pepohonan yang tumbuh hijau menambah asrinya suasana. Apalagi terdapat pohon-pohon Pinus yang menambah kesejukan. Wisatawan pun tak perlu khawatir kepanasan, karena banyaknya kawasan yang teduh.
Baca: LEMBAH INDAH Malang Tiket & Ragam Aktivitas
Tempat Para Raja Bertapa
Kraton Gunung Kawi berdiri pada tahun 861 Masehi. Hal ini tertulis dalam prasasti batu tulis yang berada di puncak Gunung Kawi. Mpu Sindok membangun kraton ini untuk bertapa. Di mana Mpu Sindok bertapa hingga tubuhnya hilang mencapai moksa.
Karena hal inilah membuat para raja di Nusantara mengikuti apa yang dilakukan Mpu Sindok. Yaitu melakukan pertapaan di Kraton Gunung Kawi. Para raja tersebut pun mengalami pertemuan spiritual dan meminta petunjuk kepada Mpu Sindok. Salah satu raja yang melakukan pertapaan di lokasi ini hingga moksa adalah Prabu Kameswara.
Menurut cerita Prabu Kameswara dan istrinya tinggal selama 3 tahun di kraton ini. Tepatnya pada tahun 1112, dan tiga tahun kemudian beliau meninggal. Yaitu di tahun 1115, hingga tiga tahun tepatnya sang prabu bertapa. Kabarnya, beberapa tokoh Indonesia pun juga pernah mencari ketenangan di objek wisata ini.
Baca: SELECTA MALANG Tiket & 7 Wahana Keren
Objek Wisata Perlambang Kerukunan Umat Beragama
Kraton Gunung Kawi bukan hanya objek wisata ataupun tempat religi saja. Lebih dari itu, tempat ini adalah perlambang dari kerukunan umat beragama. Hal ini terwujud dengan keberadaan 5 tempat ibadah agama di Indonesia. Di mana terdapat masjid, gereja, pura, vihara, serta klenteng.
Hal ini tak lepas dari sejarah Kratin yang dulunya juga menjadi tempat menimba ilmu dengan bimbingan 2 guru. Yaitu Eyang Djoego (Raden Mas Soeryo Koesmono) dan Eyang Iman Soedjono (Raden mas Iman Soedjono). Keduanya menyebarkan agama Islam dan ikut membantu mengusir penjajah di wilayah Gunung Kawi.
Tidak hanya mengajarkan agama, kedua tokoh ini juga mengajarkan ilmu pengetahuan. Walaupun latar belakang keduanya beragama Islam, namun beliau tidak memandang perbedaan ras, suku, agama, bahasa. Terbukti karena murid-murid beliau beragama tidak hanya Islam. Dan guru-guru ini memerintahkan para murid untuk beribadah sesuai agama, serta membangun tempat ibadah masing-masing.
Baca: LEMBAH TUMPANG RESORT Tiket & Wahana
Wisata Para Peziarah
Pengunjung yang datang tidak hanya kalangan wisatawan, tapi juga para peziarah. Di sini Eyang Djoego dan Eyang Iman Soedjono dimakamkan tak jauh dari lokasi kraton. Eyang Djoego wafat pada tahun 1871, sementara Eyang Iman Soedjono wafat pada tahun 1876. Makam keduanya hingga kini masih kerap mendapat kunjungan para peziarah.
Dua tokoh besar ini dianggap berjasa dalam proses akulturasi budaya dan agama. Masyarakat setempat hidup rukun dalam kemajemukan. Dan tentunya, pengunjung yang datang pun tak hanya dari satu kalangan agama saja. Melainkan dari berbagai agama, yang semuanya tampak rukun mengunjungi rumah ibadah masing-masing.
Kepercayaan Keberuntungan dari Pohon Dewandaru
Objek wisata ini begitu unik dan menarik. Tak hanya keberadaan lima tempat ibadah dan asrinya kawasan objek wisata. Tapi juga adanya pohon Dewandaru yang ada di area pemakaman. Pohon ini terkenal juga dengan pohon keberuntungan, atau shian-to (Pohon Dewa).
Pohon ini tidaklah besar, batangnya berkayu namun memiliki cabang yang banyak serta kecil. Tingginya pun hanya beberapa meter, dengan daun yang menyirip dan kecil. Buahnya seperti buah ceremai, namun buah Pohon Dewandaru ini berwarna. Ada yang berwarna merah, kuning, oranye, dan yang muda berwarna hijau.
Para peziarah seringkali menunggu bagian pohon jatuh, baik itu dahan, buah, atau daunnya. Karena menurut kepercayaan, bila menyimpan bagian pohon, akan menambah kekayaan yang menyimpannya. Namun hal ini tak mudah, karena butuh berbulan-bulan untuk menunggu bagian pohon jatuh. Bahkan pihak pengelola telah membatasi kawasan pohon, supaya tidak digoyangkan oleh wisatawan.
Lokasi Kraton Gunung Kawi Malang
Taman ini berlokasi di Area Gn. Pitrang, Desa Balesari, Kecamatan Ngajum, Kabupaten Malang. Jika berangkat dari Kota Malang jaraknya kurang lebih 30 Kilometer. Memakan waktu sekitar 1 Jam berkendara.